tag:blogger.com,1999:blog-3879863856165735322024-03-08T16:11:46.566-08:00Catatan Matakuliah D-2 PerpustakaanCatatan Mata Kuliah Perpustakaanhttp://www.blogger.com/profile/01093849169472739490noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-387986385616573532.post-46714754434187037592012-03-21T23:58:00.007-07:002012-04-09T20:32:15.567-07:00Promosi Jasa Perpustakaan PUST2254<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; text-align: center;"><b><span lang="FI" style="font-size: 14pt;">Matakuliah<br />
Promosi Jasa Perpustakaan<br />
PUST2254</span></b></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white;"><b><span lang="FI" style="font-size: 14pt;">Inisiasi 2<br />
Topik :</span></b><span lang="FI">Pemasaran Informasi Masih Perdebatkan Antara Free dan Fee<br />
<br />
Bacaan ini kami ambil dari Perpusnas 07 juni 2003, agar dapat memperkaya pengetahuan kita sebagai insan yang bergelut dalam bidang perpustakaan. Mudah-mudahan bermanfaat.<br />
<br />
BANDUNG – Keadaan ekonomi dan politik saat ini mengharuskan organiasi non profit semacam perpustakaan dan lembaga informasi untuk mampu membiayai dirinya sendiri agar tetap dapat melayani kebutuhan para penggunananya. Selain itu, tingginya biaya pengadaan informasi juga berdampak pada meingkatnya biaya operasional. Hal ini mengubah paradigma dalam pemberian pelayanan informasi di perpustakaan dan lembaga informasi yang semula free service menjadi fee service, demikian ungkap nis Agustini Damayani, dosen Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran pada seminar nasional pemasaran inforamsi yang diselenggarakan oleh Himpinan Mahasiswa Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan (HIMKA), Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran pada 7 Juni 2003 di Hotel Jayakarta, Jl. Ir. H. Juanda 381A, Bandung.<br />
<br />
Kaitan pemasaran dengan aktivitas kepustakawanan dan informasi menurut Sulistyo Basuki, Guru Besar Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia ialah mengkaji dan menganalisis pasar yang ada,<br />
- mengidentifikasikan kebutuhan pasar,<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
- menganalisis kekuatan dan kelemahan jasa informasi dan perpustakaan,<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
- memahami persaingan,<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
- desain produk dan jasa,<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
- mengupayakan agar pemakai tahu tentang produk dan jasa yang tersedia, dan<br />
- memantau kepuasan pemakai.<br />
Kesiapan pustakawan dalam memasarkan informasi sangat penting. Peraturan pertama pada usaha pemasaran ialah memahami terhadap siapa anda mencoba melayani. Dengan demikian satu dari pertanda prioritas utama bagi mereka yang menyelenggarakan jasa informasi adalah memiliki kemampuan untuk memungkinkan pengguna merasa nyaman karena terpenuhi kebutuhan inforamsinya. Di samping itu, perlu juga kemampuan untuk menyimpulkan kebutuhan mereka yang sebenarnya, ungkap Surya Manjur, Pustakawan Madya pada Pusat Perpustakaan Pertanian dan Penyebaran Teknologi, Bogor menimpali pendapat Sulistyo Basuki.<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
<br />
Menanggapi pernayataan Ninis sebelumnya, Harkrisyati Kamil, Information Manager, the British Council, Jakarta, menyatakan bahwa pemasaran yang dijalankan oleh sektor perpustakaan sebagai organisasi nirlaba, tentu berbeda dengan intitusi yang memfokuskan dirinya pada keuntungan. Bagi organisasi nir laba semacam perpustakaan, arti pemasaran bukan semata mendapat keuntungan dari menjual produk dan jasa, karena sasarannya adalah mempengaruhi tingkah laku sosial, menyentuh aspek kehidupan manusia atau menciptakan a changed human being. Yati mencontohkan bahwa perpustakaan bertugas membuat orang lebih cerdas, memberikan kepercayaan akan harkat diri yang lebih tinggi. Ungkapan Yati ini sekaligus mendukung pernyataan banyak kalangan bahwa perpustakaan adalah salah satu agen perubahan.<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
<br />
Berbeda dengan para pembicara pada sesi-sesi sebelumnya A. Sapto anggoro, Chief Online Marketing Detik.com, strategi pemasaran media online menggunakan konsep Six-C+R ialah;<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
- computer,<br />
- conectivity,<br />
- content,<br />
- community,<br />
- commerce,<br />
- collaboration dan<br />
- revenue.<br />
Seminar nasional yang dibuka oleh rektor Universitas Padjajaran ini menampilkan Dady P. Rachmananta, Kepala Perpustakaan Nasional RI sebagai keynote speaker. Dady mengungkapkan bahwa ibarat permainan sepak bola terdapat istilah total foot ball, dengan demikian pemasaran informasi memerlukan dukungan dan melibatkan perpustakaan dan lembaga informasi. Seminar dimeriahkan pula dengan stand pameran dari NCI Bookman, perusahaan penyedia piranti lunak perpustakaan, perpustakaan The British Council dan kreatifitas mahasiswa Jrusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran.<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
</span>Posted by 760000328 at 07-06-2003 00:00</div><div style="background-color: black; color: white;"><br />
</div><div style="background-color: black; color: white;"></div><div class="box generalbox generalboxcontent boxaligncenter" style="background-color: black; border-color: rgb(221, 221, 221); border-style: none; border-width: 1px; clear: both; color: white; margin-bottom: 15px; margin-left: auto; margin-right: auto; padding: 10px;">Inisiasi Tutorial Online 3<br />
<br />
Matakuliah<br />
<br />
Promosi Jasa Perpustakaan<br />
<br />
PUST2254<br />
<br />
Yanis Rusli<br />
<br />
Topik :Promosi.<br />
<br />
Halo saudara mahasiswa Universitas Terbuka terutama mahasiswa Program Studi D2 PerpustakaanFISIP, khusus mahasiswa yang meregistrasikan mata kuliah Promosi Jasa Perpustakaan (PUST2254).<br />
<br />
Sekarang kita telah berada pada inisiasi 3 dari 8 inisiasi yang akan kita paparkan. Inisiasi 3 inimemiliki tugas yang harus Saudara kerjakan. Tugas tersebut akan memiliki nilai lebih besar dari dari respon aktif (partisipasi aktif) apalagi hanya sekedar membuka (partisidasi pasif) perbandingannya sbb pasif : aktif : tugas = 20 : 30 : 50.<br />
<br />
Dari 8 inisiasi akan dirancang 3 tugas yaitu pada inisiasi 3, 5 dan 7.<br />
<br />
Gunakan kesempatan seluruh kegiataninisiasiini dengan kontribusinilai 30%<br />
<br />
Tentunya Sdr. Telah membacamodul 1 kegiatan belajar 3 tentang Promosi<br />
<br />
Kegiatan promosi mempunyai sedikitnya empat tujuan yaitu sebagai berikut :<br />
<br />
1.Untuk menarik perhatian;<br />
<br />
2.Untuk menciptakan kesan;<br />
<br />
3.Untuk membangkitkan minat;<br />
<br />
4.Untuk memperoleh tanggapan.<br />
<br />
Berdasarkan prinsip promosi yang telah diuraikan diatas, maka dapat pula disimpulkan bahwa tujuan promosi perpustakaan adalah memperkenalkan perpustakaan, koleksi, jenis layanan dan manfaat yang dapat diperoleh oleh pengguna perpustakaan.<br />
<br />
Pada modul 1 kegiatan belajar 3 dapat Saudara temuai beberapa pernyataan para ahli tentangtujuan promosiperpustakaan sepertiSudariyah Nasution, Edsall, Weinstock<br />
<br />
Berbagai ahli yang dikutip di atas mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menyatakan tujuan dan manfaat promosi di perpustakaan.Meskipun demikian kita sesungguhnya dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan dari pernyataan mereka sama saja.Perbedaan di antaranya adalah hanya dari segi penekanan saja.<br />
<br />
Berkaitan dengan penjelasan pada alinea di atas, maka promosi perpustakaan untuk setiap jenis perpustakaan sesungguhnya mempunyai sasaran yang berbeda menurut ruang lingkup masyarakat yang dilayaninya.</div><div style="background-color: black; color: white;">Inisiasi Tutorial Online 4<br />
Matakuliah<br />
Promosi Jasa Perpustakaan<br />
PUST2254<br />
<br />
Topik :Pemasaran Nirlaba<br />
<br />
Ide menerapkan pemasaran pada organisasi nirlaba bukanlah merupakan sesuatu yang baru. Kotler (1995:5) menyebutkan bahwa sebuah seri artikel tentang penerapan pemasaran pada organisasi nirlaba telah ditulis antara tahun 1969 hingga 1973. Sejak itu para profesi pemasaran muncul ke depan untuk menunjukkan bahwa prinsip-prinsip pemasaran sesungguhnya mempunyai nilai-nilai produktif yang diperluas dan dapat diterapkan pada situasi dan organisasi yang berbeda.<br />
<br />
Kotler (1995:6) selanjutnya menngatakan bahwa didorong sebagian karena banyaknya tekanan dan sebagian karena menariknya janji yang diberikan oleh pemasaran, para praktisi pelayanan kesehatan, pendidikan, kesenian, berebut menjangkau ilmu baru ini dan menggali kemungkinan-kemungkinannya. Langkah ini kemudian segera diikuti oleh ahli perpustakaan, ahli rekreasi, politikus, dan pimpinan organisasi lembaga sosial lainnya.<br />
<br />
Sekarang, ide pemasaran nirlaba telah mencapai fase kematangan. Hal ini terbukti dengan tersedianya berbagai buku teks dan jurnal dalam bidang ini baik yang memuat bahasan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Sebagai contoh, dalam bidang ilmu perpustakaan antara tahun 1974 hingga 1981, Norman menurut Kotler (1995:6) menemukan sekitar 80 judul artikel, buku dan makalah yang ditulis tentang beberapa aspek pemasaran. Diantaranya adalah "Marketing and Marketing Research: What the Library Manager Should Learn," Journal of Library Administration (1980); "The 'Marketization'of Libraries," Library Journal (1981); Publicity and Promotion for Information Services in University Libraries, Aslib Proceeding (1974), dan "Libraries: A Marketable Resource," Canadian Library Journal (1977).<br />
<br />
Di Amerika Serikat menurut Kotler (1995:7), peminat dalam bidang pemasaran nirlaba terus berkembang. Ikatan praktisi di bidang nirlaba seperti seni, kesehatan, dan pendidikan telah masuk ke dalam kelompok peminat pemasaran. Disamping itu, lebih dari 2.000 eksekutif pemasaran bekerja di rumah sakit di A.S. Banyak organisasi konsultan bertebaran menawarkan jasanya sebagai spesialis pemasaran dalam sektor nirlaba.<br />
<br />
Di Indonesia, beberapa seminar tentang pemasaran nirlaba telah digelar di beberapa kota. Dalam bidang ilmu perpustakaan, antara lain pernah diselenggarakan Lokakarya Pengguna dan Promosi Perpustakaan Perguruan Tinggi di Malang pada tanggal 25 hingga 28 Oktober 1993, dan Seminar Kiat-kiat Promosi Perpustakaan di Bandung pada tanggal 20 Desember 1993.<br />
<br />
Tulisan ini tidak bermaksud menguraikan lebih jauh dan rinci tentang pemasaran, mereka yang berminat dapat membaca berbagai artikel dan buku teks yang telah banyak ditulis dalam bidang ini. Tetapi untuk memberikan gambaran, terutama bagi pendatang baru dalam bidang ini, beberapa aspek pemasaran akan diuraikan.<br />
<br />
Dikutip dari Information Resource<br />
<span style="color: white;"><br />
</span><br />
<span style="color: white;"> </span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><span style="color: white;">Inisiasi Tutorial Online 5</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;">Matakuliah</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;">Promosi Jasa Perpustakaan</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;">PUST2254</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;">Yanis Rusli</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;">Topik :News Letter</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;">Halo saudara mahasiswa Universitas Terbuka terutama mahasiswa Program Studi D2 PerpustakaanFISIP, khusus mahasiswa yang meregistrasikan mata kuliah Promosi Jasa Perpustakaan (PUST2254).Tentunya Sdr. Telah membacamodul 3 kegiatan belajar 2 tentang News Letter</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;">Dalam inisiasi 5 ini kami membuat contoh tulisan untuk News Letter seperti di bawah ini :</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;">Perpustakaan Umum</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;">Kami mengembangkan sebuah perpustakaan umum gratis pertama di Indonesia yang buka setiap hari mulai pukul 9 pagi hingga 8 malam, kecuali Sabtu and Minggu yang dimulai pukul 10 pagi hingga pukul 5 sore.</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;">Koleksi kami berjumlah kurang lebih 10.000 judul buku baru yang sebagian berbahasa Inggris, berbagai karya rujukan serta ensiklopedia. Kami berlangganan 60 publikasi bermutu, termasuk berbagai jurnal maupun media asing seperti Foreign Affairs, American Journal of Political Science, Free Trade Review, Critical Reviews, Asian Survey, New York Review of Books, The Times Literary Supplement, The Economist, dan lain-lain. Sebagian besar koleksi buku kami telah terkatalog secara elektronik dan dapat diakses melalui situs web kami.</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;"><br />
</span><span style="color: white;">Sebagai salah satu upaya kami membangkitkan minat publik membaca koleksi perpustakaan, kami secara rutin menyelenggarakan diskusi buku dan memasok berbagai informasi yang terkait dengan buku maupun artikel jurnal kepada berbagai pihak.</span></span></span> </div><div style="background-color: black; color: white;"><br class="Apple-interchange-newline" /></div>Catatan Mata Kuliah Perpustakaanhttp://www.blogger.com/profile/01093849169472739490noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-387986385616573532.post-4926395930520945472012-03-13T17:44:00.005-07:002012-03-21T23:23:23.605-07:00Perpustakaan dan Kepustakawanan Indonesia<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: #ececf4; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="background-color: black;"><span style="background-color: #f3f3f3;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: black;"><span style="background-color: black;"><br />
</span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="color: #ececf4; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="background-color: black;"><span style="background-color: #f3f3f3;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: black;"><span style="background-color: black;">INISIASI 1</span></span></span></span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span><br />
<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA</span></span></span></div><div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: #f3f3f3;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Pengertian</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;">Perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span><br />
<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 24.0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">merupakan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">institusi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> yang </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">didalamnya</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">tercakup</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">unsur</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">koleksi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> (</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">informasi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">) </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">pengolahan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">, </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">penyimpanan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">dan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">pemakai</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 24.0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">adalah</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">suatu</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> unit </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">kerja</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> yang </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">sekurang-kurangnya</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">mempunyai</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">koleksi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> 1.000 </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">judul</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">bahan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">pustaka</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">atau</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> 2500 </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">eksemplar</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">dan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">dibentuk</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">dengan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">keputusan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">pejabat</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> yang </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">berwenang</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.92in; margin-top: 24pt; text-align: left; text-indent: -0.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Fungsi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; text-align: left; text-indent: -0.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">1.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Penyimpanan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="mso-tab-count: 2;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">bertugas</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">menyimpan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">koleksi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><span style="mso-tab-count: 6;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">(</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">informasi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">) </span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; text-align: left; text-indent: -0.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">2.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Pendidikan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="mso-tab-count: 3;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">merupakan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">tempat</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">belajar</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><span style="mso-tab-count: 7;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">seumur</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">hidup</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; text-align: left; text-indent: -0.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">3.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Penelitian</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="mso-tab-count: 3;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">menyediakan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">berbagai</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">macam</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><span style="mso-tab-count: 6;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">informasi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">untukkeperluan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><span style="mso-tab-count: 7;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">penelitian</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; text-align: left; text-indent: -0.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">4.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Informasi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="mso-tab-count: 3;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">menyediakan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">informasi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> yang </span></span></span><span style="mso-tab-count: 6;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">disesuaikan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">dengan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">jenis</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><span style="mso-tab-count: 7;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">perpustakaannya</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; text-align: left; text-indent: -0.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">5.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Rekreasi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">kultural</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="mso-tab-count: 2;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">menyimpan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">khasanah</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">budaya</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><span style="mso-tab-count: 6;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">bangsa</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"><br />
</span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; text-align: left; text-indent: -0.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"><br />
</span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; text-align: left; text-indent: -0.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Jenis-Jenis</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Perpustakaan</span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"><br />
</span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Faktor</span></span></span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">timbulnya</span></span></span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">jenis-jenis</span></span></span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="mso-spacerun: yes;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">:</span></span></span></span></div></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">1.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Munculnya</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">berbagai</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">jenis</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> media </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">informasi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">2.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Adanya</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">keperluan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">informasi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">yg</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">dibutuhkan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">berbagai</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">jenis</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">pembaca</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">3.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Adanya</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">berbagai</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">spesialisasi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">subjek</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">4.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Adanya</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">ledakan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">informasi</span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"><br />
</span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Aspek</span></span></span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">lainnya</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">:</span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">a.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Tugas</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">dan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">fungsi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">perpustakaan</span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">b.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Pemakai</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 1.1in; margin-top: 0pt; text-align: left; text-indent: -0.81in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">c.Koleksi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">perpustakaan</span></span></span></span><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"><br />
</span></span></span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"><br />
</span></span></span></span></div></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Perkembangan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">di</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> Indonesia</span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">- Perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Gereja</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">didirikan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Belanda</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">thn</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> 1624</span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">- Bataviaasche</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Genootschap</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> van </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Kunsten</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> en </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Wetenschappen</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">didirikan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Belanda</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">thn</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> 1778</span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">- Perpoestakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> Negara </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Repoeblik</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> Indonesia </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">thn</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> 1948 </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">di</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> Yogyakarta</span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">- Perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Nasional</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">tahun</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> 1989</span></span></span></span></div><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span><br />
<div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">- Perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">setingkat</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">sekolah</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">, </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">khusus</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">dan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">perguruan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">tinggi</span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"><br />
</span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Perkembangan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">teknologi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">informasi</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">mengakibatkan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">munculnya</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">berbagai</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">tipe</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">1.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">kertas</span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">2.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">terotomasi</span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">3.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">elektronik</span></span></span></span></div><div style="direction: ltr; language: en-US; margin-bottom: 0pt; margin-left: .92in; margin-top: 0pt; mso-line-break-override: restrictions; punctuation-wrap: simple; text-align: left; text-indent: -.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">4.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">Perpustakaan</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;"> </span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-family: "Arial", "Helvetica", sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: #f3f3f3;">hibrida</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.92in; margin-top: 0pt; text-align: left; text-indent: -0.63in; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></span></div><span style="font-size: x-small;"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></span> <span style="font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">INISIASI 2</span></span><span style="font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><br />
<br />
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;">Peran</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;">dan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;">Fungsi</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;">Perpusnas</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"> RI</span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">Perpustakaan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">Nasional</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">adalah</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">lembaga</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">pemerintah</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> non </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">departemen</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> (LPND) yang </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">melaksanakan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">tugas </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">pemerintahan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">dalam</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">bidang</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">perpustakaan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> yang </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">berfungsi</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">sebagai</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">perpustakaan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">pembina</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">, </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">perpustakaan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">rujukan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">, </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">perpustakaan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> deposit, </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">perpustakaan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">penelitian</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">, </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">perpustakaan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">pelestarian</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">, </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">dan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">pusat</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">jejaring</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">perpustakaan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">, </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">serta</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">berkedudukan</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">di</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">ibukota</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">negara</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">. (UU No. 43 </span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";">thn</span><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"> 2007)</span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">Tugas</span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">pokok</span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">Perpusnas</span></span><span style="color: #4597a0; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> RI :</span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-size: small;">1.</span></span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">Melaksanakan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">pembinaan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">atas</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">semua</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">jenis</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">perpustakaan</span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-size: small;">2.</span></span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">Melaksanakan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> UU No. 4 </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">tahun</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> 1990 </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">dan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> PP No. 70 </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">tahun</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> 1991</span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-size: small;">3.</span></span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">Melaksankan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">penyusunan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">naskah</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">Bibliografi</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">Nasional</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> Indonesia </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">dan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">Katalog</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">Induk</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">Nasional</span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-size: small;">4.</span></span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">Melaksanakan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">pengembangan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">tenaga</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">perpustakaan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">dan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">kerja</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">sama</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">antar</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">badan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">/</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">lembaga</span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span><span style="font-family: "Gill Sans";"><span style="font-size: small;">5.</span></span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">Melaksanakan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">layanan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">rujukan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">, </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">informasi</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">ilmiah</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">dan</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;">penelitian</span></span><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans";"> </span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="color: #002060; font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span></div><div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left; unicode-bidi: embed; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: "Gill Sans";"><br />
</span></span></div><span style="font-family: "Gill Sans"; font-weight: 700;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span></div>Catatan Mata Kuliah Perpustakaanhttp://www.blogger.com/profile/01093849169472739490noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-387986385616573532.post-78381339091545974092012-03-13T17:10:00.009-07:002012-05-02T21:45:05.049-07:00Dasar-dasar Dokumentasi<span style="background-color: #f3f3f3;"><span style="color: red;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;">INISIASI 1<br />
ISTILAH </span></span></span><span style="color: red;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;">DOKUMENTASI<br />
<br />
Saudara mahasiswa, untuk pertemuan pertama ini kita akan membicarakan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan istilah dokumentasi.<br />
<br />
A. Pengertian Istilah Dokumentasi<br />
Pengertian istilah dokumentasi ini dikemukakan oleh berbagai sumber. Diantara sumber yang memberikan pengertian dokumentasi dari Ensiklopedi Administrasi yang menyatakan bahwa :<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
Dokumen adalah ssuatu warkat asli yang dipergunakan sebagai alat pembuktian atau sebagai bahan untuk mendukung keterangan.<br />
Sedangkan menurut Documentation Commite of Special Library Association (ASLA) mendefinisikan sebagai seni menyusun reproduksi dokumen, distribusi dokumen dan pemanfaatan dokumen.<br />
Dari berbagai definisi/pengertian tentang dokumentasi, maka dapat ditarik garis merah bahwa dokumentasi :<br />
1. Berasal dari kata dokumen, yang dalam bahasa Belanda dan bahasa Inggris disebut document, sedang dalam bahasa latin documentum<br />
2. Pada dasarnya dokumen tertulis atau tercetak dapat dipergunakan sebagai bukti keterangan<br />
3. Wujud dokumen dapat berupa surat, akta piagam atau rekaman lain<br />
4. Dokumen yang memiliki nilai hukum terkuat adalah dokumen asli<br />
5. Dokumen berguna untuk sumber keterangan, sumber penelitian ilmiah, dan alat bantu bukti keabsahan suatu keterangan<br />
<br />
Di Indonesia istilah dokumentasi sering digunakan dalam arti yang berbeda dengan pengertian dokumentasi yang berlaku dalam dunia pengolahan informasi, seperti kegiatan yang berhubungan dengan foto, reproduksi foto atau penyebaran foto.<br />
<br />
Sesuai Peraturan Presiden No. 20 tahun 1961 tentang tugas dokumentasi dan perpustakaan, yang dimaksud dengan dokumentasi adalah dokumentasi pustaka atau literer. Selanjutnya dijelaskan bahea tugas kewajiban dokumentasi ialah menyediakan keterangan-keterangan dalam bentuk dokumen baru tentang pengetahuan dalam arti kata yang luas sebagai hasil kegiatan manusia, dan untuk keperluan itu mengumpulkan dan menyusun keterangan-keterangan tersebut.<br />
Dokumentasi menjalankan pekerjaan sebagai berikut :<br />
1. Menyediakan keterangan-keterangan yang dikutip, disadur, diterjemahkan, disaring, difotocopy atau direkam dari segala dokumen pustaka<br />
2. Memberitahukan perihal tersedianya keterangan-keterangan itu<br />
3. Atas permintaan, menyusun suatu dokumen baru sebagai lanjutan dari pada usaha dimaksud pada angka 1.<br />
<br />
Dengan berkembangnya teknologi computer maka berpengaruh terhadap pengertian dokumentasi. Dokumen terdiri dari 2 bentuk yaitu hard copy dan soft copy. Hard copy merupakan salinan berupa cetak sedangkan soft cpy merupakan salinan berupa digital/elektronik<br />
<br />
B. Perbedaan Istilah Dokumentasi dan Perpustakan<br />
Perpustakaan dan dokumentasi mencakup sekian banyak bidang studi yang sama, layanannya serupa, dan menggunakan sekian banyaj sarana yang sama, sehingga timbul pertanyaan mengenai apa sebenarnya perbedaan antara perpustakaan dan dokumentasi.<br />
<br />
Istilah dokumentasi diperkenalkan oleh Paul Otlet dan Henri La Fontaine pada akhir abad 19. Pada saat keduanya menyusun bibliografi yang luas merekamembuat analisis teliti dari subjek-subjek. Sehingga untuk membedakan aktivitas keduanya dari aktivitas pustakawan pada waktu itu mereka menamakan dokumentasi. Pada dasarnya aktivitas dokumentasi adalah aktivitas perpustakaan yang lebih menjurus dan lebih mendalami analisis subjek.<br />
<br />
Pustakawan menganggap dokumentasi sebagai satu aspek layanan kepustakaan yang menekankanpad pelayanan dan penyebaran informasi ilmiah sehingga memerlukan penguasaan suatu bidang ilmu pengetahuan. Dalam bidang dokumentasi,banyak berkecimpung ilmuwan yang terjun dalambidang tersebut karena perhatiannyapada segi kepustakaan bidangnya.<br />
<br />
Menurut Stoica pemisahan yang tidak wajar antara perpustakaan dan dokumentasi juga disebabkan masing-masing terhadap bahan pustaka atau dokumen. Bagi pustakawan, yang menjadi perhatian utama adalah objek materinya buku dan majalah. Bagi dokumentalis, yang menjadi ukuran adalah informasi yang dapat diperoleh dari buku, artikel majalah.<br />
<br />
Perbedaan antara aktivitas perpustakaan dan dokumentasi antara lain :<br />
1. Macam bahan pustaka yang mendapat perhatian mereka<br />
2. Cara penggarapan informasi yang terdapat di dalam bahan pustaka/dokumen<br />
3. Macam petugas-petugasnya.<br />
<br />
Pemisahan antara perpustakaan dan dokumentasi semakin nyata, disebabkan karena jumlah informasi ilmiah yang harus diolah dan disebarkan menyebabkan teknik perpustakaan konvensional kurang dapat memnuhi keperluan dokumentasi.<br />
<br />
Konferensi Georgia bersepakat menghindari istilah documentation dan documentalist, karena dalam penggunaan maupun artinya membingungkan. Sehingga dalam konfernsi Georgia tersebutmembedakan dalam 5 golongan petugas yaitu : librarian, special librarian, science librarian, technical literature analyst, and information scientist.</span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><br />
</span></span><br />
<span style="background-color: #f3f3f3;"><span style="color: red;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><br />
</span></span></span></span><br />
<span style="background-color: #f3f3f3;"><span style="color: red;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><br />
</span></span></span></span><br />
<span style="background-color: #f3f3f3;"><span style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><b>INISIASI 2</b><br />
JENIS DOKUMEN<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
Mahasiswa D-2 Perpustakaan yang mengikuti tutorial online PUST2241 Dasar-Dasar Dokumentasi, <span class="Apple-converted-space"> </span><br />
untuk pertemuan kedua ini kita akan membicarakan mengenai jenis dokumen dan pengawasan bibliografi dokumen.<br />
<br />
A. Jenis dokumen dan karekternya<br />
Di lihat dari segi keterbacaan, dokumen dapat dibedakan menjadi<br />
1. Dokumen nontekstual, berarti dokuemn yang bukan merupakan dokumen tertulis yang berarti dokumen tersebut berbentuk suatu benda namun memuat informasi penting. Dokumen jenis ini disebut dokumen Korporil yang biasanya disimpan di museum.<br />
2. Dokumen tekstual, merupakan dokumen tertulis sering disebut dokumen literer yang penyimpanannya di perpustakaan atau pusat dokumentasi.<br />
3. Dokumen nonbuku yang sering disebut audio visual, media teknologi, atau alat peraga.<br />
4. Dokumen grey literature, merupakan dokumen yang sukar didapatkan secara bebas. Dokumen ini tidak dapat ditemukan di took-toko buku, bahkan tidak semua perpustakaan memilikinya.<br />
<br />
Dilihat dari ketajaman analisisnya dokumen dpat dibedakan menjadi :<br />
1. Dokumen primer, disiapkan oleh pengarang berisi informasi mengenai penelitian yang dilakukan sendiri, aplikasi sebuah teori baru, penjelasan teori dalam berbagai bidang ilmu<br />
2. Dokumen sekunder, dokumen yang berisi dokumen primer<br />
3. Dokumen tersier, dokumen yang berisi informasi mengenai dokumen sekunder<br />
<br />
<br />
B. Pengawasan bibliografi dokumen<br />
Suatu terbitan yang pernah terbit baik secara nasional maupun internasional perlu dilakukan suatu pengawasan. Pengawasan terbitan ini sering disebut pengawasan bibliografi. Pengawasan bibliografi bertujuan untuk<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
1. Membantu pemakai dalam menemukan terbitan atau mengetahui batasan-batasan dalam pengenalan buku atau dokumen lain yang diperlukan<br />
2. Melengkapi data statistik mengenai kegiatan penerbitan dalam suatu Negara<br />
3. Memberikan informasi kegiatan intelektual baik bersifat internasional maupun nasional dalam suatu cabang ilmu pengetahuan<br />
4. Memberikan informasi keadaan kultural suatu negara</span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><br />
</span></span><span style="background-color: #f3f3f3;"><span style="color: red;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><br />
</span></span></span></span><br />
<span style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;">INISIASI 3<br />
PELESTARIAN DOKUMEN<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
Mahasiswa D-2 Perpustakaan yang mengikuti tutorial online PUST2241 Dasar-Dasar Dokumentasi, selamat bergabung kembali dalam tutorial Dasar-Dasar Dokumentasi ini. <span class="Apple-converted-space"> </span><br />
Untuk pertemuan ketiga ini kita akan membicarakan mengenai Pelestarian Dokumen, faktor-faktor penyebab kerusakan dan penanggulangannya.<br />
<br />
Pelestarian Dokumen<br />
Dalam suatu sistem Pusdokinfo (Perpustakaan, dokumentasi dan informasi), dokumen memegang peranan yang penting, sehingga dokumen tersebut perlu dilestarikan agar tidak cepat mengalami kerusakan baik secara fisik maupun kandungan informasinya.<br />
Kegiatan melestarikan dokumen mempunyai tujuan:<br />
a. Menyelematkan nilai informasi dokumen<br />
b. Menyelamatkan fisik dokumen<br />
c. Mengatasi kendala kekurangan ruang<br />
d. Mempercepat perolehan informasi<br />
<br />
Dalam kegiatan pelestarian dokumen perlu diperhatikan :<br />
a. Manajemen, siapa yg bertanggung jawab<br />
b. Tenaga yang merawat dokumen dengan keahlian yang mereka miliki<br />
c. Laboratorium, ruangan pelestarian dengan berbagai peralatan yang diperlukan<br />
d. Dana, untuk keperluan kegiatan pelestarian harus diusahakan dan dimonitor agar kegiatan ini berjalan dengan baik, dan tidak mengalami kendala.<br />
<br />
Faktor-Faktor penyebab kerusakan dokumen<br />
Kerusakan dokumen dipengaruhi beberapa faktor antara lain: faktor biologi (binatang pengerat, serangga, dan jamur), faktor fisika dan kimia, faktor alam (sinar matahari, banjir, gempa bumi, api) dan faktor manusia.<br />
Faktor kerusakan dokumen dapat dikelompokkan menjadi :<br />
a. Karakteristik bahan, dokumen mempunyai sifat kimia dan fisika yang tidak stabil<br />
b. Faktor lingkungan, setiap tipe dokumen mempunyai daya tahan yang berbeda terhadap pengaruh lingkungan dari struktur molekul dan karakteristik dari tiap komponen yang ada di dalamnya.<br />
c. Faktor manusia, merupakan penyebab kerusakan dari luar karena penanganan dan penggunaan dokumen, teknik penjilidan, prosedur penyusunan di rak, pengolahan, sirkulasi, serta bagaimana staf dan pengguna saat memegang dokumen.<br />
<br />
Cara Pencegahan Kerusakan Dokumen<br />
Untuk melestarikan dokumen agar tidak rusak, perlu ada pencegahan kerusakan dari dokumen tersebut. Cara pencegahan kerusakan antara lain:<br />
1. Pencegahan kerusakan karena faktor lingkungan (pengaruh temperatur dan kelembaban udara; pengaruh cahaya matahari; pencemaran udara; faktor biota; rak dan lemari yang tidak memenuhi syarat; bencana alam)<br />
2. Pencegahan karena faktor manusia (merupakan pengaruh yang cukup besar, karena dapat bersifat langsung dan tak langsung)<br />
3. Fumigasi, deasidifikasi dan laminasi (pengasapan dengan bahan kimia<br />
4. Perbaikan dokumen dan restorasi (memperbaiki dokuen yang rusak)<br />
5. Penjilidan (menjilid dokumen yang telah lepas dari jilidan awalnya)<br />
6. Pelestarian nilai informasi (membuat alih bentuk dari dokumen tersebut dengan bentuk mikro)</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"> </span></span> <span style="background-color: #f3f3f3;"><span style="color: red;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><br />
</span></span></span></span><br />
<br />
<div class="box generalbox generalboxcontent boxaligncenter" style="border-bottom-color: rgb(221, 221, 221); border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1px; border-color: initial; border-left-color: rgb(221, 221, 221); border-left-style: none; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(221, 221, 221); border-right-style: none; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(221, 221, 221); border-top-style: none; border-top-width: 1px; border-width: initial; clear: both; margin-bottom: 15px; margin-left: auto; margin-right: auto; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; padding-right: 10px; padding-top: 10px;">
<b><br />
</b></div>
<div class="box generalbox generalboxcontent boxaligncenter" style="border-bottom-color: rgb(221, 221, 221); border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1px; border-color: initial; border-left-color: rgb(221, 221, 221); border-left-style: none; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(221, 221, 221); border-right-style: none; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(221, 221, 221); border-top-style: none; border-top-width: 1px; border-width: initial; clear: both; margin-bottom: 15px; margin-left: auto; margin-right: auto; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; padding-right: 10px; padding-top: 10px;">
<span style="color: white;"><b>DESKRIPSI BIBLIOGRAFI</b><br />
<br />
Deskripsi Bibliografi<br />
<br />
Sebagai seorang pustakawan atau calon pustakawan deskripsi bibliografi harus benar-benar dipahami. Karena deskripsi bibliografi inilah yang akan selalu menjadi dasar dalam pembuatan katalog untuk segala jenis bahan pustaka.<br />
<br />
Untuk membuat deskripsi bibliografi salah satu standar yang menjadi pegangan dan merupakan suatu aturan adalah Anglo American Cataloguing Rules edisi 2 (AACR2).<br />
<br />
Standard tersebut membagi deskripsi bibliografi dalam 8 daerah. Selain AACR ada juga peraturan atau pegangan dalam menentukan deskripsi bibliografi yaitu International Standard Bibliography Description (General) (ISBD(G))<br />
<br />
Kedelapan daerah tersebut adalah :<br />
<br />
1. Daerah Judul dan pernyataan tanggung jawab<br />
2. Daerah edisi<br />
3. Daerah data khusus<br />
4. Daerah terbitan, pengedaran<br />
5. Daerah deskripsi fisik<br />
6. Daerah seri<br />
7. Daerah catatan<br />
8. Daerah nomor standard<br />
<br />
Untuk kelengkapan pembuatan katalog setelah menentukan deskripsi bibliografi, ditentukan titik akses.<br />
Titik akses pada suatu katalog dapat ditentukan pada:<br />
a. Pengarang, baik pengarang pertama maupun pengarang kedua dan ketiga (orang/institusi yang bertanggung jawab terhadap isi intelektual dari karya tersebut)<br />
b. Judul (apabila pengarang lebih dari 3 orang, atau merupakan karya editor)<br />
c. Subek dari karya tersebut.</span></div>
<br />
<span style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;">INISIASI 5<br />
<br />
SARANA BIBLIOGRAFI<br />
<br />
Saudara mahasiswa, pada pertemuan ke 5 ini kita akan membahas mengenai sarana Bibliografi.<br />
<br />
<br />
Bibliografi<br />
<br />
Bibliografi adalah suatu daftar terbitan yang memberikan informasi mengenai data kepengarangan, judul, edisi, tempat terbit, penerbit, tahun terbit dan keterangan fisik dokumen.<br />
<br />
Bibliografi ini sangat penting karena dapat digunakan sebagai pengawasan terbitan diberbagai lembaga namun biasanya bibliografi ini digunakan sebagai pengawasan terbitan suatu Negara maupun berbagai Negara (internasional).<br />
<br />
Dengan semakin pesatnya dunia penerbitan dan perkembangan ilmu pengetahuan, maka bibliografi sebagai sarana pengawasan terbitan sangat diperlukan. Karena dapat membantu pengguna/pemustaka dengan mudah mengetahui suatu dokumen tentang subjek tertentu pernah diterbitkan.<br />
<br />
<br />
Bibliografi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu:<br />
<br />
1. Bibliografi Analitis : bibliografi yang memberikan penjelasan (fakta) megenai pengarang, terbitan dan asal mula naskah<br />
<br />
2.Bibliografi sistematis : bibliografi yang disusun menurut suatu system tertentu. Bibliografi sistematis ini dapat bersifat retrospekti, beranotasi dan enumeratif.<br />
<br />
<br />
Bibliografi sebagai salah satu sarana temu kembali dokumen dapat dalam lingkup nasional sering dikenal dengan Bibliografi Nasional yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional dan Bibliografi Internasional atau sering disebut bibliografi universal. Dimana keduanya mendaftar terbitan yang pernah terbit di suatu Negara maupun di berbagai Negara.</span></span> <span style="background-color: #f3f3f3;"><span style="color: red;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><br />
</span></span></span></span><br />
<span style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><br /></span></span><br />
<span style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><br /></span></span><br />
<span style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><br /></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"></span></span><br />
<div class="box generalbox generalboxcontent boxaligncenter" style="border-bottom-color: rgb(221, 221, 221); border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1px; border-color: initial; border-left-color: rgb(221, 221, 221); border-left-style: none; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(221, 221, 221); border-right-style: none; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(221, 221, 221); border-top-style: none; border-top-width: 1px; border-width: initial; clear: both; margin-bottom: 15px; margin-left: auto; margin-right: auto; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; padding-right: 10px; padding-top: 10px;">
<strong><span style="background-color: white;">INISIASI 8</span></strong><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">RANGKUMAN SELURUH MATERI TUTON</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Saudara Mahasiswa, untuk pertemuan ke delapan ini akan disampaikan rangkuman seluruh materi yang telah disajikan pada pertemuan 1 sampai dengan 7</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Pengertian Dokumentasi</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Dari berbagai definisi/pengertian tentang dokumentasi, maka dapat ditarik garis merah bahwa dokumentasi :</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">1.Berasal dari kata dokumen, yang dalam bahasa Belanda dan bahasa Inggris disebut document, sedang dalam bahasa latin documentum</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">2.Pada dasarnya dokumen tertulis atau tercetak dapat dipergunakan sebagai bukti keterangan</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">3.Wujud dokumen dapat berupa surat, akta piagam atau rekaman lain</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">4.Dokumen yang memiliki nilai hukum terkuat adalah dokumen asli</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">5.Dokumen berguna untuk sumber keterangan, sumber penelitian ilmiah, dan alat bantu bukti keabsahan suatu keterangan</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Perbedaan Istilah Dokumentasi dan Perpustakaan</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Pustakawan menganggap dokumentasi sebagai satu aspek layanan kepustakaan yang menekankanpad pelayanan dan penyebaran informasi ilmiah sehingga memerlukan penguasaan suatu bidang ilmu pengetahuan. Dalam bidang dokumentasi,banyak berkecimpung ilmuwan yang terjun dalambidang tersebut karena perhatiannyapada segi kepustakaan bidangnya.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Perbedaan antara aktivitas perpustakaan dan dokumentasi antara lain :</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">1.Macam bahan pustaka yang mendapat perhatian mereka</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">2.Cara penggarapan informasi yang terdapat di dalam bahan pustaka/dokumen</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">3.Macam petugas-petugasnya.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Jenis Dokumen dan Karakternya</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Di lihat dari segi keterbacaan, dokumen dapat dibedakan menjadi</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">1.Dokumen nontekstual, berarti dokuemn yang bukan merupakan dokumen tertulis yang</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">berarti dokumen tersebut berbentuk suatu benda namun memuat informasi penting.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Dokumen jenis ini disebut dokumen Korporil yang biasanya disimpan di museum.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">2.Dokumen tekstual, merupakan dokumen tertulis sering disebut dokumen literer yang</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">penyimpanannya di perpustakaan atau pusat dokumentasi.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">3.Dokumen nonbuku yang sering disebut audio visual, media teknologi, atau alat peraga.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">4.Dokumen grey literature, merupakan dokumen yang sukar didapatkan secara bebas.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Dokumen ini tidak dapat ditemukan di took-toko buku, bahkan tidak semua perpustakaan memilikinya.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Pelestarian Dokumen</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Dalam suatu sistem Pusdokinfo (Perpustakaan, dokumentasi dan Informasi), dokumen memegang peranan yang penting. Sehingga dokumen tersebut perlu dilestarikan agar tidak cepat mengalami kerusakan baik secara fisik maupun kandungan informasinya.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Kegiatan melestarikan dokumen mempunyai tujuan:</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">a.Menyelematkan nilai informasi dokumen</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">b.Menyelamatkan fisik dokumen</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">c.Mengatasi kendala kekurangan ruang</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">d.Mempercepat perolehan informasi</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Faktor-Faktor penyebab kerusakan dokumen</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Kerusakan dokumen dipengaruhi beberapa faktor antara lain: factor biologi (binatang pengerat, serangga, dan jamur), factor fisika dan kimia, factor alam (sinar matahari, banjir, gempa bumi, api) dan factor manusia.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Bibliografi</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Bibliografi adalah suatu daftar terbitan yang memberikan informasi mengenai data kepengarangan, judul, edisi, tempat terbit, penerbit, tahun terbit dan keterangan fisik dokumen. Bibliografi ini sangat penting karena dapat digunakan sebagai pengawasan terbitan diberbagai lembaga namun biasanya bibliografi ini digunakan sebagai pengawasan terbitan suatu Negara maupun berbagai Negara (internasional).</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Jaringan Kerja sama Perpustakaan</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Kerja sama antarperpustakaan adalah kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih. Tujuannya untuk memberikan layanan sebaik-baiknya kepada pemustaka, karena tidak satupun perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi kepada pemustaka. Apalagi dengan melimpahnya informasi pada saat ini, sehingga perpustakaan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan tersebut.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Kerja sama informasi berbasis jaringan dan Perpustakaan Digital</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Sebuah pusat informasi selain tetap berfungsi sebagai perustakaan juga merupakan suatu agen yang melanggan informasi dari berbagai pangkalan data yang tersebar di seluruh dunia dengan bantuan jasa telekomunikasi.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Dalam memenuhi fungsinya sebagai organisasi penyedia jasa, pusat informasi tidak mungkin dapat bekerja secara mandiri dan independent. Oleh karena itu kerja sama bidang pelayanan informasi tetap diperlukan, khususnya dalam silang layan.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Standarisasi Dokumen</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Standar adalah sebuah aturan, digunakan untuk bimbingan. Standar dapat berupa standard fisik dan intelektual.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Standardisasi adalah usaha bersama membentuk standard. Standardisasi berdampak terhadap perlengkapan, produk documenter, serta sarana intelektual unit informasi.</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Standar Kompetensi Pustakawan</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">Kategori kompetensi yang perlu dimik oleh professional di bidang informasi antara lain:</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">1.Ketrampilan tentang teknologi dan peralatannya</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">2.Ketrampilan informasi</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">3.Ketrampilan komunikasi dan social</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">4.Ketrampilan manajemen dan kepemimpinan</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">5.Ketrampilan berpikir strategis dan ketrampilan analitis</span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;"><br /></span><span style="background-color: white;">6.Perilaku dan sifat-sifat yang bersifat pribadi</span></div>
<span style="background-color: white;"><br class="Apple-interchange-newline" /></span><span style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Helvetica Neue", "Arial", "Helvetica", sans-serif; font-size: 14px; text-align: left;"><br /></span></span>Catatan Mata Kuliah Perpustakaanhttp://www.blogger.com/profile/01093849169472739490noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-387986385616573532.post-42646793450127336272011-04-12T02:38:00.000-07:002011-05-02T02:11:13.571-07:00Pengembangan Koleksi<b>Inisiasi 1</b><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kebijakan Pengembangan Koleksi</span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><br />
<div style="text-align: justify;">Para mahasiswa peserta tutorial online matakuliah Pengembangan Koleksi, pada tutorial 1 ini kita akan membicarakan materi tentang kebijakan pengembangan koleksi.</div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi ledakan informasi, karena banyaknya bahan pustaka yang diterbitkan. Oleh karena itu tidak ada satu perpustakaan pun yang dapat memiliki semua bahan pustaka yang dibutuhkan penggunanya. Untuk itu perpustakaan harus menentukan bahan pustaka yang tepat yang paling banyak dibutuhkan oleh penggunanya, supaya pemanfaatan koleksi perpustakaan menjadi optimum. Sementara itu perlu diingat bahwa dana yang tersedia jumlahnya sangat terbatas, disamping itu ketersediaannya kadang-kadang tidak berkesinambungan, maka penggunaan dana harus dilakukan sebaik-baiknya. Dengan demikian sangat diperlukan kebijakan tertulis yang dapat digunakan sebagai pedoman pengembangan koleksi.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kebijakan Pengembangan Koleksi adalah suatu kebijakan dan perencanaan dokumen yang diperlukan perpustakaan agar dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tugas yang diemban organisasi induknya. Yang juga termasuk dalam kebijakan pengembangan koleksi adalah:<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">1) Kebijakan Seleksi yang terdiri dari prosedur tertulis mengenai seleksi, alat-alat seleksi yang akan digunakan dan metode yang harus diikuti dalam menentukan materi atau bahan pustaka yang akan dibeli.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">2) Kebijakan Pengadaan yang berisikan prosedur-prosedur yang harus dilakukan untuk memperoleh bahan pustaka.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Perlu diketahui dan diingat bahwa sebuah kebijakan adalah sebuah rencana. Sebuah kebijakan pengembangan koleksi, bila disiapkan dengan baik pada kenyataannya adalah rencana induk perpustakaan untuk membangun dan memelihara koleksinya. Koleksi itu merupakan salah satu unsur utama dalam pelayanan perpustakaan, sehingga mutu koleksi akan sangat berpengaruh terhadap mutu pelayanan perpustakaan. Untuk menjadikan perencanaan yang baik, kebijakan pengembangan koleksi haruslah merefleksikan dan menghubungkannya dengan rencana-rencana lain, terutama rencana jangka panjang dan strategis.<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Pengembangan koleksi adalah proses menghasilkan kepastian bahwa perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi dari populasi yang dilayaninya dalam cara yang tepat waktu dan ekonomis, menggunakan sumber daya informasi yang diproduksi di dalam maupun luar organisasi. Pengembangan koleksi yang efektif membutuhkan penciptaan sebuah rencana untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan koleksi dan memelihara kekuatan-kekuatannya. Sebuah kebijakan pengembangan koleksi adalah pernyataan tertulis dari rencana itu, yang memberikan rincian-rincian untuk pedoman staf perpustakaan. Jadi, sebuah pernyataan kebijakan adalah sebuah dokumen yang mewakili sebuah rencana kerja dan informasi yang digunakan untuk membimbing cara berpikir staf dan pengambilan keputusan. Tegasnya, staf perpustakaan berkonsultasi dengan kebijakan pengembangan koleksi ketika mempertimbangkan subjek mana yang ditambah dan memutuskan seberapa banyak penekanan diberikan terhadap masing-masing subjek. Pada waktu yang sama, kebijakan itu seharusnya merupakan sebuah mekanisme untuk berkomunikasi dengan populasi yang dilayani perpustakaan, sebaik terhadap mereka yang memberikan dana kepada perpustakaan.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Apakah Anda punya pendapat atau pengalaman yang berkaitan dengan uraian di atas? Silahkan tulis dan kirim melalui halaman forum 1 sehingga dapat kita diskusikan bersama. Kami tunggu tanggapan Anda !<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b>Inisiasi 2</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Prinsip Seleksi Bahan Pustaka<br />
Hallo para mahasiswa...,Apakah inisiasi 1 sudah Anda baca? Tuton ini akan semakin seru bila Anda juga melempar komentar, pendapat atau pengalaman Anda sehingga bisa menjadi topik untuk ditanggapi oleh mahasiswa lain. Bagi Anda yang belum aktif dalam forum 1.., ayo silahkan ikut meramaikan diskusi pada forum 2 sehingga Anda dapat saling berbagi informasi dan bertukar wawasan yang akan bermanfaat bagi kita semua. Selamat belajar dan terus maju !!!<br />
Berikut Saya sampaikan inisiasi 2 dengan topik Prinsip Seleksi Bahan Pustaka<br />
<br />
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu sebab terjadinya ledakan informasi, sehingga jumlah publikasi yang terbit dari waktu ke waktu tidak terhitung lagi jumlahnya. Disamping itu biaya produksi penerbitan bahan pustaka semakin tinggi, otomatis harga bahan pustaka juga makin meningkat. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi, agar dengan dana yang terbatas bisa diperoleh bahan pustaka yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna secara optimum.<br />
Seleksi atau pemilihan menurut ALA Glossary of Library Terms adalah suatu proses pengambilan keputusan dalam mengidentifikasi sumber informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakai perpustakaan. Prinsip dalam pelaksanaan seleksi bahan pustaka dimaksudkan agar:<br />
a) Memperoleh dan menyediakan bahan pustaka yang diperlukan dalam menunjang sistem yang ada di lembaganya.<br />
a) Memperoleh dan menyediakan bahan pustaka yang diinginkan oleh pengguna.<br />
b) Memperoleh dan menyediakan bahan pustaka yang berisi bahan hiburan dan rekreasi.<br />
c) Mengawetkan bahan pustaka penting yang menggambarkan perkembangan lembaga induknya, seperti laporan tahunan, data resmi, termasuk publikasi lembaga tersebut.<br />
Ada beberapa pandangan dalam membangun suatu koleksi perpustakaan, yaitu:<br />
1. Pandangan tradisional<br />
Kelompok ini mengutamakan nilai intrinsik bahan pustaka, karena memandang perpustakaan sebagai tempat untuk melestarikan warisan budaya dan sarana mencerdaskan masyarakat. Bahan pustaka yang dinilai tidak bermutu tidak akan dipilih.<br />
2. Pandangan liberal<br />
Kelompok ini mengutamakan popularitas, dalam hal ini bahan pustaka tersebut diutamakan yang disukai dan banyak dibaca. Masalah mutu kalah penting dari popularitas, sehingga kelompok ini selalu mengikuti selera masyarakat.<br />
3. Pandangan pluralistik<br />
Kelompok ini mencoba untuk mencari keseimbangan antara pandangan tradisional dengan liberal.<br />
<br />
Pada saat melakukan seleksi terdapat beberapa kriteria khusus yang perlu dipertimbangkan :<br />
a) Judul disesuaikan dengan program lembaga yang ada<br />
b) Judul disesuaikan dengan tingkatan pengguna<br />
c) Pengarang sudah sangat terkenal di bidangnya (ahli/pakar)<br />
d) Isi buku harus tahan lama, berbobot dan tidak cepat berubah<br />
e) Penerbit cukup dikenal pada bidangnya<br />
f) Tahun dan edisi terbaru<br />
g) Harga buku cukup pantas<br />
Pada umumnya perpustakaan memilih bahan pustaka yang baik sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Walaupun ada pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan seleksi sesuai dengan jenis perpustakaan, kadang-kadang pustakawan harus proaktif melakukan seleksi awal dalam rangka membuat daftar bahan pustaka yang akan diseleksi oleh pihak yang berwenang. Dengan adanya daftar tersebut pihak-pihak yang berwenang akan dipermudah untuk melaksanakan seleksi. Untuk itu personal yang bertanggung jawab melakukan seleksi awal perlu memahami pedoman dasar berikut ini:<br />
1. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang ada di pasaran<br />
2. Memahami tujuan dan fungsi perpustakaan tempat ia bekerja<br />
3. Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani<br />
4. Mengenal prinsip-prinsip seleksi<br />
5. Mengenal dan mampu menggunakan alat-alat bantu seleksi<br />
6. Memahami berbagai kendala yang ada.</span></b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b>Inisiasi 3</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Alat Bantu Seleksi Bahan Pustaka<br />
<br />
Hallo para mahasiswa..,berikut saya sampaikan materi inisiasi 3 mengenai alat bantu seleksi, silahkan didiskusikan ya..<br />
<br />
Untuk melakukan seleksi bahan pustaka pustakawan perlu mengenal dan mampu menggunakan alat bantu seleksi. Alat bantu seleksi dimaksudkan untuk :<br />
a) memudahkan pemilihan bahan pustaka yang diperlukan<br />
b) sebagai alat verifikasi dan identifikasi, yaitu sebagai acuan untuk mengetahui data bibliografi yang benar dan lengkap, seperti pengarang, judul, ISBN/ISSN, masih tersedia di pasaran atau tidak.<br />
Ada berbagai jenis alat bantu yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu serta kelebihan dan kelemahannya. Secara garis besar alat bantu seleksi dapat dibagi atas dua kelompok:<br />
1. Alat bantu seleksi<br />
Yaitu alat bantu yang dapat membantu pustakawan untuk memutuskan apakah sebuah atau sekelompok bahan pustaka akan diseleksi, karena informasi yang diberikan dalam alat tersebut tidak terbatas pada data bibliografi, tetapi juga mencakup keterangan bahan pustaka tersebut dan keterangan lain yang diperlukan untuk mengambil keputusan. Informasi ini bisa diberikan dalam bentuk anotasi singkat saja, bisa berupa tinjauan (review) dengan panjang yang bervariasi.<br />
Contoh alat bantu seleksi antara lain:<br />
- majalah tinjauan buku/bahan pustaka lain <br />
- daftar judul untuk jenis perpustakaan tertentu (core list), subjek tertentu atau kelompok tertentu. <br />
- Indeks, misalnya Book Review Digest, Book Review Index, dan sebagainya.<br />
<br />
2. Alat identifikasi dan verifikasi <br />
Yaitu alat bantu seleksi yang hanya mencantumkan data bibliografi bahan pustaka (kadang-kadang dengan harganya). Alat seperti ini dipakai, untuk mengetahui judul yang telah terbit atau yang akan diterbitkan dalam bidang tertentu, dari pengarang atau penerbit tertentu, di negara tertentu atau dalam kurun waktu tertentu. Alat bantu ini dipakai untuk melakukan verifikasi, apakah judul atau nama pengarang tepat, berapa harganya, terbitan berseri atau bahan pandang dengar, masih ada di pasaran atau tidak, dan sebagainya.<br />
Contoh alat identifikasi dan verifikasi adalah :<br />
- katalog penerbit<br />
- berbagai jenis bibliografi, misalnya bibliografi nasional, Books in Print<br />
- katalog perpustakaan untuk mengetahui keberadaan bahan pustaka untuk subjek atau media tertentu.<br />
<br />
Alat bantu seleksi yang sangat berperan dalam proses seleksi adalah tinjauan buku, hal ini disebabkan: <br />
1. Pustakawan tidak mungkin melihat sendiri semua judul baru untuk dievaluasi.<br />
2. Jumlah buku dan bahan pustaka lain yang terbit setiap tahun terlalu banyak untuk dibaca dan dievaluasi. <br />
3. Perpustakaan jarang yang mempunyai spesialis subjek dalam semua bidang subjek yang diwakili dalam koleksinya. Lewat tinjauan buku perpustakaan memperoleh penilaian dari pakar subjek.<br />
<br />
Alat bantu seleksi juga perlu dievaluasi untuk menilai apakah cocok bila dipakai di tipe perpustakaan tertentu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menilai alat bantu seleksi adalah:<br />
1. Tujuan<br />
- Apa tujuan alat bantu tersebut?<br />
- Bantuan apa yang dapat diharapkan dari alat tersebut?<br />
- Untuk siapa?<br />
- Apakah informasi yang diberikan sesuai dengan tujuan?<br />
- Apakah sesuai dengan kebutuhan kita?<br />
2. Cakupan<br />
- Apakah bahan pustaka dan subjek yang terdaftar sesuai dengan kebutuhan?<br />
- Apakah cakupannya komprehensif?<br />
- Berapa tinjauan yang dimuat tiap minggu, bulan, atau tahun?<br />
3. Kecepatan<br />
- Apakah daftar atau tinjauan buku terbit sebelum atau sesudah buku tersebut diterbitkan dan beredar<br />
di pasaran?<br />
- Kalau sesudah, berapa lama? Berapa frekuensi terbitnya?<br />
4. Penulis tinjauan<br />
- Siapa yang menulis tinjauan?<br />
- Bagaimana kualifikasinya?<br />
5. Isi tinjauan<br />
Ada bermacam-macam jenis tinjauan yaitu:<br />
- hanya deskripsi isi atau ulasan yang kritis tetapi objektif.<br />
- membandingkan dengan karya lain yang serupa atau edisi sebelumnya.<br />
- memberi rekomendasi untuk tipe perpustakaan atau kelompok tertentu.<br />
6. Data bibliografi<br />
Data bibliografi apa yang diberikan dan cukup lengkapkah?<br />
7. Penyajian<br />
- Apakah jelas dan memudahkan pemakaian?<br />
- Ada berapa pendekatan?<br />
- Ada berapa macam indeks?<br />
- Apakah urutan informasi dalam tiap entri seragam?<br />
8. Kegunaan<br />
- Dapat dipakai untuk apa? sebagai alat seleksi atau verifikasi, atau sumber rujukan?<br />
- Dapat dipakai oleh siapa? Bagian rujukan, pengadaan, pengembangan koleksi, atau pemakai<br />
perpustakaan?<br />
9. Format fisik<br />
- Apakah penjilidannya kuat?<br />
- Apakah hurufnya tidak terlalu kecil?<br />
- Bagaimana kualitas kertasnya?<br />
10. Harga<br />
- Apakah harganya sebanding dengan isi dan kegunaannya?<br />
- Apakah ada alat serupa yang lebih murah?<br />
<br />
<br />
Anda punya pendapat, komentar atau pengalaman seputar materi di atas ? Silahkan tulis pada forum 3 yang disediakan agar bisa kita diskusikan bersama. saya tunggu tanggapan Anda !!</span></b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b>Inisiasi 4</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Kajian Pengguna Perpustakaan<br />
<br />
Hallo para mahasiswa...,kali ini kita sudah sampai pada inisiasi ke 4. Berikut saya sampaikan materinya dan harap dibaca dan didiskusikan ya..<br />
<br />
Untuk lebih meyakinkan tentang bahan pustaka apa yang dibutuhkan serta layanan apa yang diinginkan oleh masyarakat yang akan dilayani dalam lingkungan perpustakaan, perlu adanya suatu analisis terhadap masyarakat yang akan dilayani tersebut. Dengan mengetahui kebutuhannya, maka kebijakan pengembangan koleksi yang akan dibuat semakin akurat, sesuai dengan tujuan setiap perpustakaan yaitu dapat menyediakan bahan pustaka yang tepat untuk pengguna yang tepat, dan dalam waktu yang tepat. Dalam rangka melakukan kajian tentang kebutuhan informasi pengguna perpustakaan tersebut perlu ditentukan beberapa hal, seperti:<br />
1) Siapa yang akan melakukan pengumpulan data?<br />
2) Informasi apakah yang diinginkan oleh perpustakaan?<br />
3) Bagaimana metodenya untuk menghasilkan informasi yang diinginkan?<br />
4) Bagaimana memanfaatkan data itu?<br />
Kajian pengguna ini bermanfaat sekali tetapi memakan waktu dan biaya yang besar. Untuk itu perlu perencanaan yang matang. Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam melaksanakan kajian adalah mengetahui data apa yang dibutuhkan oleh perpustakaan, langkah kedua adalah mengetahui bagaimana data itu diperoleh, dan langkah ketiga adalah bagaimana menganalisis data tersebut?<br />
<br />
Setiap jenis perpustakaan melayani kelompok-kelompok pengguna dengan ciri-ciri tertentu, sehingga diperlukan perencanaan yang matang, jasa-jasa apa yang sesuai dengan kebutuhan pemakai tersebut. Perencanaan tersebut akan berhasil jika didasarkan atas pengetahuan yang cukup mendalam mengenai masyarakat yang harus dilayani.<br />
<br />
Layanan-layanan perpustakaan, seperti juga koleksinya, haruslah didasarkan pada pengertian pada komunitas yang dilayani dan informasi yang diinginkan serta dibutuhkan. Pengetahuan akan komunitas yang dilayani adalah kunci untuk pengembangan koleksi yang efektif, yang akibatnya adalah juga pelayanan yang efektif. Sebenarnya tidak mungkin, dan juga tidak perlu, mengumpulkan informasi tentang semua aspek kehidupan dari pelanggan yang dilayani. Namun demikian, semakin banyak pustakawan pengembangan koleksi tahu tentang peran pekerjaan pelanggan, minat umum, pendidikan, perilaku informasi dan komunikasi, serta nilai-nilai dan karakteristik yang berkaitan dengan pelanggan, semakin mungkin bahwa koleksi perpustakaan mampu memberikan informasi yang diinginkan pada saat populasi yang dilayani membutuhkannya. Pada dasarnya kajian komunitas dapat dibagi dalam empat jenis pendekatan, yaitu:<br />
1) pemberi informasi kunci<br />
2) forum komunitas<br />
3) indikator sosial<br />
4) survei lapangan<br />
Keempat pendekatan itu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perpustakaan bisa menggunakan semua pendekatan tersebut, baik secara tunggal maupun dikombinasikan, tergantung pada kebutuhan ataupun keadaan di lapangan. Namun, metodologi yang dikombinasikan merupakan pendekatan yang baik, karena dapat memastikan akan diperoleh data yang tidak bias. Pertanyaan paling penting yang diajukan setelah pelaksanaan kajian kebutuhan pengguna adalah: Apakah tujuan pelayanan perpustakaan yang sekarang ini sudah sesuai dengan tingkatan kebutuhan komunitas? Bila jawabannya belum, maka pastikan akan ada perubahan secara terencana.</span></b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b>Inisiasi 5</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Terbitan berseri (dalam bahasa Inggris: serials) adalah istilah untuk setiap publikasi yang diterbitkan bagian demi bagian, tidak diterbitkan sekaligus, dengan memberikan tanda secara numerik atau kronologis, dan biasanya diterbitkan untuk masa waktu yang tidak tentu. Jadi suatu publikasi dapat digolongkan ke dalam jenis terbitan berseri bila diterbitkan secara berurutan, yang dinyatakan dengan volume, nomor atau bulan, serta tahun. Terbitan berseri diharapkan akan terbit terus dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.<br />
<br />
Ada empat jenis utama terbitan berseri. Yang pertama adalah terbitan berkala dan surat kabar. Yang dimaksud dengan terbitan berkala adalah publikasi yang diterbitkan berkesinambungan dan diedarkan kepada publik setiap periode waktu tertentu. Terbitan berkala bisa diterbitkan setiap minggu (weekly), setiap bulan (monthly), dua bulan sekali (bimonthly), tiga bulan sekali (quarterly), setahun dua kali (semi annually), atau setahun sekali (annually). Dikenal beberapa macam terbitan berkala, yaitu: Majalah (magazine), Warta (newsletter), Buletin, dan Jurnal (journal)<br />
Surat kabar merupakan terbitan berkala yang diterbitkan setiap hari, isinya tidak dibatasi pada satu subjek tertentu, dan berisikan informasi atau berita mutakhir. Tujuan diterbitkannya surat kabar adalah untuk menyebarluaskan berita secara cepat dan tepat. Oleh karena itu surat kabar diterbitkan secara harian.<br />
<br />
Jenis terbitan berseri yang kedua adalah publikasi yang diterbitkan secara berkelanjutan, atau berseri, tetapi tidak diterbitkan menurut kala waktu tertentu. Publikasi ini bisa berbentuk buku. Contoh buku berseri, misal judulnya: "Dasar-dasar matematika" dengan judul serinya adalah "Seri Matematika untuk Universitas." Beberapa waktu kemudian, bisa beberapa bulan atau beberapa tahun, keluar lagi buku lain dari "Seri Matematika untuk Universitas" dengan judul buku yang berbeda. Demikian seterusnya, bisa saja diterbitkan buku seri fisika yang terdiri dari beberapa judul buku, dan sebagainya<br />
<br />
Jenis terbitan berseri yang ketiga merupakan terbitan berupa bagian-bagian yang benar-benar terpisah, hanya untuk menyatakan urutan publikasi yang pernah diterbitkan dari badan/lembaga/instansi tertentu. Bisa juga sebuah instansi mempunyai beberapa proyek besar, dan setiap proyek menghasilkan publikasi. Untuk membedakan kelompok publikasi dari proyek tertentu dan untuk mengetahui banyaknya publikasi dari masing-masing proyek, maka setiap dikeluarkan laporan dari suatu proyek, publikasi tersebut diberi nomor urut dengan berbagai nomor kode proyek. Beberapa dokumen yang dikeluarkan badan pemerintah mengambil bentuk seperti ini<br />
<br />
Jenis terbitan yang keempat adalah prosiding (dalam bahasa Inggris: proceeding) dan buku tahunan, yang dikeluarkan mungkin tahunan atau berkelanjutan, atau mungkin diterbitkan sebagai terbitan berseri yang dikeluarkan secara tidak berkala atau tidak tentu (irregular). Prosiding merupakan publikasi yang berisi materi yang disampaikan pada sebuah pertemuan baik yang berbentuk seminar, kongres, lokakarya, simposium, dan sebagainya. Isinya terdiri dari berbagai pidato yang disampaikan dan makalah-makalah, serta topik-topik yang didiskusikan dalam pertemuan itu</span></b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span">INISIASI 6</span></b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span">Bahan Pustaka Nonbuku<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Pada awalnya dahulu perhatian perpustakaan lebih banyak dicurahkan pada bahan pustaka tercetak seperti buku dan terbitan berseri. Adanya perkembangan teknologi di bidang media informasi, merupakan suatu tantangan bagi pustakawan untuk sanggup menangani bahan nonbuku. Pustakawan wajib menerima tanggung jawab ini, karena mereka harus memikirkan pula hasil imajinasi, intelektual, dan semangat serta gagasan manusia dalam berbagai bentuk, baik cetak maupun noncetak.</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Penggunaan bahan nonbuku pada jaman dahulu hanya sebagai alat bantu pendidikan, tetapi sekarang tidak hanya sebagai alat bantu melainkan juga merupakan sarana kebutuhan individual yang mendasar. Sebagai contoh penggunaan bahan nonbuku di sekolah dasar antara lain berupa alat peraga dalam pelajaran, misalnya penggunaan bola dunia untuk pelajaran ilmu bumi. Di sekolah lanjutan menggunakan rekaman suara, video, atau penggunaan laboratorium bahasa. </span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Di era digital dan virtual saat ini telah berkembang pula bahan pustaka dalam bentuk digital yang dikenal dengan e-books (electronic books), e-journals, yang sudah ditawarkan oleh beberapa provider maupun penerbit seperti OCLC (On-Line Computer Library Center), Elsevier, dan Oxford University Press, bahkan sebagian besar penerbit jurnal asing menawarkan jurnal on-line. </span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Untuk itu perpustakaan perlu mendukung dengan cara melengkapi koleksinya dengan bahan nonbuku dalam segala bentuk dan jumlah yang cukup memadai. Penyediaan bahan nonbuku memerlukan berbagai pendekatan yang berbeda dari penyediaan bahan pustaka tercetak yang konvensional. Setiap media baik film, slide, video ataupun bahan lainnya memerlukan perlakuan yang berbeda. Penyediaan bahan tersebut harus dipertimbangkan secara mendalam, dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Hal ini akan berhubungan dengan jenis perpustakaan, misalnya perpustakaan umum akan lebih banyak memerlukan jenis bahan pustaka gambar, peta, dan rekaman suara, sedangkan perpustakaan perguruan tinggi lebih membutuhkan bahan pustaka digital seperti CD-ROM, selid dan sebagainya.</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Di Indonesia bahan nonbuku belum dimanfaatkan secara maksimal. Ada yang menganggap bahwa bahan nonbuku terutama bahan pandang dengar adalah sarana hiburan semata. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi pustakawan dalam menyediakan informasi dalam berbagai bentuk, karena tugas perpustakaan adalah memberikan informasi yang tepat, dalam waktu yang cepat kepada pengguna yang memerlukannya. Pemanfaatan bahan nonbuku di beberapa perpustakaan di Indonesia, diantaranya adalah:</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">1) Perpustakaan Nasional, telah mengoleksi dokumen dalam bentuk mikro. Tujuan awalnya adalah</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">untuk melestarikan dokumen yang hampir rusak. Koleksi yang dimiliki Perpustakaan Nasional terdiri dari mikrofilm dan mikrofis, dan sebagai alat bantu bacanya disediakan microreader</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">2) PDII-LIPI (Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia),</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">memiliki koleksi bentuk mikro yang mencakup tesis, disertasi dan majalah Indonesia.Selain itu dengan adanya perkembangan teknologi sudah banyak perpustakaan yang mengoleksi bahan pustaka dalam bentuk elektronik seperti CD-ROM, ataupun jurnal elektronik.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">3) Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Perpustakaan khusus, saat ini telah banyak menyediakan</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">bahan pustaka dalam bentuk digital seperti CD-ROM, e-book, e-journal, yang dikenal dengan e-collections, dan pada umumnya telah menyediakan layanan internet.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">4) Perpustakaan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, telah melakukan pengembangan</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">koleksi disertasi dalam bentuk mikro mengenai bahasa dan sastra. Disamping itu tersedia pula sejumlah bahan pandang dengar yang berupa pita-pita rekaman yang berisi informasi tulisan-tulisan ataupun buku-buku referensi beserta perlengkapannya.</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Anda punya tanggapan, pendapat, komentar atau pengalaman yang berkaitan dengan materi di atas ? Silahkan tulis pada forum 6 yang disediakan sehingga dapat kita diskusikan bersama. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Saya tunggu tanggapan Anda.</span><br />
<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Salam</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Djaka W</span></span></b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span">INISIASI 7</span></span></b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></span></b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Stock Opname<br />
<br />
Stock opname secara harfiah merupakan suatu kegiatan penghitungan kembali koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Secara lebih rinci, dari kegiatan ini dapat diketahui jumlah bahan pustaka menurut golongan ilmunya, dapat diketahuinya buku-buku yang hilang, dapat diperolehnya susunan buku yang rapih, juga diketahuinya kondisi fisik buku, apakah ada yang rusak / tidak lengkap.<br />
Kegiatan ini sifatnya menyeluruh, dalam arti selain menyangkut fisik buku juga jajaran kartu katalognya, atau pun sarana temu kembali lainnya. Dengan demikian diperlukan waktu yang cukup lama, agar tujuan di atas dapat dipenuhi. Sebelum melakukan kegiatan stock opname, perlu dipertimbangkan dahulu apakah pelayanan kepada pengguna tetap diadakan dan kapan waktu yang tepat untuk melakukan stock opname, agar tidak mengganggu pelayanan yang disediakan oleh perpustakan kepada penggunanya.<br />
<br />
Kegiatan stock opname bertujuan untuk:<br />
1) Mengetahui dengan tepat profil koleksi perpustakaan<br />
2) Mengetahui jumlah dokumen menurut klasifikasi dengan tepat<br />
3) Menyediakan jajaran katalog yang tersusun rapi, yang mencerminkan kondisi dokumen.<br />
4) Mengetahui dengan tepat dokumen yang tidak ada katalognya<br />
5) Mengetahui dengan tepat dokumen yang dinyatakan hilang<br />
6) Mengetahui dengan tepat kondisi dokumen, apakah dalam keadaan rusak atau tidak lengkap.<br />
<br />
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk melakukan stock opname, yaitu:<br />
1) Menggunakan daftar pengadaan<br />
2) Menggunakan daftar/registrasi yang berisi nomor induk<br />
3) Menggunakan lembar lepas berisi nomor induk<br />
4) Menggunakan kartu uji<br />
5) Menghitung dokumen<br />
6) Berdasarkan sampel / contoh<br />
7) Dengan bantuan komputer<br />
8) Shelf list<br />
<br />
<br />
Anda punya pendapat, tanggapan, komentar, atau pengalaman yang berkaitan dengan materi di atas ? Silahkan tulis dan diskusikan pada forum 7 yang tersedia.<br />
<br />
<br />
Pada sesi ini saya juga memberikan tugas yang harus Anda kerjakan. Silahkan lihat pada halaman tugas 3. Bila Anda mengerjakan tugas tersebut dan nilainya bagus akan dapat menaikkan nilai UAS semester ini.<br />
<br />
Salam<br />
Djaka W</span></span></span></b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span">Inisiasi 8<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Hallo para peserta tuton sekalian ! tidak terasa kita sudah sampai pada inisiasi 8 yang merupakan inisiasi terakhir dari tuton ini. Berikut saya sampaikan materi inisiasi 8, silahkan dibaca dan didiskusikan.</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Perawatan dan Pelestarian Bahan Pustaka</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Perawatan dan pelestarian bahan pustaka bukanlah hal baru bagi sebuah perpustakaan. Hal itu telah menjadi perhatian pustakawan sejak ribuan tahun yang lalu. Koleksi bahan pustaka perlu dirawat dan dilestarikan untuk mewariskan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkandung di dalam koleksi itu ke generasi yang akan datang. Namun demikian tugas perawatan dan pelestarian tersebut bukanlah tugas yang mudah. Sejak zaman purba pustakawan telah menemukan musuh bahan pustaka berupa cacing buku, rayap, kecoak, dan berbagai jenis kutu lainnya. Sebagai contoh, kutu buku, rayap, dan kecoak telah merusak adibuku (masterpiece) sastra Yunani dan Roma</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Perawatan dan pelestarian bahan pustaka dilakukan dengan tujuan melestarikan kandungan informasi bahan pustaka. Pada dasarnya perawatan dan pelestarian itu bisa dilakukan dengan alih bentuk menggunakan media lain, atau melestarikan bentuk aslinya selengkap mungkin. Perawatan dan pelestarian bahan pustaka meliputi kegiatan : reproduksi bahan pustaka, penjilidan dan laminasi, dan pencegahan faktor-faktor perusak koleksi. Indonesia sebagai daerah tropis memiliki berbagai musuh buku. Secara garis besar, ada tiga faktor utama penyebab kerusakan bahan pustaka, yaitu faktor fisik atau mekanis, faktor kimiawi atau iklim, dan faktor hayati. Perlu diingat bahwa mencegah itu lebih murah daripada memperbaiki yang sudah rusak.</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Perawatan dan pelestarian bahan pustaka di Indonesia masih mengalami berbagai kendala, seperti kurangnya tenaga pelestarian, belum adanya lembaga pendidikan yang mengkhususkan diri pada bidang keahlian ini, dan belum jelasnya tingkat pendidikan yang dibutuhkan untuk keahlian ini. Disamping itu banyak pimpinan serta pemegang kebijakan belum memahami pentingnya pelestarian bahan pustaka, sehingga mengakibatkan kurangnya dana, perhatian, dan fasilitas yang tersedia. Setiap kegiatan perawatan dan pelestarian bahan pustaka itu dilakukan dan disesuaikan pada suatu kondisi tertentu, tergantung pada keadaan bahan pustaka itu sendiri dan keadaan perpustakaan.</span><br />
<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Bila Anda punya pendapat, komentar, tanggapan, atau mungkin pengalaman yang berkaitan dengan materi inisiasi di atas, silahkan tulis dan diskusikan pada forum 8.</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Salam</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Djaka W</span></span></span></span></b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><br />
</span></b></span></span></div>Catatan Mata Kuliah Perpustakaanhttp://www.blogger.com/profile/01093849169472739490noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-387986385616573532.post-32537084448774873442011-03-30T04:41:00.000-07:002011-03-30T04:44:20.277-07:00Tugas Tutorial Online MKDU4111 Pendidikan Kewarganegaraan<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="apple-style-span"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> A</span></span></b></span><span class="apple-style-span"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">kar masalah terorisme atas nama agama di Indonesia</span></span></b></span><span class="apple-style-span"><b><span lang="EN-US" style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><o:p></o:p></span></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span></span><span class="apple-style-span"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Di Indonesia,</span></span></span><span class="apple-converted-space"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span></span><span class="apple-style-span"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">faktor kemiskinan dan kegagalan mengelola negara menjadi faktor suburnya teroris</span></span></span><span class="apple-converted-space"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span></span><span class="apple-style-span"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">dan terorisme. Karena itu perlu perbaikan dalam proses bernegara dan berdemokrasi. Bagi Indonesia,</span></span></span><span class="apple-converted-space"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span></span><span class="apple-style-span"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">kunci pemberantasan terorisme terletak pada perbaikan taraf hidup masyarakat dan terlibatnya ulama-ormas Islam dalam proses deradikalisasi. Selama ini seolah negara—dalam hal ini Polri—berjuang dan menikmati ongkos bantuan asing sendiri, sehingga tidak efektif, karena hanya proses represif yang terjadi. Tindakan represif aparat yang tidak pas bisa menimbulkan simpati masyarakat pada para pelaku teroris, sehingga menimbulkan benih baru. Terorisme ini perlu segera dituntaskan, sehingga tidak menjadi dagangan elit politik dan Polri.</span></span></span><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span></div><div style="line-height: 16.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><strong><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Peranan Media Massa</span></span></strong><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 16.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Salah satu peranan media adalah mempengaruhi sikap dan perilaku orang/public. McDevitt (1996) mengatakan, “Media cukup efektif dalam membangun kesadaran warga mengenai suatu masalah (isu).” Lindsey (1994) berpendapat, “Media memiliki peran sentral dalam menyaring informasi dan membentuk opini masyarakata.” Sedangkan para pemikir sosial seperti Louis Wirth dan Talcott Parsons menekankan pentingnya media massa sebagai alat kontrol sosial.</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Dalam konteks realitasnya tindakan terorisme adalah salah satu bentuk komunikasi juga </span><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Karena para teroris biasanya mengekspos tindakan mereka itu dengan memanfaatkan media massa. Dan ini biasanya merupakan bagian terbesar dari sebuah ulasan berita dari media itu sendiri. Dan akibatnya adalah seringkali adanya salah paham terhadap istilah</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><em><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">media terorism</span></span></em><span class="apple-converted-space"><i><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></i></span><span class="Apple-style-span" style="color: white;">dalam menangkap maksud dari teroris untuk mengkomunikasikan perbuatan dan tindakannya itu sebagai ketundukan media. Untuk menghindari kesalahpahaman itu maka kita lebih baik memahami istilah</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><em><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">mass-mediated terrorism</span></span></em><span class="apple-converted-space"><i><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></i></span><span class="Apple-style-span" style="color: white;">sebagai sentralisasi komunikasi dengan apa yang disebut</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><em><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">mediated political violence</span></span></em><span class="apple-converted-space"><i><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></i></span><span class="Apple-style-span" style="color: white;">atau</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><em><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">mass mediated terrorism.</span></span></em><span class="apple-converted-space"><i><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></i></span><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Hal ini karena para teroris biasanya bermaksud untuk mendapat ekspos media terhadap tindakan mereka sehingga pemerintah bisa mengetahui keinginan teroris mengapa mereka melakukan teror dan menemukan sebuah realitas bahwasanya media merupakan sarana penghubung antara pemerintah dengan warga negara</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">.</span><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> Logika ini bisa dilihat bagaimana Timothy McVeigh dalam pengeboman</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><em><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Oklahoma City Building</span></span></em><span class="apple-converted-space"><i><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></i></span><span class="Apple-style-span" style="color: white;">yang menewaskan ratusan korban justru memilih Gedung Federal Murrah sebagai target karena area itu mudah diakses media. Ini juga terjadi pada peristiwa pengeboman jantung kapal laut</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><em><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">USS Cole,</span></span></em><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: white;">pengeboman WTC pada 1993, atau pengeboman kedutaan AS di Kenya dan Tanzania karena area yang mudah terekspos justru mendapat jatah pemberitaan yang signifikan di media. Atau bahkan bahkan media digunakan sebagai alat propaganda sehingga semakin menguatkan asumsi bahwa ada hubungan kuat antara komunikasi dengan media (sebagaimana diutarakan oleh Michel Wievforka). Logika ini lebih mudah dipahami saat kita membaca tulisan Thomas Friedman, yang meraih penghargaan</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><em><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Pulitzer Prize</span></span></em><span class="apple-converted-space"><i><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></i></span><span class="Apple-style-span" style="color: white;">bahwa tokoh teroris Osama bin Laden bukanlah teroris dalam artian sebenarnya karena ia hanya menjelma menjadi apa yang kemudian disebut</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><em><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">super empowered man</span></span></em><span class="apple-converted-space"><i><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></i></span><span class="Apple-style-span" style="color: white;">yang menginspirasi banyak tindakan terorisme di dunia yang justru tidak mencari perhatian media tapi lebih pada keinginan untuk membunuh sebanyak mungkin orang2 Amerika tapi dalam</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><em><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Manual of the Afghan Jihad</span></span></em><span class="apple-converted-space"><i><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></i></span><span class="Apple-style-span" style="color: white;">ditemui hal yang berlawanan dan dalam buku petunjuk itu justru disarankan untuk menjadikan Patung Liberty, Jam besar Big Ben atau Menara Eiffel sebagai target. Menurut Carlos Marighela ada dua pendekatan dalam memahami skema propaganda teroris dan mengatakan bahwa perang psikologis semacam itu, yang dilancarkan oleh para teroris baik langsung atau tidak telah memanfaatkan media massa sebagai bentuk komunikasi bahkan para teroris itu memiliki media massa sendiri guna mengekspos tindakan terorisme mereka. Melihat kaitan terorisme, informasi dan industri di era kekinian tentunya penguasaan akan akumulasi informasi yang paling banyak akan “memegang” peran lebih terhadap kemajuan “industri” yang dijalankannya.</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span class="apple-style-span"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Ca</span></span></b></span><span class="apple-style-span"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">ra ketahanan nasional mengantisipasi atau mencegah terjadinya terorisme atas nama agama tertentu di bumi nusantara</span></span></b></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Dalam mengupayakan pencegahan dan penanggulangan</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">terorisme, Badan Intelijen Negara telah menerapkan strategi</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">supremasi hukum, indiskriminasi, independensi, koordinasi,</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">demokrasi, dan partisipasi dalam upaya pencegahan dan</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">penanggulangan terorisme. Melalui strategi supremasi hukum, upaya</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">penegakan hukum dalam memerangi terorisme dilakukan sesuai</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">dengan peraturan perundangan yang berlaku. Strategi indiskriminasi</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">yang mensyaratkan upaya pencegahan dan penanggulangan</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">diberlakukan tanpa pandang bulu, serta tidak mengarah pada</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">penciptaan citra negatif kepada kelompok masyarakat tertentu.</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Prinsip indepedensi juga dilaksanakan untuk tujuan</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">menegakkanketertiban umum dan melindungi masyarakat tanpa terpengaruh</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">tekanan negara asing dan kelompok tertentu. Penanggulangan</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">terorisme dilaksanakan dengan melakukan koordinasi antara</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">instansi</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">terkait dan komunitas intelijen serta partisipasi aktif dari komponen</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">masyarakat. Strategi demokrasi diterapkan dengan memberikan</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">peluang kepada masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya dalam</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">rangka meredam potensi gejolak radikalisme dan terorisme.</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Upaya penggalangan melalui pendekatan kepada tokoh</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">masyarakat, tokoh agama moderat, dan yang cenderung radikal terus</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">dilaksanakan, terutama untuk membentuk pola pikir yang lebih</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">moderat dan pemahaman yang benar tentang keyakinan. Hasil</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">operasi intelijen yang telah dicapai dalam perwujudan strategi</span><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">tersebut adalah pengungkapan jaringan pelaku terorisme lanjutan</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">.</span><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="apple-style-span"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">S</span></span></b></span><span class="apple-style-span"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">olusi masalah terorisme atas nama agama tertentu di Indonesia</span></span></b></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="apple-style-span"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Pemerintah terus berupa menegakkan keadilan di masyarakat dan pemerataan pembangunan di segala bidang. Ideologi radikal mudah terbentuk dan berkembang mekar di masyarakat yang ketimpangan sosial ekonominya sangat tajam. Di samping itu, perkembangan tata ekonomi politik dunia yang cenderung pada materialime-kapitalistik, dengan motor para pemodal raksasa dari negara-negara Barat, telah membuat dis-assosiasi makin kental terutama di negara-negara dunia ketiga. Pemerintah kita juga aktif mengkampanyekan tata hubugan dunia yang makin berkeadilan.</span></span></span><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="apple-style-span"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">persoalan kekerasan dalam politik dan tindakan terorisme atas nama agama tak hanya berkaitan dengan masalah pemahaman agama yang salah kaprah, tetapi juga ketimpangan ekonomi dan alienasi sosial di tengah pluralisme dunia dan negara bangsa yang cenderung materialistik. Demokrasi yang mengandaikan pluralisme pada awalnya diharapkan dapat mengatasi munculnya pandangan sempit (sebagai akar-akar radikalisme), tetapi hal itu saja jelas tidak cukup. Demokrasi, pluralisme, harus berjalan seiring dan sinergis dengan perbaikan ekonomi dan pembangunan sosial.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>Catatan Mata Kuliah Perpustakaanhttp://www.blogger.com/profile/01093849169472739490noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-387986385616573532.post-64379345353219354452011-03-28T03:54:00.000-07:002011-03-28T03:54:09.980-07:00Tugas Pendidikan Kewarganegaraan<div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Analisis kasus:<br />
Silakan Saudara menganalisis kasus berikut ini dari sudut pandang ketahanan nasional!</div><div class="MsoNormal" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span>Irjen Mbai: Teror supaya Warga Konflik</span></div><div class="MsoNormal" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span></span></div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;"><span calibri","sans-serif";"="" style="font-size: 11pt;">Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Inspektur Jenderal Ansyaad Mbai mengutarakan, tujuan utama aksi terorisme dengan menyebar bom di sejumlah daerah adalah mempermalukan pemerintah.</span></div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;"><span calibri","sans-serif";"="" style="font-size: 11pt;">Pelaku teror berusaha menunjukkan kelemahan pemerintah. "Setiap kali berhasil, mereka tidak muncul lagi. Sehingga dimanfaatkan orang-orang, wah, pemerintah lemah, sehingga pada akhirnya saling tuduh," ujar Ansyaad dalam diskusi bertajuk "Setelah Bom Buku Terbitlah Isu" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (19/3/2011).</span></div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;"><span calibri","sans-serif";"="" style="font-size: 11pt;">Menurut Ansyaad, selain menunjukkan kelemahan pemerintah, peneror sengaja menimbulkan konflik horizontal antarwarga. Mereka membuat terjadinya saling tuding dan saling tuduh dalam masyarakat. "Nah, ini sudah hampir tercapai tujuan kedua," katanya.</span></div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;"><span calibri","sans-serif";"="" style="font-size: 11pt;">Para peteror tersebut, lanjut Ansyaad, menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan aksi mereka dan menimbulkan kepanikan masyarakat. Media berperan menjadi corong para pelaku teror.</span></div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;"><span calibri","sans-serif";"="" style="font-size: 11pt;">"Media untuk mem<em><span calibri","sans-serif";"="">blow up </span></em>reaksi brutal dari pemerintah," ucap Ansyaad. Oleh karena itu, kata Ansyaad, pemerintah sebaiknya tidak panik menghadapi teror pengiriman paket mencurigakan untuk personal.</span></div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;"><span calibri","sans-serif";"="" style="font-size: 11pt;">Menurut Ansyaad, jika pemerintah menanggapi aksi tersebut dengan brutal dan berlebihan, lagi-lagi tujuan para pelaku teror tersebut tercapai. "Misalnya menurunkan panser, komando perang, seperti (Presiden Amerika) Bush, itu tercapai tujuan mereka," ungkapnya.</span></div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;"><span calibri","sans-serif";"="" style="font-size: 11pt;">Hal senada diutarakan psikolog massa dari Universitas Padjajaran, Zainal Abidin. Menurutnya, para peteror bertujuan menimbulkan kepanikan masyarakat secara luas.</span></div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;"><span calibri","sans-serif";"="" style="font-size: 11pt;">"Bahasa psikologinya, paranoid. Bukan hanya orang-orang kritis yang panik tapi juga ibu rumah tangga, kasus lain ibu menteri panik ketika di pesawatnya ada bungkusan hitam," kata Zainal.</span></div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;"><span calibri","sans-serif";"="" style="font-size: 11pt;">Kemudian, media massa turut membantu kesuksesan tujuan para pelaku teror tersebut. "Di bagian depan koran misalnya, selalu ditampilkan sehingga masyarakat cemas seolah sekarang arah-arahnya bukan hanya pada aktivis A, yang dicurigai Yahudi, tapi juga masyarakat luas," ujarnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span>(sumber diunduh dari <a href="http://nasional.kompas.com/read/2011/03/19/10351660" style="color: #0033cc; text-decoration: none;">http://nasional.kompas.com/read/2011/03/19/10351660</a>, pada hari Senin 28 Maret 2011 pkl. 11.04 WIB)</span></div><div class="MsoNormal" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"></div><div class="MsoNormal" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span>Petunjuk Tugas I:</span></div><div class="MsoNormal" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span>Jawablah pertanyaan-pertanyaan tugas I dibawah ini dalam bentuk makalah dengan ketentuan pembuatan makalah tugas I.</span></div><div class="MsoNormal" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"></div><div class="MsoNormal" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span>Pertanyaan :</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-indent: -0.25in;"><span><span>1.<span new="" roman";"="" times=""> </span></span></span><span>Apa akar masalah terorisme atas nama agama di Indonesia?</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-indent: -0.25in;"><span><span>2.<span new="" roman";"="" times=""> </span></span></span><span>Apa dan bagaimana peran media masa terhadap terorisme?</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-indent: -0.25in;"><span><span>3.<span new="" roman";"="" times=""> </span></span></span><span>Apa dan bagaimana cara ketahanan nasional mengantisipasi atau mencegah terjadinya terorisme atas nama agama tertentu di bumi nusantara?</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-indent: -0.25in;"><span><span>4.<span new="" roman";"="" times=""> </span></span></span><span>Apa solusi masalah terorisme atas nama agama tertentu di Indonesia?</span></div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Sistematika Tugas:</div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Tugas dikerjakan dengan sistematika penulisan jawaban analisis kasus, antara lain:</div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">1. spasi 1,5</div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">2. jenis tulisan Arial font 10</div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">3. minimal halaman jawaban 1,5 halaman dan maksimal 3 halaman.</div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">4. menggunakan referensi ilmiah untuk mendukung jawaban analisis kasus Saudara, khususnya referensi/ sumber pustaka MKDU4111. </div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Selamat mengerjakan!</div><div style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Salam, tutor.</div><div><br />
</div><div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10px;">Available from:Rabu, 30 Maret 2011, 15:25</span></div><div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10px;">Tanggal penyelesaian:Sabtu, 16 April 2011, 15:25</span></div>Catatan Mata Kuliah Perpustakaanhttp://www.blogger.com/profile/01093849169472739490noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-387986385616573532.post-85137294918751825772011-03-22T02:46:00.001-07:002011-05-02T01:47:45.213-07:00Bahasa Indonesia (2)<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Inisiasi 2</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">HUBUNGAN ANTARKETERAMPILAN BERBAHASA<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa dalam komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Empat keterampilan berbahasa</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">, yaitu </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">menyimak dan berbicara</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"> (lisan) serta </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">membaca dan menulis</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"> <span lang="IN">(tulis)</span></span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"> memiliki keterkaitan yang sangat erat. Satu keterampilan akan mendukung keterampilan yang lainnya. </span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Hubungan antarragam bahasa (ragam lisan atau ragam tulis) lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat (reseptif atau produktif). Contohnya menyimak dengan berbicara lebih erat dibandingkan hubungan menyimak </span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">dengan</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"> membaca atau menulis. Hubungan keterampilan pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak langsung.</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"> </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Perhatikan tabel </span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">berikut ini</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">.</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Tabel 1.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Hubungan Keterampilan Berbahasa<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-insideh: .5pt solid windowtext; mso-border-insidev: .5pt solid windowtext; mso-padding-alt: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 480;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"> <td colspan="2" style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 284.15pt;" width="379"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Keterampilan Berbahasa<o:p></o:p></span></b></div></td> <td rowspan="2" style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 142.1pt;" width="189"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Sifat<o:p></o:p></span></b></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 142.05pt;" width="189"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Lisan<o:p></o:p></span></b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 142.1pt;" width="189"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Tulis<o:p></o:p></span></b></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;"> <td style="border-bottom: none; border-left: solid windowtext 1.0pt; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 142.05pt;" width="189"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="height: 31px; left: 0px; margin-left: -7px; margin-top: 25px; position: absolute; width: 568px; z-index: 251657728;"><img height="31" src="file:///C:/DOCUME~1/Owner/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" v:shapes="_x0000_s1026 _x0000_s1027 _x0000_s1028 _x0000_s1029" width="568" /></span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Menyimak<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-right: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 142.1pt;" width="189"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Membaca<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-right: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 142.1pt;" width="189"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Reseptif<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 142.05pt;" valign="bottom" width="189"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Berbicara</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 142.1pt;" valign="bottom" width="189"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Menulis</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 142.1pt;" valign="bottom" width="189"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Produktif</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Melalui tabel tersebut kita dapat mengkaji hubungan antarketerampilan berbahasa. </span><span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Pada ragam lisan, yaitu menyimak dan berbicara berada pada ruang yang sama. Dalam kegiatan berbahasa lisan secara tatap muka, penyimak dan pembicara dapat bertukar atau berganti peran. Penyimak bertukar peran menjadi pembicara dan sebaliknya, pembicara menjadi penyimak. Pergantian peran ini biasanya terjadi pada kegiatan tanya jawab, saling memberi masukan atau interaktif.</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Pengetahuan yang diperoleh seseorang melalui menyimak dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya berbicara. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi pembicara yang baik, orang harus memiliki keterampilan menyimak yang baik.</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"> Demikian pula </span><span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;">pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilan menulis. </span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Artinya, </span><span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;">untuk dapat menjadi penulis yang baik, orang harus memiliki keterampilan membaca yang baik.<o:p></o:p></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Inisiasi 3</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Hakikat Menyimak<br />
<br />
Mendengar dan menyimak memiliki arti yang berbeda. Mendengar memiliki arti dapat menangkap suara. Menyimak memiliki arti suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.<br />
<br />
Strategi menyimak<br />
<br />
1. Membedakan fonem dalam konteks<br />
Kata dari dan tari adalah kata yang berbeda, dibedakan dengan adanya huruf /d/ dan /t/. Dalam pendengaran sekilas tampak hampir sama, namun jika disimak dengan seksama ada perbedaan. Jadi dalam menyimak harus lebih diperhatikan setiap fonem dalam konteks<br />
<br />
2. Berlatih menangkap maksud tuturan dari sebuah kalimat<br />
Kita kadang salah mengertikan maksud pembicaraan seseorang, misal ada yang berbicara, ” Kucing makan tikus mati di dapur.” Mungkin tafsiran orang-orang akan berbeda. Ada yang mengira yang mati adalah kucing, ada yang menyangka yang mati adalah tikus. Jika kita tidak memperhatikan intonasi kalimat (panjang-pendek, tekanan, dan nada kalimat), kemungkinan salah tafsir itu ada.<br />
<br />
3. Menentukan kesalahan pengucapan sebuah kata<br />
Umumnya kesalahan pengucapan terletak pada kata yang berhomofon atau homograf seperti bank dengan bang, apel buah dengan apel upacara, dll.<br />
<br />
4. Menangkap isi sebuah percakapan<br />
Untuk mampu menangkap isi sebuah percakapan dibutuhkan konsentrasi yang baik.<br />
<br />
5. Menangkap isi sebuah wacana ilmiah dan nonilmiah<br />
Menyimak wacana baik ilmiah dan nonilmiah lebih difokuskan pada ide atau gagasan yang dinilai penting bagi penyimaknya. Konsentrasi sudah pasti diperlukan.</span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Inisiasi 4</b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;">KARYA ILMIAH POPULER<br />
<br />
A. Pengertian Karya Ilmiah Populer.<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Jones (1960) mengatakan karya ilmiah populer ditujukan untuk masyarakat umum, sedangkan karya ilmiah ditujukan untuk profesional. Slamet Suseno (1980) memberikan batasan tulisan ilmiah populer sebagai sebuah tulisan yang bersifat ilmiah, tetapi sekaligus ditulis dengan cara penuturan yang mudah dimengerti.</span><br />
<br />
B. Macam-macam Karya Ilmiah.<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Macam-macam karya ilmiah yaitu; 1) Laporan praktikum atau laporan buku, 2) Kertas Kerja/Makalah, 3) Skripsi, 4) Tesis, 5) Disertasi, dan 6) Textbook</span><br />
<br />
C. Ciri Karya Ilmiah Populer.<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Ciri-ciri karya ilmiah populer adalah berisi fakta empiris yang sudah teruji dan dapat diuji kebenarannya, tidak subjektif, tidak mengandung unsur spekulatif dan bersifat sensasional, memperlihatkan kerja nalar dan bersifat analitis, mampu menjelaskan 'mengapa' dan 'bagaimana' sesuatu yang disajikan itu terjadi, serta bahasan tidak menyimpang atau melebar dari pokok/tema tulisan.</span><br />
<br />
D. Bentuk Tulisan Ilmiah Populer<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Bentuk tulisan ilmiah populer yaitu; 1) Deskriptif-naratif. Bersifat ringan, tidak membutuhkan rasa penasaran pembaca. Dinikmati secara rileks. Contoh: tulisan di koran, majalah wanita, majalah keterampilan. 2) Deskriptif-ekspositoris. Menyuguhkan kupasan tulisan yang lebih mendalam. Contoh: riwayat penemuan atau sejarah terjadinya sesuatu secara historis, atau proses pembentukan sesuatu. Berisi juga tentang penjelasan yang berkenaan dengan Mengapa dan Bagaimana. Banyak ditemukan pada majalah Intisari, Tempo, Trubus. 3) Deskriptif-argumentatif. Menyuguhkan masalah yang diikuti dengan cara pemecahan masalahnya. Contoh: Jurnal Penelitian.</span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span">Inisiasi 5</span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; font-weight: normal;">Berbagi Pengalaman Membaca Teks<br />
<br />
Kemampuan membaca tiap orang tidaklah sama. Ada yang sanggup membaca tiga halaman teks dalam waktu lima menit, tetapi ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama dari itu untuk menggapai halaman ketiga teks yang dibacanya. Meskipun demikian, hal penting yang dapat kita petik adalah kemampuan orang tersebut ketika ia dituntut untuk mengungkapkan materi yang telah dibacanya, baik secara verbal maupun tertulis. Di sinilah sikap ekspresif kita diuji. Sebagai contoh mudah, biasakanlah membaca artikel tertentu di koran atau features, dan kemudian ceritakanlah kembali isi artikel atau featrues itu kepada teman Anda. Adakah bagian tertentu yang belum diceritakan atau bahkan terlupa?<br />
Bagaimana cara mengatasi hal tersebut, agar Anda terhindar dari aspek lupa atau 'meninggalkan' informasi? Saya pribadi pernah mencobanya, dan hingga saat ini pun terus mencoba, yaitu dengan membiasakan diri membaca artikel atau features dari media cetak kapanpun saya mau. Jenuh? Ya, itu pasti. Tetapi saya membutuhkan hal itu untuk mengasah kemampuan verbal dan memori taktis saya.<br />
<br />
Oleh karena itu, perlu teman-teman pahami bahwa paparan pengalaman pribadi saya tersebut bukanlah untuk menunjukkan apa yang telah saya perbuat. Namun semata-mata hanya untuk memacu semangat teman-teman agar lebih giat dan teliti dalam mencermati fenomena yang terjadi di sekitar kita. Bagaimana teman, apakah Anda memiliki kiat khusus untuk membangkitkan dan mendorong daya serap dan ingat memori Anda? Ayo curahkan pengalaman Anda dalam forum ini, dan kita berbagi untuk saling melengkapi.<br />
<br />
Jangan lupa, kirimkah ke forum tutorial online ini ya, dan saya sarankan untuk tidak mengirimkannya melalui email supaya teman yang lain dapat mengomentari argumentasi Saudara. Oke?<br />
<br />
Selamat belajar dan semoga sukses.</span></span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;">Inisiasi 6</span></span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Saudara mahasiswa, dalam pertemuan maya kali ini, saya akan menyampaikan ulasan mengenai hakikat berbicara. Berbicara merupakan salah satu aktivitas komunikatif yang dilakukan untuk tujuan tertentu.Ucapan yang disampaikan oleh seseorang dan (memang) bermakna, disebut sebagai aktivitas bicara. Lain halnya, apabila seseorang mengujarkan sesuatu namun tidak memiliki makna tertentu.<br />
<br />
Dalam kenyataannya, aktivitas berbicara mengusung beberapa hal utama, seperti hal yang menyatakan bahwa berbicara merupakan ekspresi diri. Artinya, dengan mengujarkan sesuatu, seseorang akan dapat diketahui isi hatinya. Mungkin saat ini ia sedang marah, sedih, riang, atau bahkan tidak jujur. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa berbicara merupakan aspek kemampuan mental motorik. Artinya, dalam mengujarkan sesuatu, seseorang terkadang membutuhkan kemampuan pengolahan keterampilan mental agar aktivitas berbicaranya semakin memiliki makna yang kuat.<br />
<br />
Selain itu, berbicara juga merupakan peristiwa yang terjadi akibat adanya kesempatan dalam satu ruang dan waktu tertentu. Artinya, seseorang akan mengujarkan sesuatu apabila ada hal tertentu yang membutuhkan ujarannya. Terakhir, berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang sifatnya produktif. Artinya, dengan berbicara, seseorang akan dapat menyampaikan ide, gagasan, atau pendapatnya. Tiga hal itulah yang disebut sebagai aspek produktif aktivitas berbicara.<br />
<br />
Dari paparan itu, dapatkah Anda memberikan argumentasi mengenai fenomena yang saya ajukan berikut ini? Apabila di sekitar Anda ada seorang anak yang berusia kurang dari satu tahun dan pada tahap tersebut ia masih belajar mengucapkan sesuatu, apakah ia sudah dapat disebut sebagai insan yang sedang mengujarkan sesuatu? Silakan Anda paparkan argumentasi Anda melalui media ini.<br />
<br />
Selamat belajar dan semoga sukses.</span></span></span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;">INISIASI 7</span></span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;">Hakikat Menulis<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Menulis merupakan kegiatan penuangan ide dan gagasan seseorang ke dalam media tulisan. Setiap orang memiliki tujuan yang berbeda dalam menulis, misalnya untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan atau bahkan untuk mempengaruhi pembaca. </span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Seorang penulis pasti berharap agar tulisannya dapat dipahami oleh pembaca sejelas maksud yang terkandung dalam pikirannya. Oleh karena itu, penggunaan kalimat efektif menjadi bagian yang sangat penting dalam menuangkan gagasan. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi kepada pembaca sejelas dan seakurat pikiran atau gagasan penulisnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyusun kalimat efektif adalah kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan, kehematan, dan kevariasian dalam struktur kalimat.</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Penulis menuangkan setiap ide dan gagasan dalam sebuah paragraf. Setiap paragraf mengandung satu gagasan utama dan satu atau lebih gagasan penjelas. Paragraf yang baik memenuhi tiga persayaratan, yaitu 1) kepaduan (kohesi), berkaitan dengan keutuhan isi gagasannya. 2) Koherensi, berkaitan dengan kepaduan jalinan kalimat-kalimatnya. 3) kelengkapan, berkaitan dengan keutuhan dan kelengkapan informasinya.</span></span></span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></span></span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span">Inisiasi 8</span></span></span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Saudara mahasiswa, di minggu ke delapan ini saya sampaikan materi mengenai menulis ringkasan dan resensi. Ringkasan merupakan sebuah bangun wacana yang memaparkan hal-hal penting dari sebuah fenomena. Ringkasan, salah satunya, dapat disusun dalam bentuk tertulis. Melalui ringkasan, seseorang dapat mengetahui intisari sebuah fenomena. Atau dapat juga dikatakan bahwa ringkasan merupakan salah satu wujud atau bentuk penyingkatan suatu informasi dengan hanya menyajikan informasi atau butir-butir penting. (Mulyati, Yeti. 2009). Namun ada juga yang menyatakan bahwa sinopsis dan abstrak merupakan bagian atau salah satu bentuk ringkasan. Apakah Anda sependapat dengan pernyataan tersebut? Untuk itu, sampaikan argumentasi Saudara melalui forum diskusi 8.<br />
<br />
Selamat belajar dan berdikusi.</span></span></span></span></span></b></span></span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></span></b></span></span></div>Catatan Mata Kuliah Perpustakaanhttp://www.blogger.com/profile/01093849169472739490noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-387986385616573532.post-67993283812838095472011-03-15T02:38:00.000-07:002011-03-15T18:17:27.375-07:00Bahasa Indonesia<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><link href="file:///C:%5CUsers%5CAXIOO%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CAXIOO%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CAXIOO%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter
{mso-style-unhide:no;
mso-style-link:"Footer Char";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:center 216.0pt right 432.0pt;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
span.FooterChar
{mso-style-name:"Footer Char";
mso-style-unhide:no;
mso-style-locked:yes;
mso-style-link:Footer;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;}
@page Section1
{size:842.0pt 21.0cm;
mso-page-orientation:landscape;
margin:89.85pt 1.0cm 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:35.45pt;
mso-footer-margin:35.45pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:38869259;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-2092903472 -1301762702 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1
{mso-list-id:64300916;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1123677510 -1327348958 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l1:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2
{mso-list-id:376928773;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1437663480 2086435640 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l2:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l3
{mso-list-id:1061831705;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:650571752 853944068 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l3:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l4
{mso-list-id:1238663140;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1775754200 -1050221394 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l4:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l5
{mso-list-id:1282878725;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:674393856 -215188956 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l5:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l6
{mso-list-id:2066291542;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1518450370 403350872 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l6:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l7
{mso-list-id:2078164780;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-239461264 -1149962860 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l7:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
</style></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><b><span lang="DE" style="font-size: 14pt;"></span></b></div><span style="font-size: large;"><b>Peran dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam IPTEK dan IPTAK</b></span>
<b>A. Bahasa Indonesia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi</b>
Bahasa Indonesia, sebagai bahasa negara, merupakan bahasa persatuan yang berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk kepentingan nasional. Bahasa adalah kunci untuk membuka khasanah pengetahuan. Keragaman ilmu pengetahuan dan teknologi ditampilkan melalui bahasa. Oleh sebab itu, bahasa menjadi bagian penting yang harus kita kuasai untuk memahami keragaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Namun demikian, bahasa Indonesia belum dapat berperan sebagai bahasa pengantar ilmu pengetahuan. Menurut Halim (dalam Bakry, 1981: 179), hal itu bukan disebabkan oleh ketidakmampuan bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan, tetapi karena kekurangan bahasa Indonesia dalam hal peristilahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda bahasa Inggris yang perkembangannya seimbang dengan ilmu pengetahuannya. Hal itu karena buku-buku yang dipergunakan untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah berbahasa Inggris.
Upaya yang harus kita lakukan untuk menjawab tantangan tersebut adalah kita harus membiasakan sikap ilmiah dengan cara melengkapi buku-buku ilmiah sebagai salah satu syarat. Selain itu, usaha lain yang harus dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan cara harus menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya informasi ilmiah pengetahuan yang berarti meningkatkan mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa Ilmiah.
<b>B. Bahasa Indonesia dalam Kegiatan Keagamaan</b>
Bahasa Indonesia banyak dipergunakan dalam aktivitas keagamaan sebagai alat/sarana komunikasi untuk menginformasikan pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat. Hal tersebut sudah terjadi sejak negara maritim Sriwijaya yang beribu kota di Sumatra pernah menjadi pusat pengajian dan penyiaran agama Budha.
Begitu pula dengan agama Islam ketika masuk ke wilayah Asia Tenggara. Bahasa Melayu ikut memegang peranan penting untuk penyebarannya agama ke daerah-daerah yang jauh. Demikian pula dengan bangsa Portugis, bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Indonesia, dalam usaha perdagangan dan misinya menyebarkan agama di Kepulauan Maluku, juga menggunakan bahasa Melayu bukan bahasa Portugis dan bukan pula bahasa setempat sebagai bahasa pengantar. Memang sedikit sekali bukti yang menunjukkan hal itu karena pada saat itu peralatan yang digunakan untuk melakukan kegiatan baca tulis bukan alat yang efektif dan tidak tahan lama. Setelah kemajuan teknologi perekaman, barulah ditemukan cukup banyak bukti kegiatan pengajian dan penyiaran agama dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Kegiatan keagamaan yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi juga sudah ada sejak lama sekali. Adanya mantra-mantra yang sampai sekarang menunjukkan bukti kegiatan itu. Para ahli berpendapat bahwa mantra-mantra itu sudah ada sejak sebelum agama Islam datang ke Indonesia, bahkan sebelum agama Hindu dan Budha. Mantra-mantra itu diajarkan oleh guru kepada murid, oleh generasi yang satu kepada generasi berikutnya. Semua itu masih serba lisan sebab pada saat itu tulisan belum dikenal. Ini membuktikan bahwa saat itu bahasa Indonesia dipakai sebagai sarana komunikasi keagamaan.
</div>Catatan Mata Kuliah Perpustakaanhttp://www.blogger.com/profile/01093849169472739490noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-387986385616573532.post-2113002967097737212011-03-15T02:12:00.000-07:002011-05-02T02:05:18.924-07:00Pendidikan Kewarganegaraan<div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Inisiasi I</b><br />
Disusun oleh : FR Wulandari, SIP., M.Si<br />
<br />
Negara, Bangsa, dan Masyarakat Indonesia<br />
Negara ialah tatanan dari rakyat, wilayah yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintahan yang sah dan berdaulat. Negara mempunyai kewenangan yang istimewa; membentuk angkatan bersenjata, lembaga peradilan, pemerintahan, parlemen, mencetak uang, menggunakan kekerasan di wilayah kedaulatannya. Pemerintah merupakan salah satu unsur aparatur negara, sebagai kelompok sosial pada periode terbatas mendapat kesempatan memegang pucuk pimpinan eksekutif. Konsep negara dan teori asal usul negara didefinisikan beragam menurut para pakar. Hal ini tergantung dari sudut pkitang mereka. Berdirinya suatu negara, harus memenuhi syarat-syarat, yaitu adanya pemerintahan yang berdaulat, wilayah, warga negara, dan pengakuan pihak lain.<br />
Bangsa adalah suatu kesatuan solidaritas, satu jiwa, dan satu asas spiritual yang tercipta oleh pengorbanan masa lalu demi masa depan generasi penerusnya. Faktor yang mempersatukan kelompok-kelompok masyarakat Indonesia sebagai bangsa ialah kesamaan latar belakang sejarah, tekad untuk hidup bersama guna mencapai cita-cita masa depan yang lebih baik (masyarakat adil dan makmur aman sentosa). <br />
Ada dua asas yang dipakai dalam penentuan Kewarganegaraan, yaitu asas Ius Soli dan asas Ius Sanguinis.<br />
Asas ius soli menentukan warga negaranya berdasarkan tempat tinggal/kelahiran di suatu negara, adalah warga negara tersebut. Sebagai contoh, apabila Kita punya anak lahir di Amerika Serikat karena Amerika Serikat menganut asas ius soli ini secara otomatis anak tersebut mempunyai Kewarganegaraan Amerika Serikat. (dilihat dari sisi Amerika Serikat).<br />
Asas ius sanguinis, menentukan warga negaranya berdasarkan keturunan (pertalian darah), dalam arti siapa pun anak kandung (yang sedarah seketurunan) akan mengikuti Kewarganegaraan orang tuanya. Dengan kedua asas tersebut dapat menimbulkan implikasi sebagai berikut.<br />
a. Mereka yang mempunyai Kewarganegaraan gkita atau bipatride karena negara asal orang tua yang bersangkutan menganut asas ius sanguinis sedangkan yang bersangkutan melahirkan anak, tinggal di negara yang menganut asas ius soli.<br />
b. Mereka yang sama sekali tidak mempunyai Kewarganegaraan (apatride) karena yang bersangkutan dilahirkan di negara yang menganut asas ius sanguinis sedangkan negara asal orang tua yang bersangkutan menganut asas ius soli.<br />
<br />
Masyarakat adalah keseluruhan kompleks hubungan individu yang luas dan terpola dalam lingkup yang besar (negara) atau kecil dalam suatu suku bangsa atau kelompok sosial lainnya. Masyarakat warga negara (civil society) atau masyarakat madani bukan berarti masyarakat sipil. Civil society adalah wilayah atau ruang publik yang bebas, di mana individu, warga negara melakukan kegiatan secara merdeka menyatakan pendapat, berserikat dan berkumpul. civil society sebagai suatu tatanan kehidupan yang menginginkan kesejajaran hubungan antara warga negara dan negara atas dasar prinsip saling menghormati, hubungan negara dengan warga negara bersifat konsultatif (tidak konfrontatif), warga negara mempunyai kewajiban dan hak, dan negara memperlakukan warga negara secara adil, hak dan kebebasan yang sama equal right. Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat (masyarakat warga negara) diperlukan adanya kesatuan pola pikir, sikap dan tindakan. Bela negara merupakan kewajiban dan hak setiap warga negara. Oleh karena tanggung jawab kelangsungan hidup bangsa dan negara adalah tanggung jawab bersama sebagai bangsa. Falsafah bangsa, pkitangan hidup, ideologi, dasar negara, konstitusi, Wasantara dan Tannas merupakan kerangka dasar kehidupan nasional yang hierarkis.<br />
Pancasila merupakan falsafah, pkitangan hidup, ideologi/paham, dan dasar negara yang tercantum dan tak terpisahkan dalam UUD 1945. Dalam mencapai tujuan nasional diperlukan teori-teori atau asas-asas yang diyakini kebenarannya sebagai pedoman dasar, Wasantara sebagai doktrin dasar dan Tannas sebagai doktrin pelaksanaan.<br />
<br />
Makna dan Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan<br />
1. Upaya sadar.<br />
2. Menyiapkan calon pemimpin.<br />
3. Mempunyai kecintaan, kesetiaan, dan keberanian, membela bangsa dan negara.<br />
<br />
Dasar sejarah<br />
1. Upaya pada masa penjajahan.<br />
2. Gerakan yang dimulai pada tahun 1908. <br />
3. Ikrar Pemuda pada 28 Oktober 1928. <br />
4. Semangat pemuda pada masa Jepang. <br />
5. Proklamasi kemerdekaan.<br />
6. Perjuangan pada awal masa kemerdekaan. <br />
7. Pengkhianatan, pemberontakan, dan penyelewengan.<br />
<br />
Dasar Hukum<br />
UUD 1945: Pembukaan, Pasal 3 0 ayat (1), Pasal 31 ayat (1). Skep Bersama Mendikbud-Menhankam No. 22/U/1973 KEP/B/43/XIII/ 1967<br />
1. UU No. 20 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan Negara RI yang disempurnakan dengan UU No. 3 Tahun 2002 tentang UU Pertahanan Negara. Skep Bersama Mendikbud-Menhankam No. 001 /N/1982 KEP/002/II/1985.<br />
2. UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang di sempurnakan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.<br />
3. Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa <br />
4. Keputusan dengan Dikti No 38/Dikti/Kep/2002. <br />
<br />
Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan<br />
<br />
Pendidikan Kewarganegaraan diselenggarakan untuk menumbuhkan kesadaran bela negara serta kemampuan berpikir secara komprehensif integral.<br />
Untuk mencapai tujuan itu Pendidikan Kewarganegaraan membahas Wasantara, Tannas, politik dan strategi nasional, politik dan strategi pertahanan keamanan, serta sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.<br />
<br />
Kaitan Hubungan Antara Materi Dengan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan<br />
Bangsa Indonesia mempunyai konsep kemampuan (power) yang merupakan derivasi dari Pancasila, yaitu “Tannas”. Adalah kewajiban para pemimpin termasuk para mahasiswa sebagai calon pemimpin harus menjawab dan memahami konsepsi “Tannas”.<br />
Kemampuan/kekuatan (power) diwujudkan melalui pembangunan nasional. Kebijaksanaan dan strategi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional diwujudkan dalam bentuk GBHN (sekarang Propenas) oleh MPR setiap tahun. Oleh karena itu, pada hakikatnya GBHN (Propenas) adalah Politik Nasional dan Strategi Nasional.<br />
Cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara dalam kerangka Tannas yang diwujudkan dalam Pembangunan Nasional sesuai dengan arahan GBHN. Sekarang Propenas mutlak disertai dengan kerelaan berkorban untuk membela bangsa dan negara.<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">I<b>nisiasi 2</b><br />
<br />
<b>Wawasan Nusantara</b><br />
<br />
Oleh: Fl. Ratih Wulandari, M.Si.<br />
<br />
Wasantara tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia, berangkat dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia yang rawan perpecahan, keinginan untuk memanfaatkan konstelasi geografi Indonesia yang berupa kepulauan dan berada di tengah-tengah dunia (posisi silang) untuk kejayaan bangsa dan negara. Pandangan tersebut berkaitan dengan konsep geopolitik dan geostrategi yang perlu mendapat pengakuan internasional. Oleh karena itu, bangsa Indonesia memperjuangkan dalam forum hukum laut internasional maupun menjadikan perjanjian dengan negara-negara tetangga mengenai batas wilayah. Baru pada tahun 1982, konvensi Hukum Laut menerima asas negara kepulauan atau asas nusantara diterima sebagai hukum internasional, dan bersamaan dengan itu pula ditetapkan perluasan yurisdiksi negara-negara pantai di lautan bebas atau ZEE. Hasil konvensi ini disahkan pada bulan Agustus 1983 di New York.<br />
<br />
A. MENGENALI GEOGRAFI, GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI BANGSA INDONESIA<br />
A1. MENGENALI GEOGRAFI<br />
Kondisi geografis dan kedudukan geografis dalam kaitannya dengan percaturan dunia serta kebijakan-kebijakan dalam pemanfaatan kondisi dan kedudukan geografi turut menentukan dalam pembentukan wawasan nasional.<br />
Kepulauan Nusantara merupakan kepulauan terbesar di dunia. Bentuknya memanjang di sekitar katulistiwa. Negara kepulauan yang luas dan jumlah penduduk yang besar (ke-4 dunia) kalau kita rinci karakteristik geografi dan penduduknya adalah sebagai berikut.<br />
a. Panjang wilayah 1/8 katulistiwa (1/8 X 40.000 km).<br />
b. Jarak terjauh Utara-Selatan 1.118 km dan jarak terjauh Timur-Barat 5.110 km.<br />
c. Dilalui oleh garis Katulistiwa, berada di antara 6° Lintang Utara – 11o Lintang Selatan; 95° Bujur Timur – 141° Bujur Timur.<br />
d. Berada di antara dua buah benua Asia - Australia; dan di antara dua buah samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.<br />
e. Terdiri dari 17.508 buah pulau besar dan kecil.<br />
f. Luas daratan ± 1,9 juta km dan luas perairan 2/3 dari seluruh wilayah.<br />
g. Indonesia bagian Barat dominan daratan daripada perairan, sedangkan Indonesia bagian Timur lebih dominan perairan daripada daratan.<br />
h. Pada umumnya tanahnya subur, kecuali di beberapa tempat di Kalimantan dan Irian.<br />
i. Bumi mengandung kekayaan alam (mineral) yang potensial. Dari 11 mineral terpenting di dunia, 7 jenis terdapat di Indonesia.<br />
j. Penduduk yang cukup besar menduduki urutan ke-4 di dunia. Namun, dari jumlah penduduk yang besar tersebut penyebarannya tidak merata. Daerah Jawa, Madura, Bali dan Lombok (JAMBAL) dikategorikan sebagai daerah terpadat, sedangkan daerah lainnya masih jarang penduduknya.<br />
<br />
Kondisi geografi berupa kepulauan yang luas dan panjang dengan penduduk yang majemuk (ratusan suku bangsa yang berbicara dalam 746 bahasa daerah (12% dari jumlah bahasa di dunia) memang sulit dipersatukan.<br />
<br />
A2. mengenali GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI<br />
Kebijakan dan pelaksanaan dalam memanfaatkan keuntungan letak geografi yang strategis berkaitan dengan geopolitik dan geostrategi bangsa Indonesia. geopolitik ini mengandung pengertian kebijakan politik yang mengaitkan pengaruh letak geografi bumi yang menjadi wilayah (ruang hidup) manusia yang tinggal di atas permukaan bumi. Bagi bangsa Indonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan faktor- faktor geografis wilayah negara untuk mencapai tujuan nasional. Artinya, geopolitik adalah kebijaksanaan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis negara berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut. Sedangkan geostrategi ialah kebijaksanaan pelaksanaan dalam menentukan tujuan-tujuan dan sarana-sarana tersebut guna mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan konstelasi geografis negara.Geopolitik Indonesia dikembangkan sesuai dengan Pancasila sehingga tidak mengandung unsur-unsur ekspansionisme maupun kekerasan.<br />
Pada geostrategis, keadaan dan letak negara Indonesia pada posisi silang memberikan pengaruh terhadap segenap kehidupan bangsa. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat menguntungkan, tetapi juga mengundang berbagai bentuk ancaman. Analisis posisi silang negara Indonesia itu tidak hanya mengenai segi fisik-geografisnya saja, melainkan mengenai aspek-aspek kehidupan sosial, yaitu:<br />
a) demografi (kependudukan) antara daerah yang berpenduduk padat di utara dan daerah yang berpenduduk jarang di selatan;<br />
b) ideologi antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan;<br />
c) politik antara demokrasi rakyat di utara (Asia Daratan bagian utara) dan demokrasi parlementer di selatan;<br />
d) ekonomi antara sistem ekonomi terpusat di utara dan sistem ekonomi liberal di selatan;<br />
e) sosial antara komunisme atau sosialisme (komune) di utara dan individualisme di selatan;<br />
f) budaya antara kebudayaan Timur di utara (Budha/Kong Hu Chu) dan kebudayaan Barat di selatan;<br />
g) hankam antara sistem pertahanan kontinental (kekuatan di darat) di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan timur.<br />
Posisi silang dengan segala akibatnya, memaksa bansga Indonesia memilih strategi turut serta mengatur lalu lintas kekuatan-kekuatan atau pengaruh tersebut dengan ikut berperan sebagai subjek dengan mengendalikan, dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan tersebut untuk kepentingan nasional. Alternatif kedua menuntut kemampuan bangsa Indonesia menciptakan kekuatan sentrifugal artinya lalu lintas kekuatan-kekuatan yang melewati Nusantara harus mampu dikelola, dikendalikan dan dimanfaatkan memberikan sinergi pada kekuatan bangsa dalam pembangunan</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Inisiasi 3</b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; font-weight: normal;">Intisari Materi Ketahanan Nasional<br />
Oleh: Fiorentina Ratih Wulandari, M.Si<br />
<br />
Sejarah Bangsa dan Latar belakang Tannas<br />
<br />
Bangsa Indonesia mengalami penjajahan berabad-abad lamanya. Penjajahan itu mengakibatkan penderitaan lahir dan batin, kemiskinan dan kebodohan. Perjuangan mengusir penjajah mulai dari perlawanan Sultan Agung dari kerajaan Mataram pada tahun 1613 sampai perlawanan Sisingamangaraja (Batak) pada tahun 1900 tidak pernah berhasil. Hal ini karena di satu sisi, tidak adanya persatuan dan kesatuan di kalangan bangsa Indonesia dan di sisi lain “keragaman” bangsa Indonesia mudah dieksploitasi dengan politik “pecah belah” atau “adu domba” atau secara populer disebut juga politik “de vide et impera”.<br />
Perjuangan selanjutnya memunculkan angkatan perintis kemerdekaan (1908) yang ditandai dengan berdirinya Budi Utomo, dan 20 tahun kemudian muncul angkatan “Penegas” Sumpah Pemuda (1928). Strategi perjuangan dalam melawan penjajah diubah dengan jalan Pendidikan Untuk Memajukan Bangsa dan Membangkitkan Semangat Nasionalisme. Hasil perjuangan yang menonjol dalam periode ini adalah tumbuh semangat atau jiwa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia (ingat ikrar Sumpah Pemuda).<br />
1945), merupakanPeriode selanjutnya, masa penjajahan Jepang (1942 babak baru perjuangan bangsa Indonesia. Pada mulanya bangsa Indonesia bersimpati pada penjajah baru ini. Bangsa Indonesia menduga bahwa Jepang akan membantu mempercepat proses perjuangan mencapai kemerdekaan. Akan tetapi, kenyataannya sangat mengecewakan bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia, makin menderita, dan makin miskin. Hasil bumi maupun ternak rakyat banyak disita untuk kepentingan penjajah. Banyak rakyat Indonesia dipaksa menjadi “Romusha” (pekerja paksa) baik di Indonesia maupun dikirim ke luar negeri, untuk kepentingan pemerintahan militer Jepang pada waktu itu yang sedang terdesak oleh tentara Sekutu. Kondisi ini dapat Anda tanyakan pada pelaku sejarah di daerah Anda sendiri sehingga Anda dapat membandingkan kondisi pada masa penjajahan Belanda dengan Jepang.<br />
Namun, pada hakikatnya penjajah siapa pun bangsanya pada intinya membawa kesengsaraan, penderitaan lahir batin bagi bangsa terjajah.<br />
Oleh karena itu, pada masa pendudukan militer Jepang yang kita kategorikan sebagai penjajah, muncul perlawanan (ingat bukan pemberontakan) di beberapa tempat, antara lain di Blitar oleh anggota Peta dan di Jawa Barat (Singaparna). Tentu saja perlawanan terhadap Jepang itu tidak hanya di kedua tempat tersebut. Banyak perlawanan terhadap Jepang ini tidak terekam dalam catatan sejarah yang kita pelajari, tetapi yang dapat Anda saksikan adalah “makam pahlawan” yang bertebaran di seluruh Indonesia yang isinya antara lain pejuang-pejuang yang gugur di zaman penjajahan Jepang.<br />
Peperangan melawan penjajah ini tiada hentinya. Perjuangan di daerah yang satu dapat dipadamkan, tetapi di daerah lain muncul perjuangan baru, bak kata pepatah “patah tumbuh hilang berganti atau mati satu tumbuh seribu”. Pengorbanan mereka tidak sia-sia, semangat juang dan kerelaan berkorban demi bangsanya perlu kita warisi. Kesempatan emas itu datang dengan ditaklukkannya Jepang kepada Sekutu 15 Agustus 1945. Maka pada tanggal 17 Agustus 1945 diproklamasikan Kemerdekaan Indonesia, dan terbentuklah Negara Republik Indonesia.<br />
Untuk lebih memahami latar belakang tannas dari sisi sejarah sejak perlawanan Sultan Iskandar Muda (Kerajaan Aceh) sampai dengan Kemerdekaan RI disajikan dalam ringkasan di atas.<br />
Walaupun kemerdekaan sudah diproklamasikan, perjuangan bangsa Indonesia terus dilanjutkan untuk mempertahankan kemerdekaan dari serangan-serangan pasukan bangsa asing. Konflik dengan tentara Sekutu tidak bisa dihindarkan. Pasukan tentara Sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI) yang seharusnya bertugas menerima penyerahan tentara Jepang, membebaskan tawanan perang, menjamin keadaan damai dan penyerahan pemerintahan ke pihak sipil, ternyata diboncengi tentara Netherland Indies Civil Administration (NICA) dan menginjak-injak harga diri bangsa Indonesia yang telah menyatakan dirinya merdeka.<br />
Pertempuran terjadi di Surabaya (ingat peristiwa 10 November yang kita Desember 1945,peringati sebagai hari pahlawan), di Ambarawa November April 1946, pertempuran didi Medan Area (Sumatra Utara) Desember 1945 Bandung, Maret 1946 (ingat peristiwa Bandung Lautan Api 24 Maret 1946) dan tempat-tempat lainnya di wilayah Indonesia.<br />
<br />
<br />
350 Tahun lebih menderita, hasilnya adalah Kemiskinan dan Penderitaan Lahir Batin<br />
Upaya Perlawanan yang dilakukan oleh Bangsa<br />
Indonesia, antara lain:<br />
- Iskandar Muda di Aceh (1636)<br />
- Sisingamangaraja dari Batak (1900) Perjuangan tersebut Penjajah<br />
- 1837)Imam Bonjol di daerah Minangkabau (1822 belum berhasil Politik, pecah<br />
- Badarudin di daerah Palembang (1817) belah dan<br />
- Sultan Tirtayasa dari Banten (1650) kuasa (Sistek<br />
- Untung Suropati dari Jatim (1670) dan Sissos)<br />
- Jalantik dari Bali (1850) Kurang adanya persatuan<br />
- Anak Agung Made dari Lombok (1895)<br />
- Pangeran Antasari dari Kalsel (1860)<br />
- Hasanuddin dari Makasar (1660)<br />
- Pattimura dari Maluku (1817)<br />
<br />
Tahap Perjuangan selanjutnya: Cara Perjuangan terhadap Penjajah diubah<br />
(1) Angkatan Perintis (1908)dengan jalan:<br />
Dirintis oleh Budi Utomo yakni Di didik untuk memajukan Bangsa<br />
(2) Angkatan Penegas (1928):Hasil perjuangan yang menonjol "Jiwa Sumpah Pemuda Persatuan Bangsa Indonesia".<br />
<br />
1945)Pada periode Penjajahan Jepang (1942<br />
Merupakan babak Penjajahan Baru sehingga timbul berbagai pemberontakan melawan Jepang sebab penjajahan jepang tetap menimbulkan Kemiskinan dan Penderitaan<br />
<br />
<br />
Perlawanan terhadap tentara Belanda (NICA), terjadi setelah usai perundingan Linggar Jati, Belanda melakukan kecurangan dengan Agresi Militer I pada tanggal 21 Juli 1947. Perlawanan terus dilanjutkan dan berakhir pada perundingan Renvile 8 Desember 1947 yang membuat Indonesia menjadi bagian dari Uni Indonesia Belanda.<br />
Setelah perjanjian Renvilee timbul pula pengkhianatan Partai Komunis Indonesia yang memproklamasikan negara Republik Soviet Indonesia pada tanggal 18 September 1948. Selesai peristiwa Madiun (affair Madiun) Belanda (NICA) melakukan agresi Militer II pada tanggal 19 Desember 1948. Hal itu membawa Indonesia-Belanda ke Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 23 Agustus 1949. Hasil KMB membuat Indonesia menjadi Negara Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri dari 16 negara bagian. Ternyata kemudian bentuk negara federal ini tidak dikehendaki oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Disadari bentuk negara federal ini tidak dilandasi konsepsi yang kuat, latar belakang pendirinya adalah untuk menghancurkan Indonesia hasil proklamasi 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, antara RIS dan Republik Indonesia (sebagai Negara Bagian RIS) sepakat untuk membentuk negara kesatuan, dan pada tanggal 17 Agustus 1950 RIS menjelma menjadi negara Kesatuan Republik Indonesia.<br />
<br />
Hikmah perjuangan bangsa dan negara RI dari peristiwa perlawanan terhadap tentara asing sejak proklamasi kemerdekaan sampai 17 Agustus 1950 adalah sebagai berikut.<br />
1. Kendatipun Tentara Inggris dan Belanda lebih modern persenjataan dan organisasinya, tidak membuat perjuangan rakyat Indonesia pupus, semangat juang terus dikobarkan. Keberanian berkorban demi bangsa dan negara (membela tanah air) membudaya di kalangan pemuda (ingat semboyan merdeka atau mati!).<br />
2. Politik devide et impera Belanda gagal. Bangsa Indonesia mengutamakan persatuan dan kesatuan.<br />
<br />
Sementara itu, di dalam negeri terjadi konflik akibat kekacauan politik dan gerakan pembangkangan Kartosuwirjo yang tidak puas terhadap hasil perundingan Renvile. Kartosuwiryo mengumumkan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) tanggal 7 Agustus 1949 (latar belakang ideologi agama) di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pemberontakan yang dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan terhadap kebijaksanaan pemerintah pusat (Darul Islam di Sulawesi Selatan dan Aceh). Ketidakpuasan politik dan golongan terhadap pemerintah Pusat (PRRI/Permesta), bermotifkan ideologi komunis (Pemberontakan Gerakan 30 September/PKI) sampai kepada pemberontakan yang bermotifkan “nostalgia” pada zaman kolonial (pemberontakan Kapten Andi Azis, RMS/APRA). Walaupun berbagai bentuk pemberontakan itu dapat dipadamkan, konflik-konflik yang bersifat lokal dan bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar-Golongan) kerap terjadi, namun dapat diatasi dengan baik.<br />
Uraian tersebut menggambarkan pada Anda bahwa bangsa Indonesia sejak kelahirannya (proklamasi) terus-menerus mengalami krisis. Namun, kenyataannya sampai sekarang bangsa Indonesia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal itu terjadi karena bangsa Indonesia memiliki tannas sebagai bangsa.<br />
Walaupun bangsa Indonesia berjuang menghadapi tentara asing (penjajah) maupun konflik internal di dalam negeri dengan berbagai latar belakangnya, namun bangsa Indonesia tetap utuh dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa dan negara Indonesia mempunyai keuletan dan ketangguhan (Ketahanan) dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (National Survival). Oleh karena itu, dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup, bangsa Indonesia harus mempunyai tannas (National Resillience). Tannas itu harus dibina dan ditingkatkan sejalan dengan perkembangan bangsa Indonesia dan lingkungan strategiknya.<br />
Rumusan terakhir tannas, merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa. Di dalamnya mengandung “keuletan dan ketangguhan” yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Kekuatan itu kita perlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG), yang datang dari dalam atau dari luar, yang langsung atau tidak langsung membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional.<br />
Untuk lebih memahami pengertian tannas dengan kalimat yang panjang di atas coba Anda perhatikan Gambar Bagan Skematis Pengertian Tannas<br />
<br />
Pengertian Landasan dan Ciri Tannas<br />
<br />
Tannas pada hakikatnya adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.<br />
Dalam fungsinya sebagai sistem pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan nasional maka dalam penyelenggaraan atau pembinaan tannas dilakukan dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kedua pendekatan itu (kesejahteraan-keamanan) tidak kita pisahkan dan hanya bisa dibedakan bak satu keping mata uang, sisi yang satu berupa aspek kesejahteraan dan sisi yang lainnya berupa aspek keamanan. Penekanan pada salah satu aspek tergantung pada kondisi yang dihadapi oleh suatu bangsa.<br />
<br />
Tannas dilandasi oleh Wasantara dalam upaya mencapai tujuan dan cita-cita bangsa sebagai pengejawantahan Pancasila.<br />
<br />
Asas tannas, yaitu (1) pendekatan kesejahteraan dan keamanan, (2) komprehensif dan integral. Sebagai doktrin ia merupakan cara terbaik yang diakui kebenarannya dan dijadikan pedoman dalam memenuhi tuntutan perkembangan, bangsa dan lingkungan untuk kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa dan negara.<br />
Sebagai metode pemecahan masalah maka ia akan menjelaskan:<br />
1. kondisi kehidupan nasional dalam suatu waktu;<br />
2. memprediksi kehidupan nasional pada waktu yang akan datang;<br />
3. mengendalikan kehidupan nasional agar sesuai dengan kondisi yang diharapkan atau ditetapkan.<br />
<br />
Selain mempunyai asas ia juga mempunyai sifat, yaitu (1) manunggal, (2) mawas ke dalam dan ke luar, (3) kewibawaan, (4) berubah menurut waktu, (5) tidak membenarkan adu kekuatan atau adu kekuasaan, dan (6) percaya pada diri sendiri.<br />
<br />
Tannas sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan sistem kehidupan nasional mempunyai wajah dan fungsi. Wajah tannas dalam bentuk kondisi, doktrin, dan metode. Sebagai kondisi merupakan totalitas segenap aspek kehidupan bangsa yang didasarkan nilai persatuan dan kesatuan (Wasantara) untuk mewujudkan daya tangkal, daya kekebalan dan daya kena dalam berinteraksi dengan lingkungan. Sebagai doktrin ia merupakan cara terbaik yang ada untuk mengimplementasikan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Sebagai metode ia merupakan cara pemecahan masalah nasional dalam perkembangan bangsa dan untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara.<br />
Fungsi tannas adalah sebagai doktrin perjuangan nasional, metode pembinaan kehidupan nasional, pola dasar pembangunan nasional dan sebagai sistem kehidupan nasional.<br />
<br />
<br />
Keterkaitan Antargatra Dalam Tannas dan Ketahanan Gatra Tannas<br />
<br />
Pengelompokan bidang kehidupan bangsa Indonesia dibuat dalam 8 kelompok gatra (model) bidang kehidupan. Kedelapan gatra tersebut (Astagatra) dibagi dalam dua kelompok, yaitu trigatra (geografi, sumber kekayaan alam, dan demografi) dan pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam).<br />
Gatra-gatra tersebut dapat dibedakan secara teoretik tetapi tidak bisa dipisahkan karena keterkaitan yang kuat satu sama lain. Oleh karena itu, astagatra ini harus dilihat secara holistik dan integral (bulat utuh menyeluruh).<br />
Trigatra bersifat statis dan Pancagatra bersifat dinamis. Trigatra merupakan modal dasar untuk meningkatkan Pancagatra. Kelemahan di dalam satu gatra dapat mempengaruhi gatra yang lain dan sebaliknya meningkatnya kekuatan pada salah satu gatra dapat meningkatkan gatra yang lain (sinergi).<br />
Tannas pada hakikatnya adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan keamanan. Dalam rangka itu, peranan gatra terhadap kondisi kesejahteraan dan keamanan sebagai berikut.<br />
1. Ada gatra yang sama besar peranannya untuk kesejahteraan dan keamanan.<br />
2. Ada gatra yang lebih besar peranannya untuk kesejahteraan daripada keamanan.<br />
3. Ada gatra yang lebih besar peranannya untuk keamanan daripada kesejahteraan.<br />
<br />
Trigatra, ideologi, politik peranannya sama besar dalam kesejahteraan dan keamanan.<br />
Gatra Ekonomi, sosial budaya lebih besar untuk kesejahteraan daripada keamanan.<br />
Hankam lebih besar untuk kesejahteraan keamanan daripada kesejahteraan. Tannas merupakan resultan (hasil) dari ketahanan masing-masing aspek kehidupan (gatra).<br />
<br />
TRI GATRA<br />
Kelompok gatra alamiah adalah:<br />
1. Geografi,<br />
2. Kekayaan alam, <br />
3. Demografi (kependudukan)<br />
<br />
PANCA GATRA<br />
Kelompok gatra sosial adalah:<br />
1. Ideologi<br />
2. Politik<br />
3. Ekonomi<br />
4. Sosial Budaya<br />
5. Hankam<br />
<br />
<br />
Kedelapan aspek tersebut masing-masing berhubungan, kait-mengait utuh menyeluruh membentuk tata laku sistem kehidupan nasional. Pembidangan kehidupan nasional sebanyak delapan adalah kesepakatan bangsa Indonesia, para ahli dari negara lain membaginya tidak hanya delapan bidang kehidupan, tetapi bisa kurang atau lebih. Hal ini tergantung pada latar belakang dan visi masing-masing tentang kehidupan nasional tersebut.<br />
<br />
Landasan Tannas<br />
<br />
Tannas sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan sistem kehidupan nasional di dalam pelaksanaannya mempunyai landasan yang kuat yaitu Pancasila, UUD 1945 dan Wasantara.<br />
<br />
Perwujudan Tannas<br />
<br />
Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, pada dasarnya untuk mewujudkan tannas. Titik berat pembangunan nasional pada bidang ekonomi karena bidang ekonomi ini mempunyai “daya biak” terhadap bidang-bidang kehidupan lainnya, untuk meningkatkan spektrum kemampuan kita sebagai bangsa dan negara.<br />
Peningkatan spektrum kemampuan tersebut untuk menghasilkan daya kembang, daya tangkal dan daya kena. Untuk itu, diperlukan dukungan sumber daya manusia yang “berkualitas”. Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi (menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta dilandasi oleh iman dan taqwa berakar pada budaya Pancasila) merupakan kunci dari peningkatan tannas. Oleh karena itu, dalam pembangunan nasional, pembangunan sumber daya manusia merupakan titik sentral dan hal ini sejalan dengan hakikat pembangunan nasional Indonesia yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.<br />
Dalam pembangunan nasional diperlukan pimpinan nasional yang kuat, berwibawa, serta mampu mempersatukan bangsa serta mempunyai visi ke depan membawa bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasional.<br />
Dalam ketatanegaraan Indonesia, mekanisme kepemimpinan nasional telah ditetapkan yang dikenal dengan mekanisme kepemimpinan 5 tahun yang dibagi dalam 13 tahapan.<br />
Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat ini perlu diwaspadai masih adanya bahaya laten yang bersifat ideologis maupun non-ideologis yang ingin memecah belah kita sebagai bangsa. Untuk itu, diperlukan kewaspadaan nasional yang sejalan dengan itu yakni berkehidupan Pancasila (budaya Pancasila) yang diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.</span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; font-weight: normal;"><br />
</span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;">Inisiasi IV Ketahanan Nasional dalam Era Globalisasi<br />
Oleh<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">FR Wulandari, M. Si</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Istilah globalisasi menunjukkan gejala menyatunya kehidupan manusia di planet bumi ini tanpa mengenal batas-batas fisik-geografik dan sosial yang kita kenal sekarang ini. Globalisasi berkembang melalui proses yang dipicu dan dipacu oleh kemajuan pesat “revolusi” di bidang teknologi komunikasi atau informasi, transportasi dan perdagangan yang dikenal dengan istilah Triple T.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Pemikiran Naisbitt menyatakan menyatunya kehidupan di dunia (globalisasi) disertai dengan munculnya berbagai paradoks (kondisi pertentangan). Dikhawatirkan “globalisasi” akan menghilangkan negara bangsa (nation state)? Disisi lain globalisasi haruslah dipandang sebagai suatu “peluang” (oportunity) untuk meningkatkan, mengembangkan, dan memperkokoh bangsa, agar sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju. Untuk itulah, diperlukan Tannas yang tangguh bagi bangsa Indonesia di Era Globalisasi.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Globalisasi merupakan suatu pengertian ekonomi. Konsep globalisasi baru masuk kajian dalam universitas pada tahun 1980-an, pertama-tama merupakan pengertian sosiologi yang dicetuskan oleh Roland Robertson dari University of Pittsburgh.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Pada prinsipnya, proses globalisasi ada yang bertujuan intensional dan ada pula yang impersonal. Proses globalisasi yang intensional dapat dilihat misalnya pada kegiatan perdagangan dan pemasaran, sedangkan proses globalisasi yang impersonal dapat kita lihat, misalnya dalam gerakan fundamentalis, agama dan kecenderungan-kecenderungan pasar yang agak sulit untuk dijelaskan sebab-musababnya, misalnya mundurnya mobil buatan Amerika di pasaran dunia dewasa ini.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Globalisasi menyebabkan “bazar global” karena dunia sebenarnya telah merupakan pasaran bersama dengan adanya alat-alat komunikasi serta entertainment global melalui jaringan TV, internet, film, musik maupun majalah-majalah maka dunia dewasa ini telah merupakan suatu pasar yang besar (global cultural bazaar). Bahwa dunia telah menjadi satu pasar, dapat kita lihat gejalanya di kota-kota besar di Indonesia, dengan menjamurnya mal-mal yang dibanjiri produk luar negeri.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Dewasa ini kita juga melihat bahwa suatu produk tidak lagi dihasilkan di satu negara, tetapi komponen-komponennya telah dibuat di berbagai negara karena pertimbangan-pertimbangan bisnis yang lebih menguntungkan. Produk Boeing, Toyota, Mitsubisi, General motor merupakan contoh desentralisasi dalam produksinya. Sementara itu, proses produksi juga berkembang menjadi produksi massal (mass production) yang memungkinkan penekanan harga sehingga dapat dijual lebih murah.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Pesatnya kemajuan bisnis juga didorong oleh apa yang disebut uang global (global money) yakni credit card. James Champy penulis terkenal Reengineering The Corporation, menyatakan selera konsumen sangat menentukan dalam transformasi global.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Menurut Champy, lingkungan yang mampu menghadapi tantangan masa depan adalah Pertama, lingkungan yang merangsang pemikiran majemuk yang peka terhadap keinginan konsumen. Kedua, untuk memenuhi selera pasar “konsumen”, diperlukan manusia-manusia yang menguasai ilmu dan keterampilan tertentu serta menjalankan instruksi pimpinan dengan penuh tanggung jawab. Ketiga, masyarakat masa depan merupakan masyarakat “meritokrasi”, yaitu masyarakat yang menghormati prestasi daripada statusnya dalam organisasi. Keempat, lingkungan yang menghormati seseorang yang dapat menuntaskan pekerjaannya dan bukan berdasarkan kedudukannya di dalam organisasi. Inilah transformasi perusahaan yang menggambarkan pula transformasi kebudayaan manusia.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Nilai-nilai positif dari globalisasi (kesejagatan) mempunyai dimensi-dimensi baru yang tidak dikenal sebelumnya seperti kriminalitas internasional, pembajakan dan terorisme internasional, penyakit baru yang dengan cepat menyebar ke seantero dunia. Transformasi ini berjalan dengan menghadapi tantangan sebagaimana dikatakan oleh John Naisbitt, globalisasi mengandung berbagai paradoks.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Menurut Kartasasmita (1996) transformasi global ditentukan oleh dua kekuatan besar yang saling menunjang, yaitu perdagangan dan teknologi. Perdagangan akan berkembang begitu cepat dan mengubah pola-pola kehidupan manusia. Pola-pola kehidupan itu ditanggung oleh kemajuan teknologi yang telah mengubah bentuk-bentuk hubungan antarmanusia dengan lebih cepat, lebih intensif, dan lebih beragam. Transformasi bukan berjalan tanpa tantangan. John Naisbitt mengatakan globalisasi mengandung berbagai paradoks, di antaranya berikut ini.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">1. Budaya global vs Budaya lokal</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">2. Universal vs Individual</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">3. Tradisional vs Modern</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">4. Jangka Panjang vs Jangka Pendek</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">5. Kompetisi vs Kesamaan kesempatan</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">6. Keterbatasan akal manusia vs Ledakan IPTEK</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">7. Spiritual vs Material</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Akibat hubungan bisnis (perdagangan) yang telah menyatukan kehidupan manusia maka timbul kesadaran yang lebih intern terhadap hak-hak dan kewajiban asasi manusia. Sejalan dengan itu, kehidupan demokrasi semakin marak dan manusia ingin menjauhkan diri dari berbagai bentuk penindasan, kesengsaraan, diktator dan perang. Oleh karena itu, liberalisasi dalam bidang ekonomi ini menuntut liberalisasi dalam bidang politik, di mana keduanya harus berjalan seiring dan saling menunjang. Buah pikiran Kenechi Ohmae dalam “Dunia tanpa batas” dimaksudkan dalam bidang bisnis komunikasi dan informasi memang akan menebus batas-batas nation, tetapi tidak dengan sendirinya menghilangkan identitas suatu bangsa. Kontak budaya tidak terelakkan akibat komunikasi yang semakin lancar. Terjadilah relativisasi nilai budaya dan memungkinkan munculnya sinkretisme budaya yang sifatnya transnasional.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Sebagai bangsa Indonesia, dengan berpijak pada budaya Pancasila, untuk menghadapi kekuatan global tersebut, perlu mengetahui kekuatan dan kelemahan yang kita miliki dalam segenap aspek kehidupan (Astagatra). Kekuatan yang kita miliki dalam Astagatra (geografi, sumber kekayaan alam, demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam) yang harus dipertahankan, ditingkatkan dan dikembangkan, sedangkan kelemahan-kelemahan yang ada hendaknya dapat diatasi dan diubah menjadi kekuatan untuk meningkatkan tannas di dalam menghadapi era globalisasi. Kunci dalam meningkatkan tannas Indonesia adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang menuju kepenguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dilandasi oleh iman dan takwa (imtaq). Dalam pembangunan nasional yang kita lakukan untuk meningkatkan tannas dilandasi oleh Wasantara. Penerapan pendekatan tannas dalam pembangunan nasional, berarti kita melihat kekuatan dan kelemahan bangsa Indonesia dalam seluruh aspek kehidupan (Astagatra) secara komprehensif integral, membangun secara bersinergi aspek kehidupan bangsa tersebut. Oleh karena itu, dalam pembangunan nasional untuk mencapai tingkat tannas yang kita harapkan di dalam era globalisasi ini diperlukan pengaturan-pengaturan dalam aspek Trigatra dan pancagatra.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Dalam aspek Trigatra diperlukan pengaturan ruang wilayah nasional yang serasi antara kepentingan kesejahteraan dan kepentingan keamanan, pembinaan kependudukan, pengelolaan sumber kekayaan alam dengan memperhatikan asas manfaat, daya saing dan kelestarian. Dalam aspek pancagatra diperlukan pemahaman penghayatan dan pengamalan Pancasila di dalam kehidupan kita berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Penghayatan budaya politik Pancasila, mewujudkan perekonomian yang efisien, pemerataan dan pertumbuhan yang tinggi untuk mencapai kesejahteraan yang meningkat bagi seluruh rakyat, memantapkan identitas nasional Bhinneka Tunggal Ika, dan memantapkan kesadaran bela negara bagi seluruh rakyat Indonesia.</span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span">Inisiasi V Polstranas<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Oleh </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">FR Wulandari, M. Si</span><br />
<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Politik nasional adalah asas, haluan dan kebijaksanaan negara tentang pembinaan serta penggunaan potensi nasional dalam bangnas untuk mencapai tujuan nasional. Politik nasional mencakup politik dalam negeri, politik ekonomi, politik pertahanan dan keamanan. Faktor yang mempengaruhi politik nasional ialah ideologi, ekonomi, sosial budaya dan Hankam.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Stranas adalah “tata cara” untuk melaksanakan politik/kebijaksanaan nasional untuk mencapai sasaran dan tujuan nasional. Kebijaksanaan nasional (National Policies) yaitu rencana alokasi sumber kemampuan bangsa, dari rincian langkah-langkah dan tahapan waktu yang diperlukan untuk mencapai sasaran nasional. Sasaran nasional (National Objectives) yaitu kondisi nyata yang hendak dicapai dengan melibatkan usaha dan sumber kemampuan yang tersedia yang telah ditetapkan melalui kebijaksanaan nasional. Sasaran nasional ini kemudian diwujudkan melalui sejumlah kegiatan nasional (National Commitment). Landasan politik dan strategi nasional ialah Tannas, Wasantara, UUD 1945, dan Pancasila. Sistem perencanaan strategik adalah perangkat untuk mengendalikan seluruh tingkat perencanaan dalam upaya mencapai sasaran nasional. Untuk itu, diperlukan perencanaan strategik guna menghadapi masa depan yang merupakan alternatif strategi terbaik dalam menghadapi ATHG yang mungkin timbul demi membangun kemampuan dan ketangguhan. Polstranas pada hakikatnya adalah kebijaksanaan nasional dalam menentukan cita-cita, tujuan, sasaran, program, dan cara-cara mencapainya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Wujud Polstranas dalam negara kesatuan Republik Indonesia adalah GBHN yang ditetapkan oleh MPR. Untuk melaksanakan GBHN tersebut MPR menugaskan kepada Presiden/Mandataris MPR. Selain melaksanakan GBHN, MPR menugaskan kepada Presiden/Mandataris MPR menyusun dan menetapkan Repelita. Presiden menetapkan arahan landasan kerja, tugas pokok, dan sasaran untuk melaksanakan GBHN. Lembaga pemerintah departemental dan non-departemental sesuai dengan arahan Presiden menyusun rencana strategik sesuai dengan bidang pembangunan sebagai bahan Repelita untuk kemudian dijabarkan dalam pelaksanaan pembangunan tahunan (APBN).Untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional tersebut maka dilakukan bangnas secara berkelanjutan (era pembangunan nasional). Bangnas yang berkelanjutan tersebut dibuat secara berjenjang yaitu jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Ketiga kategori penjenjangan pembangunan ini berkaitan satu sama lain, di mana pembangunan jangka pendek (tahunan dalam bentuk RAPBN) merupakan implementasi bangnas untuk mencapai arah, sasaran, dan kebijaksanaan pembangunan yang tertuang dalam jangka menengah (Repelita). Demikian pula halnya, Repelita untuk mencapai arah, sasaran dan kebijaksanaan pembangunan pada periode (babakan) pembangunan jangka panjang (PJPT).</span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span">Inisiasi 6 Demokrasi dan HAM<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Oleh </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">FR Wulandari, M. Si</span><br />
<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Istilah demokrasi sudah merupakan kata yang merakyat dan membumi, sehinga cakupannya menjadi luas dan digunakan bukan saja menunjuk pada politik praktis melainkan seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat. Misalnya Demokrasi Ekonomi, Demokrasi Sosial. Pada awalnya, istilah demokrasi ini merupakan kata yang berasal dari Latin yaitu, “demos” dan “cratein atau cratos” ; dimana demos berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein berarti kekuasaan atau kedaulatan. Intinya rakyat yang berkuasa, atau pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Sejarah perkembangan demokrasi dimulai dari zaman Yunani Romawi kuno (500 SM – 476 M), kemudian zaman abad pertengahan dari (476 M - 1500 M) dan zaman modern (1500 M – sekarang) dimana tiap masa memiliki rumusan demokrasi yang kontekstual, sesuai situasi kondisi yang ada pada zamannya masing-masing. Pada zaman modern istilah demokrasi dirumuskan oleh Abraham Lincoln, dimana konsep demokrasi didorong oleh menyebarnya paham kebebasan di Amerika Serikat yang mempengaruhi Revolusi Perancis dan dirumuskan sebagai Egalite (Persamaan), Fraternite (Persaudaraan) dan Liberte (Kemerdekaan). Kemudian dari belahan dunia timur, Dr. Sun Yat Sen mengenalkan istilah Demokrasi dengan istilah Min Chuan. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Perkembangan demokrasi pada abad XIX lebih menekankan pada bidang hukum karena dominan pengaruh hak-hak individu. Negara dan pemerintah tidak banyak turut campur dalam urusan warganya, kecuali berkaitan dengan kepentingan umum. Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang sedikit memerintah. Negara seperti penjaga malam. Konsep laisses faire laisses aller berpeluang mandiri, tetapi juga berpeluang menuju penindasan atas sesama. Wajah baru demokrasi abad XX berangkat dari pengalaman abad XIX tersebut. Negara dan pemerintah berperan luas. Penjaga malam tidak hanya bertugas secara pasif tetapi berperan aktif dalam mengatur kehidupan dan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Adapun karakteristik demokrasi universal, antara lain : (1) kehidupan masyarakat dimana warganegaranya berperan serta dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih; (2) pemerintahan yang menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan ; (3) pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas; (4) masyarakat yang saling memberi perlakuan yang sama kepada seluruh warganegaranya. Dari hal tersebut, dapat dilihat bahwa fokus wacana demokrasi adalah rakyat. Oleh Pabottinggi (2002), menegaskan bahwa demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang berparadigma otocentricity dan demokrasi sebagai pelembagaan dari kebebasan. Artinya, rakyat yang menjadi kriteria dasar demokrasi.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Praktik demokrasi di Indonesia sebenarnya sudah lama dilaksanakan. Praktik musyawarah mufakat merupakan bagian integral dari demokrasi. Sejak kemerdekaan Indonesia 1945 sampai tahun 1959 Indonesia melaksanakan demokrasi parlementer dalam pemerintahan, kemudian melaksanakan demokrasi terpimpin dalam kurun waktu 19591965, dan sejak runtuhnya rezim orde lama digantikan dengan orde baru melaksanakan demokrasi Pancasila sampai sekarang. Gejala dalam demokrasi parlementer pemerintahan tidak stabil karena kuatnya peranan partai politik dan pembangunan terhambat. Dalam demokrasi terpimpin kuatnya peranan presiden sebagai pusat kekuasaan dan melemahnya kekuatan partai politik. Begitu pula dalam demokrasi Pancasila di zaman orde baru dominasi eksekutif masih tetap kuat ,parlemen seolah olah merupakan subordinasi dari eksekutif. Perbaikan terus dilakukan sejalan dengan pergantian orde baru dengan orde reformasi. UU Dasar diamandemen, MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih langsung oleh rakyat, begitu juga presiden dipilih langsung oleh rakyat. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Adapun CICED (1998) sebagai Center for Indonesia Civic Education, menjabarkan demokrasi sebagai dimensi yang multidimensional, yaitu (a) secara filosofis, demokrasi sebagai ide, norma, dan prinsip; (b) secara sosiologis sebagai sistem sosial, dan (c) secara psikologis sebagai wawasan prilaku individu dalam bermasyarakat. Sebab, CICED merumuskan demokrasi sebagai kerangka berpikir dalam melakukan pengaturan urusan umum atas dasar prinsip : dari, oleh dan untuk rakyat, yang diterima sebagai ide, norma, dan sistem sosial maupun sebagai wawasan, prilaku dan sikap individul yang secara kontekstual diwujudkan, dikembangkan dan dipelihara. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Pilar universal demokrasi sebagai suatu sistem sosial kenegaraan terdiri dari 11 pilar (USIS:1995). Antara lain, (1) kedaulatan rakyat; (2) pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah; (3) kekuasaan mayoritas; (4) hak-hak minoritas; (5) jaminan hak-hak asasi manusia; (6) pemilihan yang bebas dan jujur; (7) persamaan di depan hukum; (8) proses hukum yang wajar; (9) pembatasan pemerintahan secara konstitusional; (10) pluralisme sosial, ekonomi, politik dan nilai-nilai toleransi, pragmatisme; (11) kerjasama dan mufakat. Sedangkan menurut Sanusi (1998;4-12), demokrasi konstitusional menurut UUD’45 memiliki 10 pilar, yaitu (1) demokrasi yang berKetuhanan YME; (2) demokrasi dengan kecerdasan; (3) demokrasi dengan rule of law; (4) demokrasi dengan pembagian kekuasaaan; (5) demokrasi hak asasi manusia; (6) demokrasipengadilan yang merdeka; (7) demokrasi dengan otonomi daerah; (8) demokrasidengan kemakmuran; (9) demokrasi yang berkeadilan sosial. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Sehingga yang membedakan pilar demokrasi universal dengan demokrasi Indonesia adalah pilar demokrasi yang berKetuhanan YME. Ciri demokrasi Indonesia yang khas tersebut, menurut Elposito dan Voll telah dinyatakan oleh Maududi dan kaum muslim sebagai teodemokrasi, yang berarti demikrasi Indonesia bernuansa KeTuhanan YME, sedangkan demokrasi universal bernuansa sekuler. Demokrasi dapat juga dikaji dari 3 tradisi pemikiran politik. Menurut Torres, 3 tradisi pemikiran politik itu, antara lain : (a) Classical Aristotelian Theory; (b) Medieval Theory; (3) Contemporaray Doctrine. Berdasarkan Classical Aristotelian Theory, demokrasi diartikan sebagai pemerintahan seluruh warganegara yang memenuhi syarat kewarganegaraan. Adapun Medieval Theory menekankan penerapan Roman Law dan popular sovereignity, sehingga demokrasi diartikan sebagai suatu landasan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Lain lagi dengan Contemporary Doctrine yang menekankan konsep Republican maka demokrasi disini diartikan sebagai bentuk pemerintahan yang murni. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Lebih jelas lagi, Torres memandang demokrasi dari 2 aspek, yakni sebagai formal democracy dan substantive democracy. Dari aspek formal democracy yang dilihat adalah demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan. Kemudian dari aspek substantive democracy yang dilihat adalah proses demokrasi, yang diklasifikasikan dalam empat bentuk demokrasi. Antara lain : (1) protective democracy menitik beratkan kepada kekuasaan ekonomi pasar, sehingga proses pemilu dilakukan reguler untuk memajukan kegiatan pasar dan melindunginya dari tirani negara; (2) developmental democracy memandang manusia sebagai makhluk yang dapat mengembangkan kemampuan dan kekuasaan dirinya, serta menempatkan partisipasi demokratis sebagai jalur utama bagi pengembangan diri; (3) equilibrium democracy atau pluralist democracy menekankan penyeimbangan nilai partisipasi daan pentingnya apatisme, sebab apatisme di kalangan mayoritas warganegara menjadi fungsional bagi demokrasi. Partisipasi yang intensif dipandang tidak efisien bagi individu yang rasional ; (4) participatory democracy menekankan bahwa perubahan sosial dan partisipasi demokratis perlu dikembangkan secara bersamaan karena satu sama lain saling memiliki ketergantungan. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Oleh sebab itu perlu diadakan pendidikan tentang demokrasi dengan wahananya yaitu pendidikan kewarganegaraan, sebab ethos demokrasi bukan suatu warisan tetapi sebagai suatu konsep yang harus dipelajari dan dialami atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya proses demokrasi tidak hanya merupakan suatu proses yang berkembang pesat di negara-negara barat yang mayoritas penduduknya beragama kristen seperti yang telah dipersepsikan oleh Huntington (1991). Tetapi sesungguhnya proses demokratisasi melanda hampir seluruh negara di dunia termasuk di negara-negara muslim seperti yang dikemukakan oleh Esposito dan Voll (1996) dengan studi komparatif demokrasi di Iran, Sudan, Pakistan, Malaysia, Aljazair dan Mesir. Menurut Esposito dan Voll (1996 : 11) kebangkitan Islam dan demokratisasi di dunia muslim berlangsung dalam kontek global dinamis dan kedua proses tersebut saling mengisi. Demokratisasi di dunia muslim menekankan (1) hanya satu kedaulatan yakni Tuhan, (2) khilafah sebagai bentuk kepemimpinan politik masyarakat, (3) syura sebagai tradisi musyawarah, (4) ij’ma sebagai bentuk persetujuan dan (5) ijtihad sebagai bentuk penafsiran mandiri. Sehingga proses demokrasi tidak selalu dapat diukur dari kriteria demokrasi barat tetapi dilihat secara kontektual menurut perkembangan situasi sosial kultural setempat. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Menurut Deutsh dan Lipset (1950s dalam Denny, 1999 : 1-2) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan demokrasi adalah tingkat perkembangan ekonomi suatu negara ; terbukanya media massa urbanisasi, pendidikan dan persatuan kesatuan bangsa-bangsa ; serta pengalaman sejarah dan budaya kewarganegaraan. Ketiga faktor tersebut menjadi parameter perkembangan demokrasi suatu negara, hal ini dikemukakan oleh Bahmuller (1996 : 222 – 223). Konsep masyarakat madani di Indonesia yang diterjemahkan dari istilah Civil Society berhubungan erat dengan proses demokratisasi sehubungan dengan perluasan fungsi dan optimalisasi peran aktif dari warga negara secara cerdas dan baik untuk membangun masyarakat yang benar-benar demokratis sesuai konteks negaranya. Menurut Hikam, ciri utama masyarakat madani adalah kesukarelaan, keswasembadaan, kemandirian tinggi terhadap negara, keterkaitan terhadap nilai-nilai hukum yang disepakati bersama. Secara kualitatif masyarakat madani Indonesia ditandai oleh (a) ketaqwaan kepada Tuhan YME, (b) adanya jaminan hak azasi manusia, (c) adanya partisipasi luas warga negara dalam pengambilan keputusan publik dalam berbagai tingkatan, (d) adanya penegakan rule of law dan (e) adanya pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan demokrasi dapat dilakukan dalam pendidikan formal, informal dan non formal, sesuai visi pendidikan demokrasi yaitu learning democracy, through democracy, and for democracy atau secara jelas dijabarkan sebagai wahana substantif, pedagogis dan sosio kultural untuk membangun cita-cita, nilai, konsep, prinsip, sikap dan ketrampilan demokrasi bagi warganegara melalui pengalaman hidup berdemokrasi. Misi pendidikan demokrasi adalah : (1) memfasilitasi warganegara untuk mendapatkan berbagai akses dan memakai secara cerdas berbagai sumber informasi; (2) memfasilitasi warganegara melakukan kajian konseptual dan operasional secara cermat dan bertanggungjawab terhadap berbagai cita-cita, instrumentasi dan praksis demokrasi untuk mendapatkan keyakinan dalam pengambilan keputusan individual ataupun kelompok. Praksis politik diartikan sebagai perwujudan konsep, prinsip dan nilai demokrasi yang melibatkan individu dan masyarakat dengan keseluruhan aspek lingkungannya; (3) memfasilitasi warganegara untuk memperoleh kesempatan berpartisipasi secara cerdas dan bertanggungjawab dalam praksis kehidupan demokrasi di lingkungannya. Untuk itu strategi dasar pendidikan demokrasi adalah pemanfaatan multimedia dan sumber belajar, kajian interdisipliner, pemecahan masalah sosial, penelitian sosial, aksi sosial, pembelajaran berbasis portfolio, pembelajaran yang kukuh atau powerful learning (meaningful, integrative, value-based, challenging and active). Model pendidikan demokrasi berbasis portfolio versi Dewey diartikan sebagai model pembelajaran yang menggunakan tampilan visual dan audio yang disusun secara sistematis yang melukiskan proses berpikir yang didukung sejumlah data yang relevan, yang melukiskan secara utuh pengalaman belajar demokrasi terpadu yang dialami siswa dalam kelas sebagai suatu kesatuan. Di dalam model ini, ada simulasi public hearing kemudian dilanjutkan kegiatan refleksi bagi individu dan keseluruhan siswa untuk merenungkan dampak perjalanan panjang proses belajar demokrasi bagi perkembangan pribadi siswa sebagai warganegara. Adapun untuk perguruan tinggi, menurut Udin S. Winataputra ( 2002: 35) model pendidikan demokrasi dikembangkan sesuai paradigma pendekatan perluasan lingkungan dan meningkatkan tingkat kompetensi mahasiswa ke higher-order intellectual abilities.. Demikian pengayaan tentang demokrasi.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Pada dewasa ini, krisis kepemimpinan menjadi salah satu penyebab kemerosotan pembangunan dan kehidupan sosial politik bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Sedemikian besarnya krisis kepercayaan terhadap pemimpin, telah menyebabkan pergeseran persepsi masyarakat tentang figur ideal pemimpin bangsanya, contohnya di Amerika Serikat yang dulu sangat mengidolakan presiden dari kaum kulit putih, kini mulai melirik dari ras kulit berwarna yang ditandai dengan majunya Obama sebagai capres. Masyarakat sudah mulai bosan dengan dinamika politik yang mengedepankan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Demikian pula bagi masyarakat dan bangsa Indonesia yang kini mulai melirik capres atau cabup, cagub dari kalangan bukan elit politik yang dianggap rentan terhadap penyalahgunaan wewenang dan ingkar janji. Lebih-lebih dengan banykanya kasus KKN yang terkuak pada lembaga-lembaga tinggi negara seperti DPR, Kejaksaan Agung, Departemen Kehakiman dan lainnya. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Tawuran antarmahasiswa sebagai kaum intelektual muda Indonesia juga merefleksikan kurangnya keteladanan figur pemimpin dalam keluarga, masyarakat, bangsa and negara. Perhatikan berita di media massa yang memperlihatkan lemahnya control sosial bahkan di kampus sekalipun, sehingga tawuran antarmahasiswa sering terjadi yangn dibarengi dengan tindakan melanggar hukum dan mengganggu ketertiban umum, contohnya adanya pemakian narkoba dari jenis ganja sampai sabu, kepemilikan senjata tajam illegal baik dari senjata rakitan sampai yang pabrikan. Sungguh ironis, terjadi dalam negara yang dulu merdeka karena luapan motivasi untuk merdeka dalam diri rakyatnya yang didorong oleh semangat juang pemuda sebagai trigger nilai juang yang pantang menyerah melakukan perubahan ke arah kebaikan; sekarang dikotori oleh pikiran divide et impera akibat perbedaan kelompok dan kepentingan. Padahal jika perbedaan kelompok dan kepentingan dijadikan kekayaan mental, pemikiran dan kolaborasi kepentingan yang saling menguatkan and melayani, kehidupan bermasyarakat, berbangsa and bernegara akan berlangsung indah dan harmoni.</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">DAFTAR PUSTAKA</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Budhisantosa, S., (2002) Pancasila dan Kebangsaan dalam Masyarakat Majemuk dengan Keanekaragaman Kebudayaan. Yogyakarta : DIKTI (makalah).</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Winataputra, Udin S., Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi. Yogyakarta: DIKTI.</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Amin, Zainul I. (2007)MKDU4111 Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: UT</span></span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span">INISIASI 7</span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">I. Hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah<br />
Disarikan dari tulisan Dr.Zainul Itthad Amin,Drs.,M.Si<br />
<br />
A. PERBEDAAN KONSEP DAN PARADIGMA OTONOMI DAERAH<br />
<br />
1. Perbedaan Konsep<br />
<br />
Ada yang mempersepsikan otonomi daerah sebagai prinsip penghormatan<br />
terhadap kehidupan masyarakat sesuai riwayat adat-istiadat dan sifat-sifatnya dalam konteks negara kesatuan (lihat Prof. Soepomo dalam Abdullah 2000: 11). Ada juga yang mempersepsikan otonomi daerah sebagai upaya berperspektif Ekonomi-Politik, di mana daerah diberikan peluang untuk berdemokrasi dan untuk berprakarsa memenuhi kepentingannya sehingga mereka dapat menghargai dan menghormati kebersamaan dan persatuan dan kesatuan dalam konteks NKRI.<br />
Setelah diberlakukan UU No. 22 Tahun 1999, aksi dari berbagai pihak sangat beragam, sebagai akibat dari perbedaan interpretasi istilah otonomi. Terdapat kelompok yang menafsirkan otonomi sebagai kemerdekaan atau kebebasan dalam segala urusan yang sekaligus menjadi hak daerah. Mereka yang mempunyai persepsi ini biasanya mencurigai intervensi pemerintah pusat, otonomi daerah dianggap sebagai kemerdekaan daerah dari belenggu Pemerintah Pusat.<br />
Ada kelompok lain yang menginterpretasikan sebagai pemberian “otoritas kewenangan” dalam mengambil keputusan sesuai dengan kepentingan dan aspirasi masyarakat lokal. Di sini otonomi diartikan atau dipersepsikan pembagian otoritas semata (lihat UU No. 22/1999); memaknai otonomi sebagai kewenangan, daerah Otonomi (Kabupaten/Kota) untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat lokal, menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Wujudnya adalah pembagian kewenangan kepada daerah dalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali dalam bidang pertahanan dan keamanan peradilan, moneter dan fiskal, agama dan politik luar negeri serta kewenangan bidang lain, yakni perencanaan nasional pengendalian pembangunan nasional; perubahan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga; perekonomian negara, pembinaan, dan pemberdayaan sumber daya manusia; pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi strategis, serta konservasi dan standarisasi nasional.<br />
Ada juga kelompok yang menafsirkan otonomi daerah sebagai suatu mekanisme empowerment (pemberdayaan). Menurut kelompok ini menafsirkan otonomi harus lebih mengakomodasikan berbagai kepentingan lokal dan lembaga lokal dan untuk itu diperlukan otoritas. Jadi, diambil kesepakatan khusus dalam pembagian tugas/urusan yang ditangani oleh Pemerintah Pusat dan ditangani oleh Daerah (lokal).Variasi interpretasi konsep otonomi tersebut karena adanya perbedaan referensi teoretis. Secara teoretis istilah autonomy memiliki banyak arti yang kemudian menimbulkan berbagai interpretasi.<br />
Mary Parker Follet pada tahun 1920-an mengidentifikasi otonomi dengan Independence dari suatu institusi (lihat Limerick Cunnington 1993, P. Selzerick 1957, Terry 1995). Otonomi yang dimaksudkan adalah kekuasaan yang relatif cukup untuk memungkinkan birokrasi publik bekerja sesuai dengan identitasnya atau kebebasan yang masih terbatas dan tidak diinterpretasikan “bebas dan merdeka”. Selanick 1992, melihat otonomi sebagai salah satu strategi untuk menjaga integritas suatu lembaga di mana nilai-nilai dan potensi dari lembaga tersebut dilindungi. Karena itu otonomi daerah secara tidak langsung menyandang pengakuan terhadap eksistensi dan kekuasaan elit-elit lokal.<br />
Otonomi diinterpretasikan juga oleh Holdaway, Newberry, Hickson dan Heron, sebagai jumlah otoritas pengambilan keputusan yang dimiliki oleh suatu organisasi (lihat Price and Mueller, 1980: 40). Semakin banyak tingkat otoritas yang dimiliki dalam pengambilan keputusan maka semakin tinggi tingkat otonominya. Otonomi juga diinterpretasikan sebagai The Degree To Which and Organization Has Power With Respects to Its Environment (lihat Price and Mueller, 1986: 40). Dalam hal ini, dibedakan antara organisasi pemerintah dan business. Power di sini diinterpretasikan sebagai “pengaruh” atau “kontrol”. Dalam konteks ini otonomi daerah diinterpretasikan sebagai sampai berapa jauh suatu pemerintah daerah mengontrol kepada kegiatan pemenuhan kepentingan masyarakat lokal terlepas dari pengaruh lingkungannya. Makna lain juga diungkapkan oleh Dworkin 1998 (lihat Terry, 1995: 49) sebagai keadaan di mana masyarakat membuat dan mengatur perundangannya sendiri. Tentu saja makna ini didasarkan pada kata “auto” yang berarti diri sendiri dan “nomos” yang berarti aturan perundangan. Dengan makna ini otonomi daerah dapat diinterpretasikan sebagai kewenangan mengatur diri sendiri atau kemandirian.<br />
Apabila dikaji lebih jauh, UU No. 22 Tahun 1999 tersebut bersifat inkonstitusional atau bertentangan dengan UUD 1945 yang menjadi landasan kehidupan kita bernegara, di mana dinyatakan bentuk negara adalah “negara kesatuan” namun di dalam UU No. 22 Tahun 1999 (baca UU Otonomi Daerah), tersebut muncul semangat federalisme yang dicerminkan dari pola dibatasi kekuasaan/kewenangan pusat, sementara semangat kesatuan dicirikan dari pola dibatasi kekuasaan/kewenangan daerah. Dalam konteks pola dibatasi ini ditemukan kewenangan yang mungkin bisa diterjemahkan sesuka hati oleh penguasa. Apabila dirinci kewenangan tersebut, di pusat terdapat 203 kewenangan, sementara di daerah (provinsi, kabupaten/kota) terdapat 991 kewenangan. Jadi, roh dari Undang-undang otonomi daerah ini membawa nilai ”desentralisasi” baik dalam isi maupun judul Pemerintahan Daerah. Hal ini sangat berbeda dengan UU No. 5 Tahun 1975 tentang Pemerintahan di Daerah. Kota di dalam UU No. 5 Tahun 1975 tersebut mencerminkan kekuasaan ”desentralisasi” namun isinya adalah ”sentralisasi”.<br />
Menurut David After (1977) menyatakan bahwa negara-negara federalistik adalah negara yang didirikan dengan kekuasaan otoritas yang dibagi di antara negara-negara federal, sedangkan negara kesatuan didirikan dengan tersentralisasinya kekuasaan dan otoritas. Jika hal ini diterjemahkan dalam bahasa ilmu administrasi, negara federal lebih efisien dikelola secara terdesentralisasi dan negara kesatuan lebih efisien dikelola secara terpusat. UU No. 22 Tahun 1999 berisikan kebijakan yang mendesentralisasikan kekuasaan dan otoritas. Hal ini bertentangan dengan khitah negara kesatuan yang terlanjur kita anut.<br />
Memang tidak ada salahnya atau sah-sah saja negara kesatuan dikelola dengan cara terdesentralisasi namun dengan risiko tidak efisien. Di sisi lain perumusan undang-undang “otonomi daerah” ini agaknya menggunakan pendekatan metodologis yang bersifat elektrik dalam arti; mengumpulkan berbagai hal yang terbaik dan kemudian dari yang terbaik tersebut diambil komponen-komponen terbaik lalu dijadikan satu. Dalam hal ini penyusunan kebijakan yang ada dan memilih yang terbaik tersebut untuk diramu/dirakit menjadi satu. Metode ini mempunyai kelemahan pokok yaitu tidak ada satu “platform” yang kuat dan dihasilkan ibarat campuran minyak dan air. Hal ini dapat dilihat pada inkonsistensi di antara pasal-pasal yang ada yang sangat berpengaruh pada manajerial, lihat UU No. 22 tahun 1999 Pasal 4 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa antara masing-masing daerah termasuk antara provinsi dan kabupaten/kota berdiri sendiri dan tidak mempunyai hubungan hierarki satu sama lain.<br />
Sementara itu, kewenangan provinsi terbatas pada kewenangan lintas kabupaten - kota (lihat Pasal 9). Pertanyaannya, bagaimana mungkin kita melakukan koordinasi tanpa adanya hierarki? Kekuasaan dan otoritas bukanlah suatu yang begitu saja diberikan, apalagi kepada lembaga yang tidak berada di atasnya secara struktural. Dengan tidak adanya hierarki antara provinsi dengan kabupaten/kota, Presiden RI mengontrol langsung hampir 400 daerah yang terdiri atas provinsi, kabupaten/kota. Belum lagi di Departemen dan lembaga-lembaga non-departemen. Ini suatu hal yang luar biasa. Rentang kendali (span of control) yang begitu luas, tidak mungkin dapat dilakukan oleh seorang Presiden yang notabenenya sebagai manusia biasa. Pendapat lain menyatakan, bahwa arsitek UU No. 22 Tahun 1999 itu adalah konsep berpikir ala Amerika yang hanya bisa diterapkan di negara Federasi seperti Amerika Serikat yang mengartikan desentralisasi sebagai devolution, padahal yang diinginkan oleh masyarakat Indonesia itu adalah “desentralisasi dan otonomi daerah dalam Negara Kesatuan”, di mana hubungan antara Pusat dan Daerah tetap terpelihara dengan baik, sedangkan otonomi daerah berjalan secara mandiri. Akan tetapi, Pasal 7 dan Pasal 11 UU No. 22 Tahun 1999 menyatakan (1) “Kewenangan Daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan sudah berada di daerah sehingga tidak perlu penyerahan secara aktif, yang perlu dilakukan adalah pengakuan dari Pemerintah. Walaupun secara akademik teori penyerahan kewenangan itu menganut model General Competence atau Formele Huishoudingsleer, namun ditinjau dari aspek “kebijakan desentralisasi” rumusan penjelasan Pasal 11 UU No. 22 Tahun 1999 jelas-jelas merupakan reference Amerika yang hanya mungkin itu terjadi apabila diberlakukan di dalam Negara Kesatuan RI. Demikian pula, konsep “kesetaraan” antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; dan “tiadanya hubungan hierarki” antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan Daerah Provinsi dengan Daerah Kabupaten/Kota sehingga satu kesatuan sistem dalam Negara Kesatuan RI menjadi terpotong-potong adalah juga suatu rujukan dari konsep “devolution” ala Negara Bagian dalam Negara Federal di Amerika Serikat yang tidak cocok untuk dirujuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Kelemahan lainnya, yaitu dalam teknis implementasi kebijakan undang-undang otonomi daerah. Idealnya sebuah undang-undang dilaksanakan 5 (lima) tahun setelah diundangkan. Infrastrukturnya harus dibangun dan memerlukan waktu.<br />
Malangnya UU No. 22 Tahun 1999 tersebut membatasi diri sendiri dengan membuat tenggat waktu (deadline), yaitu UU tersebut penerapan secara efektif selambat-lambatnya 2 tahun sejak diundangkan. Presiden B. J. Habibie menandatangani UU ini pada tanggal 4 Mei 1999 maka pada tanggal 5 Mei 2001, undang-undang otonomi daerah tersebut berlaku resmi. Selama kurun waktu 2 tahun tersebut terjadi perubahan besar. Kementrian Otda dihilangkan. Kabinet Reformasi yang mengurus hal ini tidak ada lagi (bubar), apalagi UU tersebut sifatnya sangat mendasar yang merombak seluruh tatanan Administrasi Publik sebuah negara besar. Lebih dari ratusan PP, pedoman dan sejenis lainnya belum dibuat untuk mendukung implementasi otonomi daerah. Oleh karena itu, tidak hanya pejabat level kabupaten/kota dan provinsi yang bingung, pejabat di level pusat pun demikian halnya. Maka tidak arif atau tidak bijaksana kita mencari kambing hitam siapa yang bersalah, yang jelas kita belum siap. Oleh karena itu, otonomi daerah ini harus disempurnakan sambil berjalan. Uraian tentang konsep otonomi di atas sangat variatif, seperti kebebasan dan kemerdekaan, strategi organisasi, otoritas mengurus diri sendiri, mengambil keputusan sendiri power untuk melakukan kontrol, empowerment, dan kemandirian dalam pengaturan diri. Variasi konsep ini menimbulkan interpretasi beragam. Oleh karena itu, di masa datang perlu kesepakatan tentang konsep otonomi daerah di kalangan elit politik sebagai pengambil keputusan atas kebijakan.<br />
<br />
2. Perbedaan Paradigma<br />
<br />
Variasi makna tersebut berkaitan pula dengan paradigma utama dalam kaitannya dengan otonomi, yaitu paradigma politik dan paradigma organisasi yang bernuansa pertentangan. Menurut paradigma politik, otonomi birokrasi publik tidak mungkin ada dan tidak akan berkembang karena adanya kepentingan politik dari rezim yang berkuasa. Rezim ini tentunya membatasi kebebasan birokrat level bawah dalam membuat keputusan sendiri. Pemerintah daerah (kabupaten, kota) merupakan subordinasi pemerintah pusat, dan secara teoretis subordinasi dan otonomi bertentangan. Karena itu menurut paradigma politik, otonomi tidak dapat berjalan selama posisi suatu lembaga merupakan subordinasi dari lembaga yang lebih tinggi.<br />
Berbeda dengan paradigma politik, paradigma organisasi justru mewujudkan betapa pentingnya “otonomi tersebut untuk menjamin kualitas birokrasi yang diinginkan”. Untuk menjamin kualitas birokrasi maka inisiatif, terobosan, inovasi, dan kreativitas harus dikembangkan dalam hal ini akan dapat diperoleh apabila institusi birokrasi itu memiliki otonomi. Dengan kata lain, paradigma “organisasi” melihat bahwa harus ada otonomi agar suatu birokrasi dapat tumbuh dan berkembang menjaga kualitasnya sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi masyarakat.<br />
Kedua paradigma di atas benar adanya. Otonomi diperlukan bagi suatu organisasi untuk dapat tumbuh dan berkembang mempertahankan eksistensi dan integritasnya, akan tetapi “otonomi” juga sulit dilaksanakan karena birokrasi daerah merupakan subordinasi birokrasi pusat (negara). Oleh karena itu kompromi harus ditemukan agar otonomi tersebut dapat berjalan. Respons terhadap kedua paradigma tersebut dikemukakan oleh Terry (1995, 52) yang menyarankan agar otonomi harus dilihat dalam paradigma “kontekstual”, yaitu mengaitkan otonomi dengan sistem politik yang berlaku dan sekaligus kebutuhan masyarakat daerah. Oleh karena dalam konteks otonomi di Indonesia harus dilihat juga sebagai upaya menjaga kesatuan dan persatuan di satu sisi dan di sisi lainnya sebagai upaya birokrasi Indonesia untuk merespons kebhinnekaan Indonesia agar mampu memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.<br />
UU No. 22 Tahun 1999 menganut paradigma ini, dengan menggunakan pendekatan “kewenangan”. Hal ini dapat dilihat dari makna “otonomi sebagai kewenangan daerah otonomi (kabupaten/kota) untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam konteks negara kesatuan RI.” Hal ini sangat tepat, namun dalam kasus Indonesia dipandang kurang realistis karena persoalan otonomi daerah bukan hanya persoalan kewenangan semata, tetapi banyak hal yang terkait dengan sumber daya dan infrastruktur yang ada di daerah masih sangat lemah.<br />
Paradigma ekonomi harus dilihat dari perspektif pemerataan pembangunan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, pembangunan daerah adalah bagian integral dari pembangunan nasional dan pembangunan nasional adalah pembangunan daerah. Jadi, sangatlah picik bagi para elit lokal pada daerah yang kaya sumber daya dengan menyandera masalah ekonomi ini untuk mencapai keinginan politiknya lepas dari negara kesatuan RI. Hal ini sudah sangat melenceng dari hakikat otonomi itu sendiri.<br />
<br />
B. KUATNYA PARADIGMA BIROKRASI<br />
<br />
<br />
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat karena masih kuatnya pengaruh paradigma birokrasi.<br />
Paradigma ini ditandai dengan ciri organisasi yang berstruktur sangat hierarkis dengan tingkat diferensiasi yang tinggi, dispersi otoritas yang sentrali dan formalisasi yang tinggi (standarisasi, prosedur, dan aturan yang ketat).<br />
Dalam praktik di Indonesia, penentuan hierarki dan pembagian unit organisasi, standarisasi, prosedur dan aturan-aturan daerah sangat ditentukan oleh pemerintah pusat, dan pemerintah daerah harus loyal terhadap aturan tersebut. Dalam bidang manajemen telah disiapkan oleh pemerintah pusat, berbagai pedoman, petunjuk dalam menangani berbagai tugas pelayanan dan pembangunan di daerah. Dalam bidang kebijakan publik, program dan proyek-proyek serta kegiatan-kegiatan yang diusulkan harus mendapat persetujuan pemerintah pusat. Implikasinya masih banyak pejabat di daerah harus menunggu perintah dan petunjuk dari pusat. Paradigma birokrasi yang sentralistik ini telah terbina begitu lama dan mendalam dan bahkan menjadi “kepribadian” beberapa aparat kunci di instansi pemerintah daerah. Untuk itu perlu dilakukan reformasi administrasi publik di daerah, meninggalkan kelemahan-kelemahan paradigma lama, dan mempelajari, memahami serta mengadopsi paradigma baru seperti Post Bureaucratic<br />
<br />
C. LEMAHNYA KONTROL WAKIL RAKYAT DAN MASYARAKAT<br />
<br />
<br />
Selama orde baru tidak kurang dari 32 tahun peranan wakil rakyat dalam mengontrol eksekutif sangat tidak efektif karena terkooptasi oleh elit eksekutif. Birokrasi di daerah cenderung melayani kepentingan pemerintah pusat, dari pada melayani kepentingan masyarakat lokal. Kontrol terhadap aparat birokrasi oleh lembaga legislatif dan masyarakat tampak artifisial dan fesudo demokratik. Sayang, semangat demokrasi yang timbul dan berkembang di era reformasi ini tidak diikuti oleh strategi peningkatan kemampuan dan kualitas wakil rakyat. Wakil rakyat yang ada masih kurang mampu melaksanakan tugasnya melakukan kontrol terhadap pemerintah. Ketidakmampuan ini memberikan peluang bagi eksekutif untuk bertindak leluasa dan sebaliknya legislatif bertindak ngawur mengorbankan kepentingan publik yang justru dipercaya mewakili kepentingannya.<br />
<br />
D. KESALAHAN STRATEGI<br />
<br />
<br />
UU No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah diberlakukan pada suatu pemerintah daerah sedang lemah. Pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk melakukan sendiri apa yang mereka butuhkan, tetapi dengan kemampuan yang sangat marjinal. Hal ini akibat dominasi pemerintah pusat di daerah yang terlalu berlebihan, dan kurang memberikan peranan dan kesempatan belajar bagi daerah. Model pembangunan yang dilakukan selama ini sangat sentralistik birokratis yang berakibat penumpulan kreativitas pemerintah daerah dan aparatnya.<br />
Lebih dari itu, ketidaksiapan dan ketidakmampuan daerah yang dahulu dipakai sebagai alasan menunda otonomi kurang diperhatikan. Padahal untuk mewujudkan otonomi daerah merupakan masalah yang kompleksitasnya tinggi dan dapat menimbulkan berbagai masalah baru, seperti munculnya konflik antara masyarakat lokal dengan pemerintah dan hal ini dapat berdampak sangat buruk pada integritas lembaga pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. Sekurang-kurangnya ada enam yang perlu diperhatikan dalam konteks pelaksanaan otonomi daerah ini, yakni persiapan yang matang tidak artifisial, memberi kepercayaan, kejelasan visi, kesiapan sumber daya, dan berbagai parameter tuntutan terhadap kinerja.<br />
Jika dikaji UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, dalam beberapa hal mengandung kelemahan-kelemahan, namun bagaimanapun juga UU ini merupakan suatu reformasi dalam sistem pemerintahan daerah, yang telah menggeser paradigma lama ke paradigma baru, yaitu dari sistem pemerintah “sentralistik” yang lebih berorientasi kepada Structural Efficiency Model” berubah ke arah sistem pemerintahan “desentralistik” yang orientasinya lebih cenderung kepada Local Democratic Model, yaitu yang lebih menekankan kepada prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.<br />
Dengan pemberian kewenangan yang luas kepada daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, dibarengi dengan perimbangan keuangan yang memadai sampai saat ini, sesungguhnya daerah sudah cukup mampu untuk berbuat sesuatu bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Masalahnya sekarang adalah kurangnya SDM aparatur pemerintahan daerah yang mampu menemukan talenta, potensi dan keunggulan daerahnya masing-masing.<br />
Selain itu, pengertian otonomi ini sering dicampuradukkan (interchangeble) antara “otonomi sebagai alat” (means) untuk mencapai tujuan dengan “tujuan otonomi” itu sendiri.Dalam hubungan ini, seperti dikatakan Moh. Hatta, bahwa “memberikan otonomi daerah tidak saja berarti melaksanakan demokrasi, tetapi mendorong berkembangnya auto-activiteit artinya tercapailah apa yang dimaksud dengan demokrasi, yaitu pemerintahan yang dilaksanakan oleh rakyat, untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya sendiri, melainkan juga dan terutama memperbaiki nasibnya sendiri. Inilah hakikat otonomi menurut Hatta.<br />
<br />
<br />
II. GOOD GOVERNANCE KUNCI MEWUJUDKAN OTONOMI DAERAH<br />
<br />
Dalam pelaksanaan “otonomi daerah”, salah satu kelemahan yang dihadapi adalah standar penilaian kinerja pemerintahan, orientasi teoretis paradigmatis mengarah pada birokrasi klasik yang mengutamakan cara (means) daripada tujuan (ends). Seharusnya di era otonomi daerah ini orientasi kinerja pemerintahan mengikuti paradigma reinventing government atau post bureaucratic yang mengutamakan kinerja pada hasil akhir atau tujuan atau visi organisasi dan bukan pada mendanai input dan menjalankan proses (lihat Gaebler dan Osborne 1992). Pada saat ini tuntutan akan terselenggaranya good governance semakin mendesak untuk diakomodasikan dalam standar penilaian kinerja pemerintahan. Dalam rangka otonomi daerah nilai good governance dapat diketahui sebagai kunci utama karena nilai-nilai terkandung dalam menekankan.<br />
1. Visi Strategis<br />
Apakah Kabupaten/Kota memiliki visi, misi yang jelas.<br />
2. Transparansi<br />
Apakah pemerintahan kabupaten/kota menyediakan informasi ke publik secara terbuka sehingga publik dapat mempertanyakan mengapa suatu keputusan dibuat, apa kriteria yang digunakan sehingga masyarakat dapat melakukan kontrol, memonitor kinerja lembaga-lembaga publik.<br />
3. Responsivitas<br />
Apakah pemerintah kabupaten atau kota dapat tanggap terhadap masalah, kebutuhan, dan aspirasi masyarakat yang mereka layani.<br />
4. Keadilan<br />
Apakah pemerintah kabupaten/kota telah memberikan semua orang kesempatan yang sama dalam meningkatkan atau memperbaiki kesejahteraannya.<br />
5. Konsensus<br />
Apakah pemerintah kabupaten atau kota telah berperan menjembatani aspirasi masyarakat guna mencapai persetujuan bersama demi kepentingan masyarakat.<br />
6. Efektivitas dan Efisiensi<br />
Apakah pemerintah kabupaten atau kota telah memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan memanfaatkan sumber daya dengan cara yang baik atau melalui manajemen sektor publik yang efektif dan efisien.<br />
7. Akuntabilitas<br />
Pemerintahan kabupaten atau kota harus bertanggung jawab kepada publik dalam konteks kinerja lembaga dan aparat yang baik dalam bidang manajemen, organisasi maupun dalam ”kebijakan publik”.<br />
8. Kebebasan berkumpul dan berpartisipasi<br />
Apakah pemerintahan kabupaten atau kota telah memberikan kebebasan kepada rakyatnya untuk berkumpul, berorganisasi dan berpartisipasi secara aktif dalam menentukan masa depannya.<br />
9. Penegakan Hukum<br />
Apakah pemerintah kabupaten atau kota telah menciptakan aturan dan menegakkan hukum yang membentuk situasi dan kondisi yang aman dan tertib serta kondusif bagi masyarakat.<br />
10. Demokrasi<br />
Apakah pemerintahan kabupaten atau kota mendorong proses demokrasi di masyarakat.<br />
11. Kerja sama dengan organisasi masyarakat<br />
Apakah pemerintahan kabupaten atau kota bekerja sama dengan lembaga-lembaga masyarakat yang ada dalam memecahkan masalah-masalah dan pelayanan kepada publik.<br />
12. Komitmen pada pasar<br />
Apakah pemerintahan kabupaten atau kota mendorong kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada pasar.<br />
13. Komitmen pada lingkungan<br />
Apakah pemerintahan kabupaten atau kota memperhatikan masalah yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan.<br />
14. Desentralisasi<br />
Apakah pemerintahan kabupaten atau kota telah mengembangkan dan membudayakan unit-unit kelembagaan lokal agar dapat mengambil kebijakan publik sesuai dengan kebutuhan dan situasi lokal.<br />
<br />
Apabila nilai-nilai tersebut dapat dilaksanakan oleh pemerintahan Kabupaten atau kota maka otonomi daerah yang ideal dapat terwujud. Untuk dapat segera mewujudkan hal itu maka perlu adanya perubahan pola pikir sikap dan pola tindak para birokrat kita yang sudah lama bercokol dari orientasi birokrasi lama ke orientasi birokrasi baru seperti diungkapkan dalam good governance.<br />
<br />
III. CAPACITY BUILDING SEBAGAI AKSELERATOR GOOD GOVERNANCE UTK MEWUJUDKAN DAERAH OTONOM<br />
<br />
Langkah awal pemberian otonomi daerah yang harus dilakukan adalah capacity building sebagaimana direkomendasikan dalam rangka pembenahan pemerintah daerah Dengan Capacity Building ini dapat mempercepat terwujudnya good governance di era otonomi daerah<br />
<br />
A. PENGERITAN CAPACITY BUILDING<br />
<br />
Capacity Building untuk pemerintahan didefinisikan sebagai serangkaian strategi yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan responsivitas dari kinerja pemerintahan, dengan memusatkan perhatian kepada pengembangan dimensi sumber daya manusia, penguatan organisasi, dan reformasi kelembagaan atau lingkungan. Dalam definisi ini capacity building terkandung upaya-upaya untuk melakukan perbaikan kualitas sumber daya manusia, mendorong organisasi agar berfungsi lebih baik, dan merubah konteks lingkungan yang dibutuhkan organisasi dan individu SDM agar dapat berfungsi dengan baik.<br />
Berdasarkan pemahaman terhadap literatur tersebut maka untuk mewujudkan suatu otonomi daerah pada saat sekarang diperlukan persiapan yang berkenaan dengan (1) penentuan secara jelas visi dan misi daerah dan lembaga pemerintahan daerah, (2) perbaikan sistem kebijakan publik di daerah, (3) perbaikan struktur organisasi pemerintahan daerah, (4) perbaikan kemampuan manajerial dan kepemimpinan pemerintahan daerah, (5) pengembangan sistem akuntabilitas internal dan eksternal pemerintahan daerah, (6) perbaikan budaya organisasi pemerintahan daerah, (7) peningkatan SDM aparat pemerintahan daerah, (8) pengembangan sistem jaringan (network) antarkabupaten dan kota, dan dengan pihak lain, dan (9) pengembangan, pemanfaatan, dan pemeliharaan lingkungan pemerintahan daerah yang kondusif kesatuan dari sebuah sistem, yang kalau dibenahi yang satu dapat mempengaruhi yang lain. Elemen-elemen ini menyangkut kemampuan pemerintahan daerah dalam penyediaan input (semua resources yang dibutuhkan), proses (penerapan teknik dan metode yang tepat), feedback (perbaikan input dan proses), dan lingkungan (penciptaan situasi dan kondisi yang kondusif).<br />
<br />
B. ELEMEN-ELEMEN CAPACITY BUILDING<br />
<br />
Pengembangan Visi dan Misi daerah dan Institusi Pemerintahan Kabupaten/Kota. Sampai sekarang belum ada kejelasan mengenai ke mana suatu kabupaten/kota sebagai daerah dan institusi dikembangkan. Dengan kata lain, visi dan misi kabupaten/kota sebagai daerah dan institusi belum terumuskan secara tegas dan jelas. Karena itu, bidang-bidang strategis apa yang dikembangkan oleh daerah dalam rangka mencapai visi tersebut juga tidak jelas. Untuk itu, diperlukan pada saat ini adalah pengembangan (1) Rencana Strategis Daerah Kabupaten/Kota, dan (2) Rencana Strategis Institusi Pemerintahan Kabupaten/Kota.<br />
Pengembangan Kelembagaan Pemerintahan. Bidang-bidang strategis yang harus dikembangkan dalam Rencana Strategis tersebut sangat menentukan jenis dan jangkauan kebijakan tahunan yang perlu dikembangkan (dalam program, proyek dan kegiatan-kegiatan), tipe dan jumlah serta kualitas institusi-institusi pemerintahan yang diperlukan, jenis dan tingkat keterampilan manajerial skills yang diperlukan termasuk tipe kepemimpinan, dan sistem akuntabilitas publik serta budaya organisasi pemerintahan. Dengan kata lain, pembenahan kelembagaan harus didasarkan kepada kebutuhan pengembangan bidang-bidang strategis yang telah dirumuskan dalam Rencana Strategis Daerah dan Institusi Pemerintahan Kabupaten dan Kota. Dengan demikian, yang perlu dilakukan dalam pengembangan kelembagaan, meliputi (1) pengembangan kebijakan, (2) pengembangan organisasi, (3) pengembangan manajemen, (4) pengembangan sistem akuntabilitas publik, dan (5) pengembangan budaya organisasi.<br />
Pengembangan SDM Aparat Pemerintahan. Bidang-bidang strategis dalam Rencana Strategis tersebut juga seharusnya menentukan jenis, jumlah dan kualitas SDM yang dibutuhkan di daerah khususnya pada lembaga pemerintahan kabupaten/kota. Pengalaman menunjukkan bahwa sering kali pengembangan SDM tidak dikaitkan dengan kebutuhan strategis daerah, bahkan terkesan kurang memberikan kontribusi bagi pemerintahan daerah itu sendiri. Dalam konteks SDM ini perlu difokuskan pengembangan (1) keterampilan dan keahlian, (2) wawasan dan pengetahuan, (3) bakat dan potensi, (4) kepribadian dan motif bekerja, dan (5) moral dan etos kerjanya.<br />
Pengembangan Network Pemerintahan. Rencana Strategis telah memberikan arah pengembangan SDM dan kelembagaan yang ada di daerah. Dalam melakukan berbagai pengembangan tersebut daerah pasti memiliki berbagai keterbatasan. Karena itu, harus dimungkinkan proses belajar sendiri dan kolaborasi dengan pihak lain dan tidak harus dengan pemerintah pusat sebagaimana selama ini terjadi. Seharusnya di masa mendatang daerah diberi kebebasan untuk belajar dari atau saling belajar dengan (1) kabupaten atau kota yang lain baik dari dalam maupun dari luar negeri, (2) lembaga-lembaga vertikal yang ada, dan (3) pusat-pusat pengembangan seperti perguruan tinggi dan LSM yang sesuai dengan kebutuhan mereka, melalui suatu ”jaringan kerja” yang terencana. Kolaborasi antara mereka sangat membantu proses belajar cepat di daerah.<br />
Pengembangan dan Pemanfaatan Lingkungan Pemerintahan. Di samping semua perbaikan dan peningkatan tersebut, pemerintahan daerah sangat membutuhkan suatu lingkungan yang kondusif, yang dapat dimanfaatkan untuk berbuat yang terbaik bagi daerah. Di sini daerah harus mengupayakan (1) pemanfaatan lingkungan fisik dan nonfisiknya secara optimal dan bertanggung jawab, (2) pemanfaatan peraturan perundangan lebih tinggi dan (3) penciptaan dan pemeliharaan keamanan dan ketertiban di daerah. Peraturan perundangan yang mendukung pembangunan lokal harus dimanfaatkan sementara keamanan dan ketertiban harus diciptakan dan dimanfaatkan bagi pembangunan dan pelayanan publik di daerah. Dalam konteks ini, daerah harus memelihara, melanggengkan dan memanfaatkan lingkungannya agar masyarakat merasa aman sementara ia dapat bekerja memberikan yang terbaik bagi masyarakatnya.. Semua elemen yang harus dikembangkan atau diperbaiki tersebut harus dilihat sebagai satu.<br />
<br />
Sumber : Modul 8 MKDU4111</span></span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span">INISIANSI 8</span></span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Inisiasi 9<br />
Dirangkum oleh FR Wulandari, M.Si<br />
<br />
Konflik dan Perang<br />
Dalam sejarah manusia mendambakan dunia yang aman, damai, dan sejahtera. Setiap berakhirnya perang besar, dilakukan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya perang baru. Liga Bangsa-bangsa didirikan setelah Perang Dunia I, untuk menjaga perdamaian. Akan tetapi, situasi damai di Eropa hanya bertahan selama 20 tahun, kemudian disusul oleh perang yang lebih dahsyat lagi yaitu Perang Dunia II.<br />
Di luar Eropa malahan sudah lebih dahulu terjadi peperangan dan sengketa bersenjata lainnya. Setelah Perang Dunia II selesai didirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun perang tidak pernah berhasil dihapus. Selama dua dasawarsa terakhir saja lebih dari 80 negara terlibat dalam peperangan dan kekerasan militer lainnya, di antaranya 58 negara di dunia ketiga (negara sedang berkembang/miskin) dengan perincian 29 negara tersebut terlibat dalam perang saudara (Civil War) dan 24 negara dalam perang antarnegara (seperti Burkina Faso - Mali 1986; Iran - Irak 19801988; Equador - Peru 19811983; Etiopia - Somalia 19771978; Irak - Kuwait 1990; Libya - Tunisia 1980; Syria - Libanon 1976; Kampuchea - Vietnam 19791991). Malahan pada saat ini masih berkecamuk perang di Kamboja, Konggo; Somali, Sudan, Bosnia. Belum lagi gerakan-gerakan terorisme Internasional dan bentuk-bentuk sengketa bersenjata dalam negeri lainnya, bahkan juga di negara industri maju, seperti di Irlandia Utara, daerah Basque.<br />
Mengutip Ivan S. Block (The Future War) yang menulis bahwa antara tahun 1496 SM sampai tahun 1861 SM, suatu kurun waktu selama 3357 tahun terdapat 227 tahun damai dan 3130 tahun perang. Dengan kata lain, untuk setiap 1 tahun damai terdapat 13 tahun perang. Melihat sejarah manusia itu dapat ditarik kesimpulan bahwa sejarah manusia adalah sejarah kekerasan bersenjata. Bahwa perang adalah keadaan yang normal dan keadaan damai malah menjadi keadaan yang tidak normal. Situasi damai hanya berlangsung selama terdapat suatu tata dunia yang cukup tegar dan efektif untuk menangkal perang, seperti misalnya kemampuan memberikan ganjaran setimpal atau lebih keras terhadap negara/ kekuatan yang melakukan perang/kekerasan militer.<br />
Menurut Quincy Wright (1941) dalam bukunya A Study of War Volume 1, menyatakan, penyebab perang (The Problem of War), yakni berikut ini.<br />
1. Dunia yang mengerut (The Shrinking of the world)<br />
Diakibatkan oleh kemajuan teknologi transportasi. Komunikasi antarmanusia menjadi lebih cepat dan manusia menjadi saling tergantung dalam bidang-bidang ekonomi, budaya serta politik. Orang menjadi lebih siaga menghadapi perang dan mudah terpengaruh akan adanya peperangan.<br />
2. Percepatan jalannya sejarah (The acceleration of history)<br />
Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi telekomunikasi menyebabkan ide dan pendapat umum/opini mempercepat perubahan sosial.<br />
3. Pembaruan persenjataan angkatan perang (The progress of military invention)<br />
Akibat kemajuan teknik persenjataan, perang menjadi total sasaran penghancuran tidak hanya instalasi militer, tetapi semua yang ada di wilayah negara.<br />
4. Peningkatan demokrasi (The rise of democracy)<br />
Peningkatan komunikasi, kecerdasan manusia, dan standar hidup menyebabkan kesadaran berbangsa dan bernegara meningkat.<br />
<br />
Dalam kajian sejarah, konflik/peperangan banyak dipicu oleh masalah-masalah perekonomian dan klaim teritorial, yang berkembang ke masalah-masalah yang lebih luas. Henry E. Eccles membuat Spektrum konflik. Spektrum konflik yang bersifat dapat dikendalikan atau terkendali, yaitu dari nomor 110. Dari nomor 1114 bersifat tidak terkendali. Kedudukan/status antara 111, dikatakan damai secara teknis, 610 dinamakan perang dingin, 914, dinamakan perang panas, 414, perang ekonomi.<br />
Kondisi umum 12, dikatakan damai absolut, 35 damai relatif, 68 peningkatan ketegangan, 911, perang terbatas, dan 1214 perang tak terbatas.<br />
<br />
A. BENTUK-BENTUK PERSENGKETAAN<br />
Persengketaan dapat kita lihat dari dua sudut pandang, yaitu persengketaan yang terjadi antarbangsa dari persengketaan yang terjadi di dalam negeri.<br />
<br />
1. Persengketaan Antarbangsa<br />
Tiap-tiap bangsa di dunia mempunyai suatu perangkat kepentingan nasional, kebudayaan, dan penangkapan/perasaan persepsi terhadap masalah yang dihadapi. 2. Persengketaan di Dalam Satu Bangsa/Negara<br />
Di dalam interaksi sosial antara orang perorangan, perorangan dengan masyarakat lingkungannya maupun antara golongan masyarakat itu sendiri bertemu bermacam-macam kepentingan, kebudayaan, persepsi atau pendapat. Perbedaan atau pertentangan pendapat dapat menimbulkan persengketaan, apabila perbedaan atau pertentangan tersebut mengakibatkan pihak-pihak yang terlibat tidak mampu menerima kondisi lingkungan tempat mereka berada.<br />
Perbedaan atau pertentangan yang bersifat tidak mendasar dapat diselesaikan melalui dialog, diskusi, seminar atau musyawarah untuk mencapai mufakat atau setidak-tidaknya konsensus, sebagai usaha meniadakan atau menjinakkan maupun meredakan persengketaan. Apabila penyelesaian perbedaan/pertentangan dengan cara ini menemui jalan buntu maka diadakan usaha-usaha penyelesaian melalui saluran hukum.<br />
Perbedaan atau pertentangan kepentingan yang bersifat lebih mendasar yang pada umumnya menyangkut dasar negara, bentuk negara, dan tujuan negara, biasanya sulit dipertemukan. Persengketaan tentang hal ini dapat berjalan tanpa kekerasan, misalnya gerakan “swadeshi” almarhum Mahatma Gandhi di India. Namun, adakalanya persengketaan tentang dasar negara, bentuk negara, dan tujuan negara terpaksa harus diselesaikan dengan kekerasan senjata, misalnya Gerakan PKI Muso, gerakan DI TII,<br />
<br />
B. HAKIKAT PERANG DAN PERANG DEWASA INI<br />
<br />
1. Hakikat Perang<br />
Perang menurut Clausewitz adalah suatu kelanjutan dari politik dengan cara-cara lain; pada hakikatnya perang adalah pertarungan antara dua kekuatan atau lebih yang saling bertentangan dengan menggunakan kekerasan bersenjata. Perang pada dewasa ini tidak lagi merupakan persoalan bagi pimpinan dan ahli-ahli perang saja, tetapi sudah menjadi persoalan seluruh rakyat, bahkan juga menyangkut kepentingan seluruh umat manusia. Adapun sebab-sebabnya adalah berikut ini.<br />
a. Perubahan dalam sistem nilai dan moral.<br />
b. Perkembangan teknologi perang dengan ditemukannya senjata-senjata mutakhir.<br />
c. Tumbuhnya kesadaran nasional dan demokrasi.<br />
d. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat, mempererat hubungan antarbangsa tanpa batas.<br />
e. Pengalaman-pengalaman pada masa lampau sebagai akibat peperangan.<br />
Sejarah telah membuktikan bahwa apabila “suatu negara ingin hidup damai maka ia harus mempersiapkan diri untuk berperang” (sivis pacem para bellum). Kesiapan untuk berperang dapat merupakan faktor pencegah (deterrent factor) terhadap usaha perang atau keinginan untuk berperang dari negara lain. Hal inilah yang mendorong adanya konsep keseimbangan kekuasaan (balance of power). Konsep keseimbangan kekuasaan sering merupakan dasar dari pembentukan aliansi-aliansi militer.<br />
1. Masalah internal dan yurisdiksi dalam negeri: prinsip inti dalam hubungan internasional.<br />
2. Prinsip “Masalah dalam Negeri” Mengalami Erosi<br />
Sumber dan pola eskalasi ancaman<br />
Ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia:<br />
1) Subversi dan Pemberontakan Dalam Negeri<br />
2) Invasi dan subversi dari luar negeri<br />
<br />
C. PERANG PEMBEBASAN NASIONAL<br />
Perang pembebasan nasional ditimbulkan dan berkembang melalui kegiatan pemberontakan yang pada tingkatnya didahului oleh tindakan subversi.<br />
<br />
Pengantar Sistem Pertahanan Keamanan Negara Indonesia<br />
A. SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA, KHUSUSNYA DI BIDANG PERTAHANAN-KEAMANAN SEJAK TAHUN 1945<br />
<br />
Penentuan sistem Pertahanan-Keamanan suatu negara dilakukan berdasarkan 3 kemungkinan/cara berikut ini.<br />
1. Peniruan dari sistem pertahanan keamanan bangsa lain. Cara ini biasanya dilakukan oleh negara-negara yang menerima kemerdekaannya dari negara-negara yang telah menjajahnya dan hal ini mungkin kurang sesuai dengan situasi dan kondisi negara-negara yang bersangkutan<br />
2. Pemilihan secara kebetulan dengan kemungkinan-kemungkinan kurang sesuai dengan keadaan sebenarnya dari negara dan bangsa yang memilihnya.<br />
3. Usaha suatu bangsa di bidang pertahanan keamanan berdasarkan falsafah, identitas, kondisi lingkungan, dan kemungkinan-kemungkinan kondisi yang mengancam keselamatan dan kelangsungan hidup bangsa tersebut. Penentuan sistem ini yang dapat dikatakan yang paling tepat karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi bangsa yang bersangkutan.<br />
<br />
1. Pengalaman menanggulangi ancaman dari luar atau yang lazim disebut dengan invasi, ialah ancaman dari pihak Belanda yang ingin menjajah Indonesia kembali. Pengalaman itu diperoleh dari dua kurun waktu.<br />
a. Kurun waktu 19451947<br />
Pada bulan SeptemberOktober 1945 berdasarkan Civil Affair Agreement, Tentara Pendudukan Sekutu (Inggris) mendaratkan pasukan-pasukannya di kota-kota besar di seluruh Indonesia (Banjarmasin, Ujung Pandang, Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan).<br />
Tugas pendudukan tentara sekutu tersebut ialah:<br />
1) Melucuti bala tentara Jepang yang telah kalah perang dan telah menyerah.<br />
2) Mengurus pengembalian tawanan perang sekutu yang ditawan oleh tentara Jepang (RAPWI = Repatriation Allied Prisoners of War and Interness).<br />
3) Mengamankan pelaksanaan kedua tugas tersebut.<br />
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda untuk menyelundupkan unsur-unsur alat penjajah Belanda (NICA: Netherland Indies Civiel Affrairs) dan akhirnya mendapatkan perlawanan patriotis dari bangsa Indonesia.<br />
b. Kurun waktu 19481949<br />
Dengan adanya persetujuan Renville maka sekali lagi pihak Belanda mendapat kesempatan untuk berkonsolidasi dan menyusun kembali kekuatannya. Berdasarkan pengalaman pada serangan Belanda yang lalu maka Indonesia pun mengadakan persiapan-persiapan menghadapi segala kemungkinan, antara lain disusun kesatuan-kesatuan mobil dan kesatuan-kesatuan teritorial. Di samping itu dikeluarkanlah Perintah Siasat No. 1 oleh Panglima Besar RI (Jenderal Sudirman) pada tanggal 9 November 1948, yang isinya seperti berikut.<br />
1) Perlawanan tidak secara linier.<br />
2) Adakan bumi hangus.<br />
3) Pembentukan perlawanan dan pemerintahan gerilya.<br />
Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda mengadakan serangan terhadap ibu kota RI yang selanjutnya kita kenal dengan Perang Kemerdekaan II. Belanda berhasil menduduki Yogyakarta dan menawan presiden, wakil presiden, dan beberapa menteri. Setelah itu dilakukan perlawananan melalui Serangan Umum. Sasaran-sasaran yang telah dicapai di dalam Serangan Umum ini ialah berikut ini.<br />
1) Politik, memberi dukungan yang kuat kepada diplomasi RI di Dewan Keamanan PBB/dunia internasional.<br />
2) Militer, menimbulkan kerugian/mematahkan moral pasukan Belanda.<br />
3) Psikologi, rakyat daerah-daerah lain yang berjuang merasa bahwa ibu kota RI masih tetap dipertahankan sehingga memberikan semangat yang lebih tinggi kepada semua pasukan.<br />
<br />
2. Pengalaman menanggulangi ancaman dari dalam, yang dapat berwujud pemberontakan atau subversi.<br />
Jenis ancaman ini diawali dengan pemberontakan PKI/Muso atau Peristiwa Madiun tanggal 18 September 1948 pada waktu Indonesia sedang menghadapi Belanda. Kemudian menyusul peristiwa Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada tahun 1949 di bawah pimpinan Kartosuwiryo di Jawa Barat, Kahar Muzakar (1958) di Sulawesi Selatan dan Daud Beureuh di Aceh (1952), peristiwa Andi Azis di Ujung Pandang, Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon/Seram. Selanjutnya, Pemerintah Revolusioner RI/Perjuangan Semesta (PRRI di Sumatera dan Permesta di Sulawesi tahun 1957), dan Pemberontakan G 30 S/PKI (1965).<br />
3. Pelajaran-pelajaran yang dapat ditarik dari pengalaman-pengalaman perjuangan bersenjata.<br />
a. Keteguhan hati rakyat untuk mempertahankan negara dan bangsa serta melawan musuh di mana-mana.<br />
b. Kemampuan angkatan bersenjata untuk melaksanakan perang konvensional (sesuai dengan konvensi Jenewa) dan tidak kontroversial serta kemampuan menggunakan keadaan wilayah sebagai medan sebaik-baiknya.<br />
c. Persatuan dan kerja sama yang seerat-eratnya antara rakyat dan angkatan bersenjata yang sekarang kita kenal dengan manunggalnya ABRI dan rakyat.<br />
d. Kepemimpinan yang ulet dan tahan uji di semua tingkatan, yang cakap memberi inspirasi serta sekaligus mahir mengelola sumber-sumber kekuatan.<br />
<br />
B. FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI SISTEM PERTAHANAN-KEAMANAN<br />
<br />
Faktor-faktor tetap yang mempengaruhi suatu sistem pertahanan-keamanan adalah faktor lingkungan yang terdiri dari faktor geografi, sumber alam, dan demografi.<br />
<br />
C. HAKIKAT, DASAR, TUJUAN, DAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA RI<br />
<br />
Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.<br />
Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan Negara berdasarkan prinsip-prinsip seperti berikut.<br />
1. Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta mempertahankan kemerdekaan negara.<br />
2. Bahwa upaya pembelaan negara tersebut merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara yang dilandasi asas:<br />
a. keyakinan akan kekuatan dan kemampuan sendiri;<br />
b. keyakinan akan kemenangan dan tidak kenal menyerah (keuletan);<br />
c. tidak mengandalkan bantuan atau perlindungan negara atau kekuatan asing.<br />
3. Pertentangan yang timbul antara Indonesia dengan bangsa lain akan selalu diusahakan dengan cara-cara damai. Perang adalah jalan terakhir yang dilakukan dalam keadaan terpaksa.<br />
4. Pertahanan dan keamanan keluar bersifat defensif-aktif yang mengandung pengertian tidak agresif dan tidak ekspansif. Ke dalam bersifat preventif-aktif yang mengandung pengertian sedini mungkin mengambil langkah dan tindakan guna mencegah dan mengatasi setiap kemungkinan timbulnya ancaman.<br />
5. Bentuk perlawanan rakyat Indonesia dalam membela serta mempertahankan kemerdekaan bersifat kerakyatan dan kesemestaan.<br />
<br />
Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata)<br />
Sishankamrata adalah suatu sistem pertahanan dan keamanan yang komponennya terdiri dari seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan nasional untuk mewujudkan kemampuan dalam upaya pertahanan dan keamanan negara (tujuan Hankamneg) dalam mencapai tujuan nasional.<br />
Sishankamrata bersifat semesta dalam konsep, semesta dalam ruang lingkup dan semesta dalam pelaksanaannya. Komponen kekuatannya terdiri dari berikut ini.<br />
1. Komponen dasar, yaitu rakyat terlatih.<br />
2. Komponen utama, yaitu ABRI dan cadangan TNI.<br />
3. Komponen Perlindungan Masyarakat (Linmas).<br />
4. Komponen pendukung, yaitu sumber daya dan prasarana nasional.<br />
<br />
Pengalaman penyelenggaraan hankam menghasilkan berbagai doktrin pertahanan dan keamanan, yaitu doktrin perang gerilya rakyat semesta, doktrin perang wilayah, doktrin perang rakyat semesta dan doktrin pertahanan dan keamanan rakyat semesta.<br />
Sasaran operasi Hankamnas, yaitu mencegah dan menghancurkan serangan terbuka, menjamin penguasaan dan pembinaan wilayah nasional RI dan ikut serta memelihara kemampuan hankam Asia Tenggara bebas dari campur tangan asing.<br />
Pola operasi Hankamrata, yaitu operasi pertahanan, operasi keamanan dalam negeri, operasi intelijen strategis dan pola operasi kerja sama pertahanan dan keamanan Asia Tenggara. Pola operasi pertahanan bertujuan untuk menggagalkan serangan dan ancaman nyata dari kekuatan perang musuh. Pola operasi keamanan dalam negeri bertujuan untuk memelihara atau mengembalikan kekuatan pemerintah/negara RI pada salah satu atau beberapa daerah (bagian wilayah) negara yang terganggu keamanannya.<br />
Pola operasi intelijen strategis (Intelstrat) bertujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan strategi nasional dan operasi-operasi Hankam, menghancurkan sumber-sumber infiltrasi, subversi, dan spionase yang terdapat di wilayah musuh, dan mengadakan perang urat syaraf dan kegiatan-kegiatan tertutup lainnya untuk mewujudkan kondisi-kondisi strategis yang menguntungkan.<br />
Pola operasi kerja sama, yaitu usaha bersama kemungkinan gangguan keamanan stabilitas nasional dan perdamaian khususnya di Asia Tenggara.<br />
<br />
Upaya Penyelenggaraan Bela Negara dalam Kerangka Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta<br />
<br />
Kelangsungan hidup bangsa dan negara (national survival) merupakan tanggung jawab (hak, kewajiban, dan kehormatan) setiap warga negara dan bangsa. Untuk itu, diperlukan pembinaan kesadaran, dan partisipasi setiap warga negara dalam upaya bela negara.<br />
Persepsi tentang bela negara dihadapkan kepada tantangan/ancaman yang dihadapi secara kontekstual dalam periode waktu tertentu. Pada periode tahun 19451949 bela negara dipersepsikan identik dengan perang kemerdekaan. Hal ini berarti bahwa wujud partisipasi warga negara dalam pembelaan negara adalah keikutsertaan dalam perang kemerdekaan baik secara bersenjata maupun tidak bersenjata.<br />
Pada periode 19501965, bela negara dipersepsikan identik dengan upaya pertahanan dan keamanan yang dilaksanakan melalui komponen-komponen hankam, seperti ABRI, HANSIP, PERLA SUKWAN/ SUKWATI. Hal ini sejalan dengan kondisi tantangan dan ancaman yang kita hadapi pada periode itu, yaitu menghadapi pemberontakan di dalam negeri, peperangan Trikora, membebaskan Irian Barat (sekarang Irian Jaya) dan Dwikora.<br />
Pada periode Orde Baru ATHG yang dihadapi lebih kompleks dan lebih luas daripada periode sebelumnya. ATHG tersebut dapat muncul dari segenap aspek kehidupan bangsa (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam). Oleh karena itu, dalam konteks ini bela negara dapat dilakukan dalam bidang-bidang kehidupan nasional tersebut dalam upaya mencapai tujuan nasional. Untuk itu, dikembangkan konsepsi tannas. Dalam hal ini, bela negara dapat dikatakan pula sebagai partisipasi warga negara dalam menciptakan dan membangun tannas di segenap aspek kehidupan bangsa. <br />
Upaya bela negara sebagaimana dipersepsikan merupakan pengertian atau penafsiran yang cukup luas (segala aspek kehidupan bangsa). Dalam pengertian yang lebih sempit diartikan sebagai upaya pertahanan dan keamanan yang dilandasi oleh dasar negara Pancasila, UUD 1945 (Pasal 30 ayat (1) dan (2)) dan UU No. 20 Tahun 1982 tentang Pertahanan dan Keamanan Negara disempurnakan dengan UU No. 3 Tahun 2000 tentang Pertahanan Negara<br />
Wujud upaya bela negara dilakukan melalui pemberian kesadaran bela negara yang dilakukan sejak dini di sekolah dasar dan berlanjut sampai perguruan tinggi dan di luar sekolah melalui kegiatan pramuka dan organisasi sosial kemasyarakatan.<br />
Di sekolah dilakukan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN), yang diintegrasikan ke dalam kurikulum; Pendidikan dasar dan menengah, sedangkan di pendidikan tinggi diwujudkan dalam mata kuliah Kewiraan (sekarang Kewarganegaraan). Di luar Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wujud bela negara dibakukan dalam bentuk Rakyat Terlatih, ABRI, Cadangan ABRI, dan Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang merupakan komponen khusus dalam Pertahanan dan Keamanan Negara.<br />
<br />
Politik serta Strategi Pertahanan dan Keamanan<br />
Dwi fungsi ABRI mengandung pengertian bahwa ABRI mengemban dua fungsi, yaitu fungsi sebagai kekuatan Hankam dan fungsi sebagai kekuatan sosial politik.<br />
Fungsi sebagai kekuatan sosial politik hakikatnya adalah tekad dan semangat pengabdian ABRI untuk ikut secara aktif berperan serta bersama-sama dengan segenap kekuatan sosial politik lainnya memikul tugas dan tanggung jawab perjuangan bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan dan kedaulatannya.<br />
Tujuannya ialah untuk mewujudkan stabilitas nasional yang mantap dan dinamik di segenap aspek kehidupan bangsa dalam rangka memantapkan tannas untuk mewujudkan tujuan nasional berdasarkan Pancasila.<br />
Lahirnya ABRI sebagai kekuatan sosial politik di Indonesia berangkat dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan RI. Pengalaman sejarah itu mengakibatkan bagaimana ABRI memandang dirinya yakni sebagai alat revolusi dan alat negara, juga sebagai pejuang yang terpanggil untuk memberikan jasanya kepada semua aspek kehidupan dan pembangunan bangsa. Keterlibatannya dalam memerankan fungsi sosial politik ini, didorong oleh kondisi internal (ABRI) dan kondisi eksternal termasuk lingkungan strategik internasional.<br />
Pada tahun 19481949 (Agresi Militer Belanda II) pemimpin-pemimpin politik ditangkap Belanda, peran ABRI menjadi meningkat. Pada tahun 19571959 ketika pemimpin politik sipil juga tidak mampu mengatasi pemberontakan daerah, ABRI tampil menyelamatkan negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada saat pemberontakan G 30 S/PKI di mana kepemimpinan sipil gagal menyelamatkan Pancasila dari rongrongan Partai Komunis, lagi-lagi ABRI tampil di depan menyelamatkan Republik ini. Secara historis dan budaya dwi fungsi ABRI dapat diterima oleh rakyat Indonesia kendatipun harus disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.<br />
Peran serta politik tersebut semakin besar setelah penumpasan G 30 S/PKI sehingga memungkinkan ABRI turut menentukan kebijaksanaan nasional dalam pembangunan. Hal itu ditunjukkan oleh masuknya para perwira ABRI ke dalam berbagai bidang; lembaga pemerintahan, lembaga legislatif, lembaga ekonomi kemasyarakatan. Meskipun demikian tidak berarti militer menggantikan peranan sipil. Perluasan peran biasanya pada posisi-posisi kunci dengan cara penempatan (kekaryaan) dan yang diminta oleh lembaga instansi terkait, serta dengan memperhatikan perkembangan pembangunan dan kehidupan bangsa.<br />
Luasnya penempatan personil militer tersebut pada instansi/lembaga pemerintahan dan lembaga masyarakat menimbulkan silang pendapat yang menuntut perlunya aktualisasi dwi fungsi ABRI (fungsi sospol) di masa depan.<br />
Aktualisasi dwi fungsi ABRI di masa depan ini akan efektif apabila ada keseimbangan kepentingan, yaitu keharmonisan antara kepentingan militer dan kepentingan sipil. Konsensus selalu dapat dibuat atas dasar tidak satu pun pihak boleh mendominasi pihak yang lain. Kecurigaan terhadap golongan lain harus dihindari, kearifan harus ditumbuhkan agar konflik internal tentang hal ini tidak merebak menjadi perpecahan yang mengganggu tannas.<br />
Runtuhnya rezim orde baru diganti dengan orde reformasi mengeliminasi peran TNI (militer) dalam negara secara bertahap. TNI diharapkan menjadi kekuatan, pertahanan yang profesional sebagaimana layaknya kekuatan pertahanan di negara-negara yang sudah maju untuk itu segala keperluannya harus didukung oleh pemerintah dan pengelolaan yang profesional.<br />
<br />
Sumber: MKDU4111</span> </span></span></b></span></div><div style="text-align: justify;"></div>Catatan Mata Kuliah Perpustakaanhttp://www.blogger.com/profile/01093849169472739490noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-387986385616573532.post-12863780446272369972011-03-14T02:59:00.000-07:002011-05-02T01:50:42.545-07:00Pelayanan Bahan Pustaka<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b>Inisiasi 1</b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><br />
</b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b>DASAR-DASAR LAYANAN PERPUSTAKAAN</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kegiatan perpustakaan merupakan kegiatan layanan atau jasa, yang dapat dikelompokkan ke dalam 2 (dua) kelompok layanan, yaitu layanan teknis dan layanan pemakai. Layanan teknis, adalah kegiatan back office perpustakaan, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan persiapan penyajian bahan pustaka pada pemakai, seperti kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan pustaka.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Setelah bahan pustaka selesai diolah maka bahan pustaka siap disajikan kepada pemakai, agar dapat digunakan baik untuk dibaca ditempat, dipinjam, difotokopi atau sebagai informasi rujukan. Dalam hal ini yang menanganinya adalah kegiatan layanan pemakai atau layanan front office perpustakaan.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Hakikat Layanan Perpustak:</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Pemberian layanan informasi kepada pemakai perpustakaan yang berkaitan dengan:</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">1.penyediaan segala bentuk bahan pustaka yang dibutuhkan pemakai, baik untuk digunakan di perpustakaan atau di luar perpustakaan;</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">2.penyediaan berbagai sarana penelusuran informasi yang dapat merujuk pada keberadaan bahan pustaka yang dibutuhkan pemakai, baik yang dimiliki perpustakaan atau di luar perpustakaan.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Tujuan Layanan Perpustakaan:</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Untuk membantu memenuhi kebutuhan informasi pemakai secara tepat dan akurat, yaitu melalui penyediaan bahan pustaka dan penyediaan sarana penelusurannya.<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Fungsi Layanan Perpustakaan:</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi kegiatan layanan perpustakaan adalah sebagai jembatan antara bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan dengan pemakai yang membutuhkannya guna mengoptimalisasikan pemanfaatan bahan pustaka/ sumber informasi yang ada.<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Jenis-jenis Layanan Pemakai:<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">a. Layanan Ruang Baca</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">b. Layanan Sirkulasi Bahan Pustaka</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">c. Layanan Referens</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">d. Layanan Akses Internet</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">e. Layanan Koleksi Audio Visual</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">f. Layanan Fotokopi</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">g. Layanan Penelusuran Literatur</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">h. Layanan Pendidikan Pemakai</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">i. Layanan Informasi Kilat (Current Awareness<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">Services)</div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">j. Layanan Penyebaran Informasi Terseleksi<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">(Selected Dissemination of Information)</div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">k. Layanan Pembuatan Paket Informasi</div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">l. Layanan peminjaman antar perpustakaan<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">(interlibrary loan services)</div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">m. Layanan penerjemahan</div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">n. Layanan kelompok pembaca khusus (anak, remaja,<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">manula)</div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">o. Layanan perpustakaan keliling</div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">dan lain-lain.</div></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Sistem Layanan Perpustakaan:</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Ada 2 (dua) macam sistem layanan yang biasa digunakan di perpustakaan, yaitu sistem sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup. Pengelompokkan ini didasarkan pada kebebasan yang diberikan perpustakaan kepada pemakai dalam menemukan bahan pustaka yang ada di perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pemakai.<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menerapkan sistem layanan terbuka atau sistem layanan tertutup, yaitu antara lain:<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">a. Pertimbangan mengenai keselamatan koleksi;</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">b. Pertimbangan jenis koleksi dan sifat rentan<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">koleksi. Untuk koleksi audio visual, mikro dan<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">koleksi khusus biasanya diterapkan sistem<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">layanan tertutup;</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">c. Perbandingan antara jumlah staf, jumlah koleksi,<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">dan jumlah pemakai;</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">d. Luas gedung perpustakaan;</div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">e. Perbandingan antara jam layanan dan jumlah staf<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">perpustakaan.</div></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang membatasi pemakai untuk melakukan browsing ke jajaran koleksi atau rak penyimpanan bahan pustaka. Dalam sistem ini petugas selalu membantu pemakai dalam mengambil bahan pustaka yang dibutuhkan. Sedangkan dalam sistem layanan terbuka, pemakai diberi kebebasan untuk langsung melakukan browsing sendiri ke jajaran koleksi.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kelebihan dari sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut:</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">a. jajaran koleksi akan lebih terjaga kerapihannya.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">b. kemungkinan terjadinya kehilangan atau kerusakan bahan pustaka lebih kecil.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">c. ruangan yang dibutuhkan untuk jajaran koleksi tidak terlalu luas.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">d. Sangat sesuai untuk koleksi yang rentan terhadap kerusakan atau bersifat khusus.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Sedangkan kelemahan dari sistem layanan tertutup, antara lain sebagai berikut:</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">a. pemakai hanya dapat membayangkan fisik dan isi bahan pustaka sesuai dengan keterangan yang tercantum pada katalog;</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">b. pemakai agak sulit untuk mencari alternatif lain bila dokumen yang diperlukan ternyata tidak sesuai dengan yang dibutuhkan;<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">c. diperlukan petugas layanan lebih banyak.<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">d. bila petugas terbatas, sedangkan permintaan cukup banyak maka waktu yang diperlukan pemakai untuk menunggu jadi lebih lama.<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kelebihan dari sistem layanan terbuka, antara lain yaitu:</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">a. pemakai bebas memilih bahan pustaka yang dibutuhkan langsung pada jajaran koleksi.<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">b. pemakai dapat menemukan koleksi lain yang sesuai atau menarik minat langsung pada jajaran koleksi sehingga dapat meningkatkan minat baca pemakai.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">c. pemakai dapat langsung mencari alternatif lain dengan subjek yang sama pada jajaran koleksi secara cepat.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">e. tidak memerlukan petugas yang banyak untuk melayani pengambilan koleksi.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Sedangkan kelemahan dari sistem layanan terbuka, antara lain sebagai berikut:</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">a. susunan jajaran koleksi menjadi sulit teratur;</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">b. Kemungkinan bahan pustaka hilang lebih tinggi.<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">c. Terjadi kerusakan koleksi.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan:</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Beberapa masalah yang harus dicakup dalam peraturan dan tata tertib tersebut, antara lain:</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">1. Etika di perpustakaan</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">2. Keanggotaan perpustakaan</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">3. Bahan pustaka yang tersedia dan bahan pustaka yang<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">dapat dipinjamkan.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">4. Sistem penyelenggaraan perpustakaan, meliputi:<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">peraturan peminjaman, dan peraturan penggunaan<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">fasilitas.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">5. Waktu pelayanan dan jam buka perpustakaan.</div></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><div style="text-align: justify;">6. Sanksi dan hukuman bila melanggar peraturan.</div></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Peraturan dan tata tertib yang telah dibuat harus dumumkan agar dapat diketahui oleh seluruh pemakai perpustakaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menempelkan pengumuman mengenai peraturan dan tata tertib tersebut pada papan pengumuman, membagikan lembar pengumuman kepada setiap pemakai yang mendaftar sebagai anggota perpustakaan baru.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Di bagian pelayanan, pengumuman ini dapat ditempel permanen di papan pengumuman dekat pintu masuk ruang pelayanan agar dapat segera diketahui oleh setiap pemakai yang memasuki ruang perpustakaan. Khusus untuk peraturan mengenai pemanfaatan fasilitas atau koleksi khusus maka pengumuman sebaiknya diletakkan dekat pintu masuk ruang layanan tersebut, misalnya peraturan dan atau prosedur layanan koleksi Audio Visual harus diletakkan di dekat pintu masuk Ruang Baca Audio Visual.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Adapun larangan-larangan yang dapat diterapkan antara lain:</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">1. Merokok, makan dan minum di ruang perpustakaan;</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">2. Membuat gaduh, berbicara keras, bersenda gurau sehingga mengganggu ketenangan pemakai perpustakaan lainnya.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">3. Merusak dan atau mencorat-coret bahan pustaka dan fasilitas perpustakaan.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">4. Meletakkan buku sembarangan langsung ke jajaran koleksi.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">5. Membawa bahan pustaka ke luar perpustakaan tanpa melalui proses peminjaman.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">6. membuang sampah sembarangan.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">7. terlambat mengembalikan bahan pustaka yang dipinjam.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Pemakai perpustakaan yang melanggar aturan dan larangan tersebut harus diberi sanksi atau hukuman yang jelas yang bersifat mendidik, misalnya:</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">- anggota perpustakaan yang terlambat mengembalikan pinjaman buku dapat dikenakan denda per hari Rp. 500,-</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">- pemakai yang merusak bahan pustaka atau fasilitas perpustakaan harus dapat memperbaikinya atau mengganti dengan yang baru.</span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">- Anggota perpustakaan yang menghilangkan bahan pustaka yang dipinjamnya harus mengganti bahan pustaka tersebut dengan judul yang sama atau hampir sama<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">- Pemakai perpustakaan yang kedapatan membawa bahan pustaka ke luar perpustakaan tanpa melalui proses administratif dapat dicabut haknya sebagai anggota atau masuk dalam daftar hitam (black list) sehingga tidak dapat menggunakan fasilitas perpustakaan lagi di kemudian hari.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b>Inisiasi 2</b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><br />
</b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"></span></b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><b><span style="font-family: arial;">Pengertian dan Tujuan Layanan Sirkulasi</span></b></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><b><span style="font-family: arial;"></span></b></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Layanan sirkulasi disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pemakai perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterpakaian bahan pustaka secara optimal.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Tujuan layanan kegiatan sirkulasi adalah:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">a.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">b.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya. Hal ini memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">c.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">d.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Diketahuinya tingkat keterpakaian koleksi yang dimiliki perpustakaan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Untuk melancarkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">1. Peraturan penggunaan bahan pustaka</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">5. Prosedur peminjaman.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;"></span><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">1.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Sistem buku/ kartu besar</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">2.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Sistem sulih</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">3.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">4.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Sistem BIC (Book Issue card)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">5.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Sistem ’token charging’</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><i><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">6.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span></i><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Sistem <i>Browne</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><i><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">7.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span></i><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Sistem Islington (variasi Browne)</span><i><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><i><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">8.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span></i><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Sistem <i>Newark</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">9.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Sistem kartu tebuk</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 19px; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">10.<span style="font-family: 'times new roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"></span></span><span lang="SV" style="font-family: arial; font-size: 11pt; line-height: 22px;">Sistem Terkomputerisasi</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b>Inisiasi 3 </b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">LAYANAN REFERENS<br />
<br />
Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda atas materi pembelajaran ini maka bacalah rangkuman berikut ini:<br />
1. Layanan referens adalah layanan yang berkaitan dengan bantuan pustakawan secara pro aktif kepada pemakai dalam mencari informasi yang dibutuhkan baik secara langsung maupun tidak langsung.<br />
2. Layanan referens lebih dititikberatkan pada pelayanan individu agar para pemakai perpustakaan mampu mendayagunakan sumber-sumber informasi referens secara mandiri. Tujuan kemandirian ini adalah untuk memperlancar tugas-tugas kepustakawanan, sehingga akan menghemat tenaga dan waktu bagi pustakawan.<br />
2. Beberapa alasan perpustakaan menyelenggarakan layanan referens, yaitu<br />
a. penyediaan fasilitas belajar<br />
b. penyediaan sumber-sumber bacaan untuk belajar<br />
c. penyediaan bantuan staf perpustakaan<br />
d. penyediaan layanan informasi umum.<br />
3. Fungsi layanan referens adalah:<br />
a. Membantu pustakawan dalam mengorganisasikan dan memanfaatkan koleksi referens secara efektif;<br />
b. Meningkatkan peran pustakawan referens sebagai subjek spesialis pada bidang disiplin ilmu tertentu;<br />
c. Meningkatkan kualitas layanan yang dapat berpengaruh pada image perpustakaan dan kualitas pustakawan referens;<br />
d. Memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada para pemakai informasi dalam melakukan penelusuran informasi<br />
4. Tujuan pelayanan referens adalah:<br />
a. Membimbing pemakai agar mempunyai kemandirian dalam memanfaatkan koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan<br />
b. Membantu menyeleksi dan memilihkan sumber rujukan yang tepat dalam menjawab pertanyaan pada subjek/bidang tertentu<br />
c. Memberi pengarahan kepada pemakai perpustakaan guna memperluas wawasan pemakai mengenai suatu topik/subjek. Hal ini dikarenakan penjelasan maupun suatu masalah yang dibahas dalam suatu sumber diuraikan dalam gaya yang berbeda.<br />
d. Tercapainya efisiensi tenaga, biaya dan waktu dalam penyelenggaraan layanan perpustakaan yang efektif.<br />
5. Layanan referens dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori menurut fungsinya, yaitu:<br />
a. Layanan referens atau informasi (fungsi informasi).<br />
Instruksi formal dan informal mengenai penggunaan perpustakaan dan sumber-sumbernya (fungsi instruksi).<br />
<br />
<br />
Sumber Informasi Referens<br />
<br />
<br />
1. Ciri-ciri koleksi referens adalah sebagai berikut:<br />
a. Koleksi referens ditujukan untuk keperluan konsultasi.<br />
Koleksi referens tidak dimaksudkan untuk dibaca seperti buku fiksi atau buku teks karena tidak berkesinmabungan.<br />
b. Koleksi referens seringkali terdiri dari entri yang terpotong-potong, dan tidak sama panjang.<br />
c. Koleksi referens biasanya tidak dipinjamkan karena sering digunakan sebagai bahan konsultasi.<br />
<br />
Bentuk-bentuk sumber informasi atau koleksi referens yaitu:<br />
a. Berisi informasi yang dibutuhkan atau jawaban langsung (direct source).<br />
b. Berisi informasi yang mengarahkan pembaca ke sumber lain yang ditunjukkan apabila ingin mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang suatu masalah (indirect source).<br />
<br />
. Cara penyajian informasi atau susunan dari koleksi referens, yaitu terdiri dari:<br />
a. Susunan Alfabetis atau berdasarkan urutan abjad;<br />
b. Susunan sistematis atau berdasarkan urutan logis;<br />
c. Susunan kronologis atau berdasarkan urutan waktu/kronologis.<br />
5. Jenis-jenis pertanyaan referens menurut Katz (1982) dapat dibagi ke dalam 4 (empat) tipe, yaitu:<br />
a. Pertanyaan langsung<br />
b. Ready Reference<br />
c. Subjek khusus – penelusuran khusus</span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span">INISIASI 4</span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">LAYANAN LITERATUR<br />
<br />
1. Pengertian layanan literatur atau disebut juga layanan bibliografi terbagi dua:<br />
a. Pengertian umum, layanan literatur adalah suatu kegiatan layanan perpustakaan dalam bentuk pemberian bantuan pustakawan kepada pengguna untuk menemukan informasi literatur mengenai suatu subjek tertentu sesuai kebutuhan informasi pengguna.<br />
b. Pengertian khusus, layanan literatur adalah kegiatan layanan perpustakaan dengan menyediakan daftar literatur atau daftar bibliografi mengenai subjek-subjek tertentu yang kiranya akan diperlukan oleh pengguna perpustakaan<br />
<br />
2. Tujuan diadakan layanan literatur adalah untuk memberikan kemudahan bagi pengguna perpustakaan dalam mendapatkan informasi literatur yang sesuai dengan keinginannya.<br />
<br />
3. Bibliografi terbagi dalam 3 (tiga) kategori, yang meliputi :<br />
a. Bibliografi sistematik atau enumeratif;<br />
b. Bibliografi analitis atau kritis;<br />
c. Bibliografi historis.<br />
<br />
4. Literatur dibagi dalam tiga jenis, yaitu : literatur primer, literatur sekunder, dan literatur tersier. Pengertian literature primer, yaitu bahan orisinal oleh pengelola perorangan atau kelompok berdasarkan penelitian atau pemikiran kreatif, maupun penjelasan sebuah gagasan dalam suatu bidang. Untuk pengertian literatur sekunder ialah modifikasi dari literatur primer dengan susunan baru untuk maksud tertentu. Sedangkan pengertian literatur tertier merupakan literatur yang sudah diubah tiga kali (3x) dari literatur primer atau dengan kata lain merupakan modifikasi dari literatur sekunder.<br />
<br />
5. Jasa penelusuran literatur yang umumnya disediakan di perpustakaan, ialah :<br />
a) Selective Dissemination of Information (SDI) atau yang dikenal sebagai penyebaran informasi terpilih untuk perpustakaan yang sudah berkomputer atau ada akses ke data bank informasi dapat memilih judul-judul dan abstraknya, kemudian diberikan kepada pembaca yang memesannya.<br />
b) Current Awareness Service (CAS) atau dikenal sebagai jasa kesiagaan informasi ialah layanan perpustakaan kepada individu-individu yang meminta agar kalau ada bahan yang baru dari majalah ia diberitahu.<br />
c) Current Content yang biasanya berupa daftar isi majalah yang diterima perpustakaan dan disebarkan kepada pembaca yang berminat.</span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span">INISIASI 5</span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><br />
</span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">C. Pemanfaatan Internet dalam Penelusuran Informasi<br />
<br />
Internet adalah jaringan luas komputer, yang biasa disebut dengan worldwide network. Dengan internet maka kita akan dapat mencari dan mendapatkan jutaan informasi, mulai dari informasi kota-kota dunia, pemerintahan, budaya, teknologi, pribadi, berita, majalah dan Koran dari seluruh dunia dan sebagainya. Jadi singkatnya internet adalah sumber informasi dan alat komunikasi serta hiburan.<br />
<br />
Beberapa fasilitas yang dapat kita manfaatkan dari internet yaitu:<br />
1. Browser (Web Browser)<br />
Browser adalah suatu program atau perangkat lunak yang berfungsi untuk menghubungkan komputer kita ke internet, lebih jelasnya Browser adalah suatu program yang digunakan untuk mengakses internet. Browser disebut juga dengan Web Browsing. Kita bisa memilih salah satu browser yang kita inginkan , misalnya: Internet Explorer (produk Microsoft Corporation), Netscape Communicator (produk Netscape), Mosaic atau yang lain.<br />
2. E-Mail (Electronic Mail)<br />
E-Mail (surat elektronik) adalah proses surat-menyurat yang dilakukan dalam internet, surat tersebut dapat berupa teks atau file. Kita dapat mengirim e-mail dengan gratis (bebas biaya) dengan menggunakan yahoo.com, hotmail.com, mailcity,com dan lain-lain.<br />
3. Home Page<br />
Home page adalah halaman yang ditampilkan setiap kali kita membuka Netscape Communicator atau internet Explorer.<br />
4. Web Page<br />
Internet terdiri dari berjuta-juta halaman, dan setiap halaman disebut dengan halaman web (web page). Sedangkan halaman yang pertama kali muncul ketika kita browser Netscape Communicator atau internet Explorer) disebut dengan home page. Web Page biasa juga disingkat dengan Web atau halaman saja. Web Page, disebut juga dengan URL (alamat internet).<br />
5. Web Site<br />
Web Site adalah suatu menu yang terdapat di dalam suatu halaman (biasa disingkat dengan site dan di – indonesiakan menjadi situs)<br />
6. Chating<br />
Chating adalah komunikasi dengan sesama pemakai internet yang sedang on-line. Komunikasi dapat berupa teks atau suara (tergantung peralatan yang terpasang pada komputer kita).</span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span">Inisiasi 6</span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Sistem Peminjaman Kuno<br />
<br />
Sistem peminjaman pada awalnya menggunakan buku catatan. Pencatatan buku-buku yang dipinjam dan nama peminjam ditulis dalam sebuah buku catatan. Sistem ini dikembangkan menjadi sistem ledger. Pencatatan buku yang dipinjam ada pada halaman di mana nama seorang peminjam berada. Ini juga masih menggunakan buku. Perkembangan selanjutnya adala sistem dummy. yaitu, buku-buku yang dipinjam digantikan oleh dummy yaitu dengan cara mencatat nomor peminjam dan bilamana buku harus dikembalikan. Sistem ini dianggap kurang praktis, dan digantikan sistem slip. Sistem ini kemudian berkembang menjadi sistem kartu dan muncullah Sistem Peminjaman Browne. Walaupun penciptanya orang Amerika, tetapi disukai di Inggris.<br />
<br />
Sistem Peminjaman Browne ditemukan oleh Nina E. Browne, pustakawan Library Bureau di Boston, Massachussette, awal abad ke-20. Sistem peminjaman ini digunakan oleh banyak perpustakaan di Inggris. Dalam sistem pelayanan hastawi (manual) sistem ini memiliki kecepatan yang tinggi dibandingkan sistem hastawi yang lain.<br />
Sistem Peminjaman Browne terdesak oleh datangnya sistem peminjaman berkomputer, seperti VTLS (Virginia Tech Library System), daru USA, SISPUKOM (Sistem Perpustakaan Berkomputer) dari Malaysia.<br />
Sistem Peminjaman (Nework Changing System)<br />
Sistem Peminjaman Newark mulai dipakai pada tahun 1900 oleh Perpustakaan Umum Newark New Jersey, semasa dipimpin oleh John Cotton Dana. Sistem Peminjaman Newark memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan.<br />
<br />
Keuntungan sistem ini adalah:<br />
1. masing-masing peminjam bisa mengetahi buku macam apa yang<br />
sering dipinjamnya,<br />
2. setiap saat bisa diketahui buku ada di mana, siapa yang<br />
meminjam, dan bilamana harus dikembalikan,<br />
3. jika ada perbedaan waktu peminjaman, bisa dicatat dengan<br />
mudah,<br />
4. buku-buku yang dipesan bisa diketahui di mana adanya,<br />
5. petugas nonprofesional bisa mengerjakan pekerjaan ini dengan<br />
baik,<br />
6. dalam sebuah perpustakaan besar dengan banyak cabangnya,<br />
kartu peminjaman bisa, dipergunakan di cabang mana saja, dan<br />
7. penyiangan bisa dikerjakan dengan baik.<br />
<br />
Sedang kekurangan Sistem Peminjaman Newark adalah:<br />
1. pekerjaan rutin lambat, memakan banyak waktu dan membosankan,<br />
2. sangat mudah terjadi kesalahan dalam mencatat nomor panggil<br />
buku ke dalam kartu anggota,<br />
3. pada jam-jam sibuk, meja peminjaman bisa berantakan, karena<br />
begitu banyak transaksi yang harus diselesaikan,<br />
4. memerlukan dua jajaran pendaftaran. Satu, jajaran nama<br />
anggota perpustakaan yang disusun menurut abjad, lengkap<br />
dengan alamat mereka masing-masing. Kedua, jajaran nomor<br />
pendaftaran,<br />
5. tiap buku memerlukan tiga kartu yang menuntut waktu dalam<br />
mengerjakannya, yaitu kartu buku, kantong kartu buku, dan<br />
batas waktu peminjaman, dan<br />
6. lembaran batas waktu tanggal kembali ditempelkan di bagian<br />
belakang buku yang membuat buku menjadi kelihatan kotor.</span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><br />
Inisiasi 7</span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">PENDIDIKAN PEMAKAI PERPUSTAKAAN<br />
Bimbingan pemakai perpustakaan atau pendidikan pemakai perpustakaan memiliki nama yang berbeda-beda (tergantung dari jenis perpustakaannya). Pada perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi, kegiatan ini dinamakan ‘pendidikan pemakai perpustakaan’; pada perpustakaan umum kegiatan semacam ini dinamakan dengan ‘library tour’, sedangkan di perpustakaan khusus dinamakan ‘orientasi perpustakaan’. Pada bab selanjutnya akan terlihat, bahwa dalam pendidikan pemakai Perpustakaan ternyata ada beberapa tingkatan dan media yang dapat digunakan, dimana istilah-istilah tersebut ternyata adalah adalah salah satu dari tingkatan ataupun media yang digunakan dalam pendidikan pemakai Perpustakaan.<br />
<br />
1. Pendidikan pemakai adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan agar dapat mendayagunakan fasilitas, koleksi, informasi dan layanan yang tersedia di perpustakaan secara efektif.<br />
2. Pada umumnya kegiatan pendidikan pemakai terdiri dari 2 (dua) tingkatan, yaitu:<br />
a. Orientasi Perpustakaan. Program ini berfokus pada tujuan agar para peserta mengetahui keberadaan Perpustakaan dan layanan-layanan yang tersedia dan memungkinkan peserta belajar mengenai pemanfaatan Perpustakaan secara umum: misalnya mengenai jam buka perpustakan; cara menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan, dan cara peminjaman bahan pustaka.<br />
b. Instruksi bibliografi. Program ini berfokus pada tujuan agar peserta dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk suatu tujuan khusus dengan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dan bahan pustaka yang ada di Perpustakaan.<br />
3. Di samping pembagian di atas, Rice (1981) membagi pendidikan pemakai ke dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Orientasi Perpustakaan, Pengajaran Perpustakaan dan Pengajaran/ Instruksi Bibliografi.<br />
1. Tujuan umum dari kegiatan pendidikan pemakai adalah agar pemakai perpustakaan dapat memanfaatkan semua bentuk sarana dan layanan perpustakaan dengan mudah dan efektif.<br />
Alasan perlunya diadakan pendidikan pemakai adalah sebagai upaya untuk menghindari kebingungan pemakai dalam menggunakan layanan Perpustakaan, di samping untuk memperkenalkan situasi dan kondisi Perpustakaan.<br />
<br />
Materi Pendidikan Pemakai<br />
<br />
1. Secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 (dua) tingkatan pendidikan, yaitu orientasi perpustakaan dan instruksi bibliografi. Tetapi Ruce (1981) menambahkan tingkat pengajaran perpustakaan sebagai tingkat atau tahap antara orientasi perpustakaan dan instruksi bibliografi.<br />
2. Secara umum materi yang diberikan dalam program orientasi perpustakaan hampir sama untuk setiap jenis kegiatan perpustakaan, yaitu mengenai pengenalan perpustakaan secara umum. Perbedaannya hanya terletak pada kedalaman penjelasan atau materi yang diberikan.<br />
3. Pengajaran Perpustakaan adalah program lanjutan dari orientasi Perpustakaan. Materinya biasanya mencakup pengenalan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan mengenai subjek tertentu serta teknik penggunaan sumber informasi dan perpustakaan yang efektif dan efisien.<br />
Sedangkan dalam Instruksi Bibliografi, materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun karya akhir. Di perguruan tinggi, level ketiga ini bisa ditawarkan melalui mata ajar formal sebagai bagian dari kurikulum.<br />
<br />
Metode dan Strategi Penyelenggaraan Pendidikan Pemakai<br />
<br />
. Menurut Kosterman suatu metode pengajaran yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:<br />
a. dapat mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang telah dibuat;<br />
b. dapat membuat peserta tertarik untuk memperhatikan dan memotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan;<br />
c. dapat mendorong peserta untuk ambil bagian dengan menolongnya mempersiapkan pelajaran – pelajaran;<br />
d. dapat ditindaklanjuti;<br />
e. dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektivitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.<br />
<br />
1. Beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai perpustakaan, antara lain: Presentasi atau Ceramah, Tour Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual, Permainan dan Tugas Mandiri, Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet, dan pemberian latihan. Masing-masing metode dapat dikombinasikan agar penyampaian materi pendidikan dapat lebih efektif.<br />
Penentuan metode yang akan diterapkan tergantung pada kemampuan masing-masing perpustakaan, kesiapan pustakawan dan kebutuhan dari peserta pendidikan.<br />
<br />
. Evaluasi program pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan dan analisa informasi yang berkaitan dengan input, variabel-varabel yang mempengaruhi proses pendidikan, dan output.<br />
2. Dalam konteks pendidikan pemakai Perpustakaan, evaluasi juga dimaksudkan untuk mengetahui dampaknya terhadap penggunaan Perpustakaan dan suatu sistem informasi.<br />
3.. Tujuan dasar evaluasi program pendidikan adalah untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam pembuatan keputusan mengenai penyelenggaraan pendidikan yang telah dilakukan melalui proses pengumpulan dan analisa informasi.<br />
3. Dilihat dari metode yang digunakan dalam pengumpulan dan analisa data, ada 3 (tiga) jenis evaluasi, yaitu psikometrik, sosiologis, dan iluminatif atau responsif.<br />
4. Sedangkan bila dilihat dari waktu pelaksanaan evaluasi maka pada umumnya ada 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu formatif dan sumatif.<br />
5. Untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan program pendidikan dan dampaknya terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku pemakai perpustakaan sebagai hasil belajar maka dapat digunakan pengukuran keberhasilan program pendidikan yaitu: ukuran objektif dan ukuran subjektif.<br />
6. Ukuran objektif berfokus pada ragam perilaku yang ingin dicapai sebagai hasil belajar meliputi pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan ukuran subjektif dilakukan untuk mengukur sejauhmana pemakai merasa nyaman atau percaya diri (sikap) atas kemampuan mereka dalam menggunakan perpustakaan.<br />
7. Indikator pencapaian hasil belajar atau manifestasi dari perubahan dan perkembangan perilaku setelah mengikuti program pendidikan pemakai dapat<br />
</span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span">INISIASI 8</span></span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Peningkatan Kualitas Layanan Pemakai<br />
<br />
Keberhasilan organisasi dalam memasuki lingkungan global dipengaruhi oleh (4) empat faktor yaitu :<br />
1) Kecepatan organisasi dalam merespon kebutuhan pemakai/konsumen;<br />
2) Fleksibilitas personil dalam penyesuaian diri dengan perubahan lingkungan bisnis, kemampuan belajar keterampilan baru, kebersediaan memasuki lingkungan baru yang sama sekali belum pernah dikenal;<br />
3) Keterpaduan antara organisasi dengan stockholder untuk memenuhi kebutuhan pemakai; dan<br />
4) Kemampuan organisasi untuk menciptakan produk baru dan proses baru untuk memenuhi perubahan kebutuhan pemakai/konsumen.<br />
2. Penyediaan jasa dan produk perpustakaan harus berangkat dari anggapan bahwa pemakai perpustakaan adalah konsumen dari segala produk yang dihasilkan (user oriented services)<br />
3. Penilaian atau kriteria mengenai Perpustakaan yang baik dikemukakan Sutarno (2006) sebagai berikut:<br />
a. terwujudnya kinerja dan performa perpustakaan yang optimal;<br />
b. mampu memberikan layanan yang memuaskan kepada pemakai;<br />
c. terjadi alih/ perpindahan informasi (transfer information) dari sumbernya di perpustakaan kepada pemakai;<br />
d. dalam jangka panjang adanya perubahan pada pemakai perpustakaan dalam hal pengetahuan dan pengalaman, wawasan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap serta perilaku (attitudes).<br />
4. Layanan perpustakaan yang efektif, yaitu layanan yang dapat memenuhi keinginan pemakai dalam hal:<br />
a. penyediaan informasi yang sesuai dengan keinginan pemakai;<br />
b. waktu yang tepat, leluasa, memadai dan tidak terlalu mengikat;<br />
c. kebebasan, tata cara dan akses informasi, tidak kaku dengan pengawasan longgar, tetapi tertib, kondusif dan simpatik.<br />
d. suasana yang menyenangkan, aman, tenang, dan tentram.<br />
e. sikap dan perilaku petugas yang penuh perhatian, ramah, bersifat membimbing, dan menguasai masalah;<br />
f. tata tertib perpustakaan yang sederhana;<br />
g. adanya fasilitas dan kemudahan dalam menggunakan fasilitas dan sumber informasi di perpustakaan;<br />
h. memberikan kesan yang baik, menyenangkan dan memuaskan sehingga menimbulkan keinginan pemakai untuk kembali lagi;<br />
i. dan berorientasi pada kebutuhan pemakai.<br />
5. Metode Pengukuran Kepuasan Pemakai<br />
a. Rumusan kepuasan dengan membandingkan antara harapan dan kenyataan yaitu sebagai berikut:<br />
Jika harapan < kenyataan maka sangat puas<br />
Jika harapan = kenyataan maka puas<br />
Jika harapan > kenyataan maka tidak puas<br />
b. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pemakai menurut Kotler yaitu antara lain:<br />
1) Sistem keluhan dan saran<br />
2) Survei kepuasan pemakai<br />
3) Ghost shopping<br />
4) Analisis kehilangan pemakai (lost customer analysis)<br />
<br />
1. Layanan prima perpustakaan merupakan suatu bentuk layanan personal staf Perpustakaan terhadap pemakai Perpustakaan. Seluruh staf perpustakaan atau pustakawan harus bersifat proaktif untuk dapat memberikan layanan ini.<br />
2. Sasaran Layanan Prima:<br />
a. Memuaskan Pemakai<br />
b. Meningkatkan loyalitas pemakai<br />
c. Meningkatkan jumlah pengunjung dan kualitas layanan<br />
d. Meningkatkan nilai perpustakaan<br />
3. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi upaya pelayanan prima suatu perpustakaan seperti disampaikan oleh Martiningsih (2007), antara lain sebagai berikut:<br />
a. Faktor Kesadaran<br />
b. Faktor Aturan<br />
c. Faktor Organisasi<br />
d. Faktor Keterampilan dan Kemampuan<br />
e. Faktor Sarana Pelayanan<br />
<br />
<br />
LATIHAN 3<br />
1. Identifikasi layanan perpustakaan yang ada di lingkungan kerja Anda, lalu simpulkanlah temuan Anda, apakah layanan yang ada telah sesuai dengan keinginan pengguna?<br />
2. Ilustrasikan mengenai bentuk perpustakaan menurut paradigma lama dan paradigma baru!<br />
3. Jelaskan perbedaan antara sistem temu kembali dengan sistem intern dan sistem ekstern!<br />
4. Ada berapa jenis layanan perpustakaan digital yang sekarang ini kita kenal, Jelaskan!<br />
5. Dari sekian layanan perpustakaan digital yang tersedia, mana yang paling Anda sukai? Jelaskan jawaban Anda!<br />
6. Jelaskan perbedaan antara Web Browsing, Home Page, Web Page dan Web Site.</span> </span></span></b></span></div>Catatan Mata Kuliah Perpustakaanhttp://www.blogger.com/profile/01093849169472739490noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-387986385616573532.post-53228946763937218752011-03-11T21:54:00.000-08:002011-03-11T21:54:44.264-08:00Pendidikan Agama Islam<strong>MKDU4221 <br />
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM</strong> <br />
<em>Ali Nurdin<br />
Syaiful Mikdar<br />
Wawan Suharmawan</em> <br />
3 sks / modul 1-9: ill.; 21 cm / Edisi 1 <br />
ISBN : 9790113077 <br />
DDC : 297 <br />
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2009 <!-- deskripsi mata kuliah --> <br />
<em>Mata kuliah ini memberikan pengetahuan pemahaman dan penghayatan tentang: aspek yang berhubungan dengan keadaan mahluk, pelaksanaan ajaran Islam, peningkatan keimanan terhadap khaliq, kerasulan dan melaksanakan syariat Islam.</em><br />
<em> </em> <!-- tinjauan mata kuliah --> <br />
<div style="text-align: justify;"><strong>Tinjauan Mata Kuliah</strong> <br />
Materi Pendidikan Agama Islam secara substansial merupakan salah satu Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) atau disebut juga sebagai mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) dengan beban studi 3 sks (Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 43 dan 44/Dikti/Kep/2006). </div><div style="text-align: justify;">Pembahasan materi mata kuliah ini lebih mengarah kepada pemahaman ajaran agama islam yang menuntut untuk diterapkan dalam berkiprah sebagai warga negara yang religius dalam kondisi bangsa yang pluralistik yang bersifat universal. Mata kuliah ini membahas tentang: Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan, Manusia, Masyarakat, Hukum, Moral, Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni, Budaya, Politik dan Kerukunan antar Umat Beragama. </div><div style="text-align: justify;">Secara Umum setelah mahasiswa mempelajari materi mata kuliah ini diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai dasar ajaran agama islam untuk menumbuhkan kerukunan antar umat beragama kehidupan secara individual, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. </div><div style="text-align: justify;">Secara Khusus setelah mahasiswa mempelajari materi mata kuliah ini diharapkan mampu: </div><ol style="text-align: justify;"><li>menjelaskan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa; </li>
<li>menjelaskan hakikat, martabat dan tanggung jawab manusia; </li>
<li>menjelaskan pengertian masyarakat beradab, peran umat beragama, HAM dan demokrasi; </li>
<li>menumbuhkan kesadaran untuk taat terhadap hukum dan fungsi agama; </li>
<li>menjelaskan pengertian moral dan akhlak mulia; </li>
<li>menjelaskan budaya akademik, etos kerja, sikap terbuka dan keadilan; </li>
<li>menjelaskan peran IPTEKS dalam IMTAQ; </li>
<li>menjelaskan peran agama dalam kehidupan berpolitik untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, nilai-nilai ajaran agama islam sebagai rahmat Tuhan YME; dan </li>
<li>mewujudkan kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan pluralistik di Indonesia. </li>
</ol>Materi mata kuliah ini disajikan dalam sembilan modul dengan rincian sebagai berikut: <div style="text-align: justify;">Modul 1 : Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan <br />
Modul 2 : Manusia <br />
Modul 3 : Masyarakat <br />
Modul 4 : Hukum <br />
Modul 5 : Moral <br />
Modul 6 : Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni <br />
Modul 7 : Budaya <br />
Modul 8 : Politik <br />
Modul 9 : Kerukunan Antar Umat Beragama Selanjutnya agar Anda berhasil dalam mempelajari materi yang tersaji pada mata kuliah ini, perhatikan beberapa saran berikut: </div><ol style="text-align: justify;"><li>pelajari materi setiap modul secara bertahap dan berulang-ulang sampai pada tingkat penguasaan paling sedikit 80%; </li>
<li>kerjakan setiap latihan dengan seksama dan sungguh-sungguh; </li>
<li>diskusikan bagian-bagian yang sulit Anda pahami dengan teman sejawat; dan </li>
<li>tanyakan penyelesaian hal yang sulit kepada orang lain yang lebih memahami. </li>
</ol><!-- content --> <br />
<hr style="margin-left: 0px; margin-right: 0px;" /> <strong><span style="color: red;">MODUL 1 </span></strong><br />
<strong><span style="color: red;">TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN</span> </strong><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 1: Keimanan dan Ketakwaan</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Iman merupakan asas yang menentukan ragam kepribadian manusia. Selama ini orang memahami bahwa iman artinya kepercayaan atau sikap batin, yaitu mempercayai adanya Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir (kiamat), Takdir baik dan buruk. Pengertian tersebut jika digandengkan dengan hadis Nabi yaitu aqdun bil qalbi wa ikraarun bil lisaani wa amalun bil arkani maka pengertiannya akan lebih operasional. Jika didefinisikan bahwa iman adalah kepribadian yang mencerminkan suatu keterpaduan antara kalbu, ucapan dan perilaku menurut ketentuan Allah, yang disampaikan oleh Malaikat kepada Nabi Muhammad. Ketentuan Allah tersebut dibukukan dalam bentuk Kitab yaitu kumpulan wahyu, yang dikonkretkan dalam Al-quran guna mencapai tujuan yang hakiki yaitu bahagia dalam hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Isi kitab tersebut adalah ketentuan tentang nilai-nilai kehidupan yang baik dan yang buruk berdasarkan parameter dari Allah. </div><div style="text-align: justify;">Ada tiga aspek iman yaitu pengetahuan, kemauan dan kemampuan. Orang yang beriman kepada Allah adalah yang memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk hidup dengan ajaran Al-quran seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah. Oleh karena itu, prasyarat untuk mencapai iman adalah memahami kandungan Al-quran. Dengan demikian strategi untuk menumbuhkembangkan keimanan kepada Allah adalah menumbuhkembangkan kegiatan, belajar dan mengajar Al-quran secara akademik. Tujuan belajar dan mengajar adalah bukan sekedar mampu membunyikan hurufnya, melainkan sampai memahami makna yang terkandung di dalamnya. </div><div style="text-align: justify;">Kuat lemahnya iman seseorang sangat tergantung pada penguasaannya terhadap Al-quran. Kekeliruan dan kedangkalan dalam memahami makna Al-quran merupakan faktor yang membuat dangkal atau keliru dalam beriman. Untuk itu belajar dan mengajar Al-quran harus dilakukan secara terjadwal dan berkelanjutan. Belajar Al-quran tidak hanya di waktu kecil, namun harus berkelanjutan sampai ajal tiba. </div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 2: Filsafat Ketuhanan</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Konsep tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut pemikiran manusia, berbeda dengan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa menurut ajaran Islam. Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia baik deisme, panteisme, maupun eklektisme, tidak memberikan tempat bagi ajaran Allah dalam kehidupan, dalam arti ajaran Allah tidak fungsional. Paham panteisme meyakini Tuhan berperan, namun yang berperan adalah Zat-Nya, bukan ajaran-Nya. Sedangkan konsep ketuhanan dalam Islam justru intinya adalah konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya, fokus dari konsep ketuhanan dalam Islam adalah bagaimana memerankan ajaran Allah dalam memanfaatkan ciptaan-Nya. </div><div style="text-align: justify;">Segala yang ada di alam semesta ini diciptakan oleh Yang Maha Pencipta (Khalik). Manusia yang diberi akal, ketika memperhatikan gejala dan fenomena alam akan mengambil kesimpulan bahwa alam yang menakjubkan ini tentulah diciptakan oleh Yang Maha Agung. Akal yang logis juga memahami bahwa yang dicipta tidak sama dengan Pencipta. </div><div style="text-align: justify;">Makhluk, kecuali ada yang nyata dapat diketahui dengan pancaindra, ada pula yang immateri dan tidak dapat dijangkau oleh indera manusia. Keyakinan akan adanya makhluk ghaib itu, akan dapat menyampaikan kepada keimanan, juga terhadap Yang Maha Ghaib, yaitu Khalik Pencipta alam semesta ini. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: red;">MODUL 2 <br />
HAKIKAT, MARTABAT, DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA</span> </strong></div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 1: Hakikat Manus</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota badan, khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme biologi, yaitu seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia untuk menunjukkan keberadaannya (eksistensinya). </div><div style="text-align: justify;">Susunan anggota badan manusia (fisik) sebenarnya sangat kompleks, tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja, yang masing-masing anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf yang sangat kompleks pula. Keadaan itu pun masih menggambarkan manusia yang kurang lengkap, karena kelengkapan manusia tidak hanya dari wujud fisiknya saja, akan tetapi juga dari kenyataan nonfisik yang justru tidak dimiliki oleh makhluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan adanya proses berpikir, merasa, bersikap dan berserah diri serta mengabdi yang merupakan mekanisme, kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah. </div><div style="text-align: justify;">Kedua mekanisme yang terdapat pada manusia, yaitu mekanisme biologi yang berpusat pada jantung (sebagai pusat hidup) dan mekanisme kejiwaan yang berpusat pada otak (otak sebagai lembaga pikir, rasa, dan sikap sebagai pusat kehidupan). </div><div style="text-align: justify;">Gambaran bahwa manusia merupakan makhluk yang sempurna, mungkin dapat dilihat dari kemampuannya untuk menentukan tujuan hidup. Tujuan hidup itu berdasarkan satu tata nilai yang memberikan corak pada seluruh kehidupan manusia yang terdiri dari proses mengetahui, mengalami, memikirkan, merasakan, dan membentuk sikap tertentu yang akhirnya tersusun pada suatu pola perilaku yang dapat menghasilkan karya manusia, baik yang bersifat fisik maupun bersifat nonfisik. Tinggi rendahnya derajat kemampuan, sempit luasnya cakupan tergantung pada kapasitas otak (Q.S. Al-Mu'min (40) : 35), melalui pusat susunan syaraf (terletak pada sumsum tulang belakang) sehingga memungkinkan seluruh anggota badan berfungsi dalam rangka pencapaian cita-cita. Cita-cita tersebut sering kali diistilahkan dengan akhlakul karimah atau perilaku yang baik. </div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 2: Martabat Manusia</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Manusia ialah makhluk yang utama dan terutama di antara semua makhluk yang ada. Keutamaan manusia dapat dilihat dengan adanya potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia, yang tidak terdapat pada makhluk lain. Dengan kelebihan itu manusia dijadikan sebagai khalifah Allah di bumi. </div><div style="text-align: justify;">Kedudukan manusia sebagai khalifah Allah inilah, yang menjadikan mereka mempunyai sejumlah hak dan kewajiban. Hak di sini adalah suatu imbalan dari kewajiban-kewajiban yang telah ditunaikannya. Kewajiban dalam konteks dengan hukum Islam, berarti pekerjaan yang akan mendapat sanksi hukum apabila ditinggalkan. </div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 3: Tanggung Jawab Manusia</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang paling mulia. Sesuai dengan namanya manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri berperasaan, berkelompok, dan berpribadi. Selain itu manusia memiliki sifat pelupa atau cenderung memilih berbuat kesalahan. Dari sifat-sifatnya itu posisi manusia akan berbalik menjadi makhluk yang paling hina, bahkan lebih hina dari binatang. </div><div style="text-align: justify;">Manusia diciptakan untuk mengelola dan memanfaatkan alam untuk mencapai kehidupan materi yang sejahtera dan bahagia di dunia, sekaligus dengan demikian ia dapat melaksanakan tugas beribadah kepada Pencipta untuk mencapai kebahagiaan immateri di akhirat kelak. Fungsi ganda manusia itu dikenal dalam istilah agama sebagai fungsi kekhalifahan dan kehambaan (untuk mengabdi dan beribadah). </div><strong></strong><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: red;">MODUL 3 <br />
MASYARAKAT BERADAB, PERAN UMAT BERAGAMA, HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI</span> </strong></div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 1: Masyarakat Beradab dan Sejahtera</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap anggotanya sebagai suatu kesatuan. Asal usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dari fitrah ini kemudian mereka berinteraksi satu sama lain dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan hubungan sosial yang pada gilirannya menumbuhkan kesadaran akan kesatuan. Untuk menjaga ketertiban daripada hubungan sosial itu, maka dibuatlah sebuah peraturan. </div><div style="text-align: justify;">Dalam perkembangan berikutnya,seiring dengan berjumlahnya individu yang menjadi anggota tersebut dan perkembangan kebudayaan, masyarakat berkembang menjadi sesuatu yang kompleks. Maka muncullah lembaga sosial, kelompok sosial, kaidah-kaidah sosial sebagai struktur masyarakat dan proses sosial dan perubahan sosial sebagai dinamika masyarakat. Atas dasar itu, para ahli sosiologi menjelaskan masyarakat dari dua sudut: struktur dan dinamika. </div><div style="text-align: justify;">Masyarakat beradab dan sejahtera dapat dikonseptualisasikan sebagai civil society atau masyarakat madani. Meskipun memeliki makna dan sejarah sendiri, tetapi keduanya, civil society dan masyarakat madani merujuk pada semangat yang sama sebagai sebuah masyarakat yang adil, terbuka, demokratis, sejahtera, dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diimplementasikan dalam kehidupan sosial. </div><div style="text-align: justify;">Prinsip masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani) adalah keadilan sosial, egalitarianisme, pluralisme, supremasi hukum, dan pengawasan sosial. Keadilan sosial adalah tindakan adil terhadap setiap orang dan membebaskan segala penindasan. Egalitarianisme adalah kesamaan tanpa diskriminasi baik etnis, agama, suku, dll. Pluralisme adalah sikap menghormati kemajemukan dengan menerimanya secara tulus sebagai sebuah anugerah dan kebajikan. Supremasi hukum adalah menempatkan hukum di atas segalanya dan menetapkannya tanpa memandang “atas” dan “bawah”. </div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 2: Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural di mana bangsa ini terdiri dari pelbagai macam suku, bahasa, etnis, agama, dll. meskipun plural, bangsa ini terikat oleh kesatuan kebangsaan akibat pengalaman yang sama: penjajahan yang pahit dan getir. Kesatuan kebangsaan itu dideklarasikan melalui Sumpah Pemuda 1928 yang menyatakan ikrar: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia. Kesatuan kebangsaan momentum historisnya ada pada Pancasila ketika ia dijadikan sebagai falsafah dan ideologi negara. Jika dibandingkan, ia sama kedudukannya dengan Piagam Madinah. Keduanya, Pancasila dan Piagam Madinah merupakan platform bersama semua kelompok yang ada untuk mewujudkan cita-cita bersama, yakni masyarakat madani. </div><div style="text-align: justify;">Salah satu pluralitas bangsa Indonesia adalah agama. Karena itu peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat madani sangat penting. Peran itu dapat dilakukan, antara lain, melalui dialog untuk mengikis kecurigaan dan menumbuhkan saling pengertian, melakukan studi-studi agama, menumbuhkan kesadaran pluralisme, dan menumbuhkan kesadaran untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat madani. </div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 3: Hak Asasi Manusia dan Demokrasi</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah wewenang manusia yang bersifat dasar sebagai manusia untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut sesuatu baik yang bersifat materi maupun immateri. Secara historis, pandangan terhadap kemanusiaan di Barat bermula dari para pemikir Yunani Kuno yang menggagas humanisme. Pandangan humanisme, kemudian dipertegas kembali pada zaman Renaissance. Dari situ kemudian muncul pelbagai kesepakatan nasional maupun internasional mengenai penghormatan hak-hak asasi manusia. Puncaknya adalah ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan Declaration of Human Right, disusul oleh ketentuan-ketentuan lain untuk melengkapi naskah tersebut. Secara garis besar, hak asasi manusia berisi hak-hak dasar manusia yang harus dilindungi yang meliputi hak hidup, hak kebebasan, hak persamaan, hak mendapatkan keadilan, dll. </div><div style="text-align: justify;">Jauh sebelum Barat mengonseptualisasikan hak asasi manusia, terutama, sejak masa Renaissance, Islam yang dibawa oleh Rasulullah telah mendasarkan hak asasi manusia dalam kitab sucinya. Beberapa ayat suci al-Qur’an banyak mengonfirmasi mengenai hak-hak tersebut: hak kebebasan, hak mendapat keadilan, hak kebebasan, hak mendapatkan keamanan, dll. Puncak komitmen terhadap hak asasi manusia dinyatakan dalam peristiwa haji Wada di mana Rasulullah berpesan mengenai hak hidup, hak perlindungan harta, dan hak kehormatan. </div><div style="text-align: justify;">Sama halnya dengan hak asasi manusia, demokrasi yang berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, secara historis telah ada sejak zaman Yunani Kuno sebagai respons terhadap pemerintahan otoriter yang tidak menutup partisipasi rakyat dalam setiap keputusan-keputusan publik. Melalui sejarah yang panjang, sekarang demokrasi dipandang sebagai sistem pemerintahan terbaik yang harus dianut oleh semua negara untuk kebaikan rakyat yang direalisasikan melalui hak asasi manusia. Hak asasi manusia hanya bisa diwujudkan dalam suatu sistem yang demokrasi di mana semua warga memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara. </div><div style="text-align: justify;">Sama halnya dengan hak asasi manusia, prinsip-prinsip demokrasi seperti kebebasan, persamaan, dll. terdapat juga dalam Islam. Beberapa ayat al-Qur’an mengonfirmasi prinsip-prinsip tersebut. Selain itu juga, praktik Rasulullah dalam memimpin Madinah menunjukkan sikapnya yang demokratis. Faktanya adalah kesepakatan Piagam Madinah yang lahir dari ruang kebebasan dan persamaan serta penghormatan hak-hak asasi manusia. </div><strong></strong><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: red;">MODUL 4 <br />
HUKUM</span> </strong></div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 1: Menumbuhkan Kesadaran untuk Taat terhadap Hukum Allah SWT</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Para ulama mendefinisikan hukum syari’at/hukum Islam adalah seperangkat aturan yang berasal dari pembuat syari’at (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah atau ditinggalkan suatu larangan atau yang memberikan pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan. </div><div style="text-align: justify;">Secara garis besar hukum Islam terbagi menjadi lima macam: Pertama, Wajib; yaitu suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh seseorang, maka orang yang mengerjakannya akan mendapat pahala dan apabila perbuatan itu ditinggalkan maka akan mendapat siksa. Kedua, Sunnah (mandub), yaitu perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan akan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan maka orang yang meninggalkan tersebut tidak mendapat siksa. </div><div style="text-align: justify;">Hukum yang ketiga adalah haram, yaitu segala perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan akan mendapat pahala sementara apabila dikerjakan maka orang tersebut akan mendapat siksa. Yang keempat adalah makruh, yaitu satu perbuatan disebut makruh apabila perbuatan tersebut ditinggalkan maka orang yang meninggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan maka orang tersebut tidak mendapat siksa. Yang kelima adalah mubah yaitu suatu perbuatan yang apabila dikerjakan orang yang mengerjakan tidak mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa. </div><div style="text-align: justify;">Sementara prinsip-prinsip hukum dalam Islam oleh para ulama dijelaskan sebanyak tujuh prinsip. Ketujuh prinsip tersebut adalah Prinsip Tauhid, Prinsip Keadilan, Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar, Prinsip al-Hurriyah (Kebebasan dan Kemerdekaan), Prinsip Musawah (Persamaan/Egaliter), Prinsip ta’awun (Tolong-menolong), Prinsip Tasamuh (Toleransi). </div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 2: Fungsi Profetik Agama (Kerasulan Nabi Muhammad SAW) dalam Hukum Islam</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Petunjuk Allah SWT dalam al-Qur’an hanya dapat dilaksanakan dengan syarat mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Inilah yang kemudian disebut dengan sunnah Nabi SAW atau hadits. Secara sederhana diartikan dengan segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi SAW. </div><div style="text-align: justify;">Urgensi sunnah Nabi SAW dalam hukum Islam ditegaskan dengan beberapa argumen, di antaranya adalah: </div><ol style="text-align: justify;"><li>Iman. Salah satu konsekuensi beriman kepada Allah SWT adalah menerima segala sesuatu yang bersumber dari para utusan-Nya (khususnya Nabi Muhammad SAW). </li>
<li>Al-Qur’an. Di dalam al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan kewajiban taat kepada Rasulullah SAW. </li>
<li>Di antara argumen tentang posisi sunnah sebagai sumber hukum dalam Islam dijelaskan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW dalam beberapa haditsnya. </li>
<li>Di antara argumen tentang posisi sunnah sebagai sumber hukum Islam adalah berdasarkan konsensus umat Islam. </li>
<li>Al-Qur’an yang bersisi petunjuk dari Allah secara umum masih bersifat global, sehingga perlu ada penjelasan. Sekiranya tidak ada Hadits Nabi SAW maka ajaran al-Qur’an tidak dapat dilaksanakan secara baik. </li>
</ol><div style="text-align: justify;"> Posisi sunnah Nabi SAW terhadap al-Qur’an sangat penting di antaranya adalah untuk menguatkan hukum yang terdapat dalam al-Qur’an, menjelaskan apa yang masih global dalam al-Qur’an, bahkan menetapkan hukum secara mandiri yang tidak terkait langsung dengan al-Qur’an. </div><div style="text-align: justify;"><strong></strong></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> <strong><span style="color: red;">MODUL 5 <br />
AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL DAN AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN</span> </strong></div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 1: Agama sebagai Sumber Moral</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Agama dalam bahasa Indonesia, religion dalam bahasa Inggris, dan di dalam bahasa Arab merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia dengan Sang Mutlak, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lainnya yang sesuai dengan kepercayaan tersebut. </div><div style="text-align: justify;">Dalam studi agama, para ahli agama mengklasifikasikan agama ke dalam pelbagai kategori. Menurut al-Maqdoosi agama diklasifikasikan menjadi 3 kategori: 1) agama wahyu dan non-wahyu, 2) agama misionaris dan non-misionaris, dan 3) agama lokal dan universal. </div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan klasifikasi manapun diyakini bahwa agama memiliki peranan yang signifikan bagi kehidupan manusia karena di dalamnya terdapat seperangkat nilai yang menjadi pedoman dan pegangan manusia. Salah satunya adalah dalam hal moral. </div><div style="text-align: justify;">Moral adalah sesuatu yang berkenaan dengan baik dan buruk. Tak jauh berbeda dengan moral hanya lebih spesifik adalah budi pekerti. Akhlak adalah perilaku yang dilakukan tanpa banyak pertimbangan tentang baik dan buruk. Adapun etika atau ilmu akhlak kajian sistematis tentang baik dan buruk. Bisa juga dikatakan bahwa etika adalah ilmu tentang moral. Hanya saja perbedaan antara etika dan ilmu akhlak (etika Islam) bahwa yang pertama hanya mendasarkan pada akal, sedangkan yang disebut terakhir mendasarkan pada wahyu, akal hanya membantu terutama dalam hal perumusan. </div><div style="text-align: justify;">Di tengah krisis moral manusia modern (seperti dislokasi, disorientasi) akibat menjadikan akal sebagai satu-satunya sumber moral, agama bisa berperan lebih aktif dalam menyelamatkan manusia modern dari krisis tersebut. Agama dengan seperangkat moralnya yang absolut bisa memberikan pedoman yang jelas dan tujuan yang luhur untuk membimbing manusia ke arah kehidupan yang lebih baik. </div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 2: Akhlak Mulia dalam Kehidupan</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Akhlak dalam praktiknya ada yang mulia disebut akhlak mahmudah dan ada akhlak yang tercela yang disebut akhlak madzmumah. Akhlak mulia adalah akhlak yang sesuai dengan ketentuan-ketentuanan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya sedangkan akhlak tercela ialah yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah dan rasul-Nya. Kemudian dari pada itu, kedua kategori akhlak tersebut ada yang bersifat batin dan ada yang bersifat lahir. Akhlak batin melahirkan akhlak lahir. </div><div style="text-align: justify;">Menurut al-Ghazali sendi akhlak mulia ada empat: hikmah, amarah, nafsu, keseimbangan di antara ketiganya. Keempat sendi tersebut melahirkan akhlak-akhlak berupa: jujur, suka memberi kepada sesama, tawadlu, tabah, tinggi cita-cita, pemaaf, kasih sayang terhadap sesama, menghormati orang lain, qana’ah, sabar, malu, pemurah, berani membela kebenaran, menjaga diri dari hal-hal yang haram. Sedangkan empat sendi akhlak batin yang tercela adalah keji, bodoh, rakus, dan aniaya. Empat sendi akhlak tercela ini melahirkan sifat-sifat berupa: pemarah, boros, peminta, pesimis, statis, putus asa. </div><div style="text-align: justify;">Akhlak mulia dalam kehidupan sehari diwujudkan baik dalam hubungannya dengan Allah – akhlak terhadap Allah, antara lain: tauhid, syukur, tawakal, mahabbah; hubungannya dengan diri sendiri – akhlak terhadap diri sendiri, antara lain: kreatif dan dinamis, sabar, iffah, jujur, tawadlu; dengan orang tua atau keluarga – akhlak terhadap orang tua, antara lain: berbakti, mendoakannya, dll.; hubungannya dengan sesama – akhlak terhadap sesama atau masyarakat, antara lain: ukhuwah, dermawan, pemaaf, tasamuh; dan hubungannya dengan alam – akhlak terhadap alam, antara lain: merenungkan, memanfaatkan. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: red;">MODUL 6 <br />
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI</span> </strong></div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 1: Iman, Ipteks, dan Amal sebagai Kesatuan</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menurut syari’at adalah membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan. </div><div style="text-align: justify;">Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh Allah dirumuskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran dan As-Sunnah. Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and science). </div><div style="text-align: justify;">Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya. </div><div style="text-align: justify;">Kesenian islam tidak harus berbicara tentang islam. Ia tidak harus berupa nasihat langsung, atau anjuran berbuat kebajikan,bukan juga penampilan abstrak tentang akidah. Seni yang islami adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang indah serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan islam tentang alam, hidup, dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan (Manhaj Al-Tarbiyah Al-islamiyah, 119). </div><div style="text-align: justify;">Ada 4 hal pandangan islam dalam etos kerja yaitu: Niat (komitmen) sebagai dasar nilai kerja, Konsep ihsan dalam bekerja, Bekerja sebagai bentuk keberadaan manusia, dan Orang mukmin yang kuat lebih disukai. </div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 2: Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Pengertian yang kita petik dari ayat ini bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan adalah suatu perintah (amar) sehingga dapat dikatakan suatu kewajiban. Harus kita sadari bahwa agama adalah merupakan pedoman bagi kebahagiaan dunia akhirat, sehingga ilmu yang tersimpul dalam agama tidak semata ilmu yang menjurus kepada urusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang mengarah kepada duniawi. </div><div style="text-align: justify;">Manusia dituntut untuk menuntut ilmu, dan hukumnya wajib. Jika tidak menuntut ilmu berdosa. Selain hukum tersebut menuntut ilmu bermanfaat untuk mencapai kecerdasan atau disebut ulama (orang yang memiliki ilmu). Namun di balik itu, orang yang memiliki ilmu (ilmuwan) akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan. Dalam Alquran terdapat 620 kata amal. </div><div style="text-align: justify;">Dalam kaitannya dengan orang yang beriman harus didasarkan pada pengetahuan (al-ilm) dan direalisasikan dalam karya nyata yang bermanfaat bagi kesejahteraan dunia dan akhirat, tentunya amal yang dibenarkan oleh ajaran agama (amal saleh). </div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 3: Tanggung Jawab Ilmuwan dan Seniman</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Tanggung jawab adalah sebagai perbuatan (hal dan sebagainya) bertanggung jawab atau sesuatu yang dipertanggungjawabkan. Istilah tanggung jawab dalam bahasa Inggris disebut responsibility atau dikenal dengan istilah populer accountability, dalam bahasa agama disebut hisab (perhitungan). </div><div style="text-align: justify;">Penjelasan Alqur-an yang berkaitan dengan tuntutan tanggung jawab yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan bahwa semua anggota badan yang meliputi indra pendengaran, penglihatan dan hati harus dipertanggungjawabkan. Seni adalah keindahan yang merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apa pun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya. </div><div style="text-align: justify;">Tanggung jawab ilmuwan dan seniman meliputi: (1) nilai ibadah, (2) berdasarkan kebenaran ilmiah, (3) ilmu amaliah, dan (4) menyebar-luaskan ilmunya. </div><strong></strong><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: red;">MODUL 7 <br />
BUDAYA AKADEMIK DAN BUDAYA KERJA (ETOS) DALAM ISLAM</span> </strong></div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 1: Memahami Makna Budaya Akademik dalam Islam</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang berkembang dalam dunia Islam menyangkut persoalan keilmuan. Atau dalam bahasa yang lebih sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam. Di antara poin-poin pentingnya adalah pertama, tentang penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang berilmu, di antaranya adalah: </div><ol style="text-align: justify;"><li>Wahyu Al-quran yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan. </li>
<li>Tugas Manusia sebagai khalifah Allah di Bumi akan sukses kalau memiliki ilmu pengetahuan. </li>
<li>Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu. </li>
<li>Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT. </li>
</ol>Di samping memberikan apresiasi terhadap orang yang berilmu poin penting lain yang dijelaskan Al-quran adalah bahwa: <ol style="text-align: justify;"><li>Iman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak ditopang dengan ilmu, demikian juga dengan amal shalih. </li>
<li>Tugas kekhalifahan manusia tidak akan dapat sukses kalau tidak dilandasi dengan ilmu. </li>
<li>Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah; orang yang selalu mengingat Allah yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu menggunakan akalnya untuk memikirkan ciptaan Allah SWT. Serta selalu berusaha menambah ilmu dengan membuka diri terhadap setiap informasi yang baik dan kemudian memilih yang terbaik untuk dijadikan pegangan dan diikutinya. </li>
</ol><div> </div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 2: Etos Kerja, Sikap Terbuka, dan Keadilan dalam Islam</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Budaya akademik akan dapat terwujud dengan syarat sikap-sikap positif juga dimiliki. Di antara sikap positif yang harus dimiliki adalah etos kerja yang tinggi, sikap terbuka dan berlaku adil. Arti penting dari ketiga sikap tersebut dapat diringkas sebagai berikut: </div><div style="text-align: justify;">Untuk dapat meningkatkan etos kerja seorang muslim harus terlebih dahulu memahami tugasnya sebagai manusia yaitu sebagai khalifah Allah SWT di muka dan juga sebagai hamba yang berkewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT. Beberapa petunjuk Al-quran agar dapat meningkatkan etos kerja antara lain; </div><ol style="text-align: justify;"><li>Mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. </li>
<li>Bekerja harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus diberi catatan bahwa etos kerja yang tinggi tidak boleh menjadikan orang tersebut lupa kepada Allah SWT. </li>
</ol><div style="text-align: justify;"> Sikap positif selanjutnya adalah sikap terbuka atau jujur; Seseorang tidak mungkin akan dapat meraih keberhasilan dengan cara mempunyai etos kerja yang tinggi kalau tidak memiliki sikap terbuka dan jujur. Karena orang yang tidak terbuka maka akan cenderung menutup diri sehingga tidak dapat bekerja sama dengan yang lain. Apalagi kalau tidak jujur maka energinya akan tersita untuk menutupi ketidakjujuran yang dilakukan. Maka Al-quran dan Hadis memberi apresiasi yang tinggi terhadap orang yang terbuka dan jujur. </div><div style="text-align: justify;">Buah dari keterbukaan seseorang maka akan melahirkan sikap adil. Makna adil yang diperkenalkan Al-quran bukan hanya dalam aspek hukum melainkan dalam spektrum yang luas. Dari segi kepada siapa sikap adil itu harus ditujukan Al-quran memberi petunjuk bahwa sikap adil di samping kepada Allah SWT dan orang lain atau sesama makhluk juga kepada diri sendiri. </div><div style="text-align: justify;"><strong></strong></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: red;">MODUL 8 <br />
POLITIK</span> </strong></div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 1: Kontribusi Agama dalam Kehidupan Politik</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Kontribusi yang diberikan oleh agama khususnya Islam dalam kehidupan politik cukup banyak. Dalam modul ini khususnya pada bagian Kegiatan Belajar 1 seperti telah dijelaskan di atas mencoba memberi gambaran tentang hal tersebut hanya dari dua sisi saja, itu pun keduanya bersifat normatif. Yaitu tentang prinsip-prinsip kekuasaan politik yang diajarkan oleh Islam dan kriteria pemegang kekuasaan politik yang diajarkan oleh Islam. </div><div style="text-align: justify;">Pada bagian pertama, Islam secara lebih khusus Al-quran mengajarkan bahwa kehidupan politik harus dilandasi dengan empat hal yang pokok yaitu: </div><ol style="text-align: justify;"><li>Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat. </li>
<li>Sebagai bagian untuk menegakkan hukum dengan adil. </li>
<li>Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasu-Nya, dan ulil amri. </li>
<li>Selalu berusaha kembali kepada Al-quran dan Sunnah Nabi SAW. </li>
</ol><div style="text-align: justify;"> Pada bagian yang kedua, Islam memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang yang akan diberi amanah untuk memegang kekuasaan politik. Yaitu orang tersebut haruslah: </div><ol style="text-align: justify;"><li>Seorang yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakannya serta jujur. </li>
<li>Seorang yang dapat dipercaya. </li>
<li>Seorang memiliki keterampilan dalam komunikasi. </li>
<li>Seorang yang cerdas. </li>
<li>Yang paling penting Anda seorang yang dapat menjadi teladan dalam kebaikan. </li>
</ol><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 2: Peranan Agama dalam mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya, di samping tentunya sejumlah persamaan. Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu akan menimbulkan konflik dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kenyataan tersebut perlu dicari sebuah cara untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan. Pendekatan terbaik untuk melakukan tersebut adalah melalui agama. Secara normatif agama Islam lebih khusus Al-quran banyak memberi tuntunan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Beberapa prinsip yang diajarkan Al-quran untuk tujuan tersebut antara lain: </div><ol style="text-align: justify;"><li>Prinsip persatuan dan persaudaraan. </li>
<li>Prinsip persamaan. </li>
<li>Prinsip kebebasan. </li>
<li>Prinsip tolong-menolong. </li>
<li>Prinsip perdamaian. </li>
<li>Prinsip musyawarah. </li>
</ol><div style="text-align: justify;"> <strong></strong></div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: red;">MODUL 9 <br />
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA</span> </strong></div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 1: Agama adalah Rahmat dari Allah SWT bagi Seluruh Hamba-Nya</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Allah SWT telah menganugrahkan kepada setiap manusia fitrah bertuhan. Kualitas fitrah tersebut di antara manusia tidak ada perbedaan. Yang membedakan nantinya adalah aktualisasinya dalam sikap hidup. Dari sini kita dapat memahami manusia apapun kepercayaannya pasti mempunyai pandangan yang sama tentang satu nilai yang universal misalnya tentang kasih sayang, kejujuran dan lain-lain. Itulah salah satu bukti bahwa manusia memiliki hati nurani sebagai fitrah anugerah Tuhan </div><div style="text-align: justify;">Sungguh sesuatu yang logis kalau Allah kemudian memberi petunjuk kepada manusia berupa agama yang diturunkan melalui para rasul dengan perantaraan wahyu. Karena fitrah beragama tersebut masih berupa potensi maka wajar kalau ajaran agama yang diturunkan Allah tersebut berisi petunjuk bagaimana cara mengaktualkan fitrah tersebut ke dalam perbuatan nyata. Agama tersebut pastilah yang juga bersumber dari Allah SWT. Manusia tidak diberi wewenang untuk menetapkan agama apa yang baik untuk berhubungan dengan Allah SWT yang berhak menetapkan adalah Allah SWT sebagai pemberi fitrah. </div><div style="text-align: justify;">Namun demikian manusia diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya. Setelah petunjuk agama disampaikan para rasul apakah manusia akan mengikuti atau menolaknya sepenuhnya manusia diberi pilihan. Pilihan yang diambil itulah yang akan dijadikan pertimbangan Allah SWT untuk memberi balasan di akhirat. Kalau pilihannya sesuai dengan petunjuk Allah maka hidupnya akan bahagia dunia akhirat, namun apabila sebaliknya hasilnya adalah kehinaan hidup di dunia dan akhirat. </div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: blue;">Kegiatan Belajar 2: Kerukunan Antar Umat Beragama</span> <br />
Rangkuman</strong> <br />
Bentuk persaudaraan yang dianjurkan oleh Al-quran tidak hanya persaudaraan satu aqidah namun juga dengan warga masyarakat lain yang berbeda aqidah. Terhadap saudara kita yang sesama aqidah, Al-quran bahkan jelas menggaris bawahi akan urgensinya. Beberapa petunjuk menyangkut persaudaraan dengan sesama muslim dijelaskan secara rinci. </div><div style="text-align: justify;">Di antara perincian tentang petunjuk tersebut adalah bahwa penegasan bahwa sesama orang yang beriman mereka bersaudara. Di antara mereka tidak boleh saling mengolok, karena boleh jadi yang diolok-olok sebenarnya lebih baik. Di antara mereka juga tidak boleh saling menggunjing, karena perbuatan tersebut merupakan dosa. Dan antar sesama muslim harus saling menolong untuk melaksanakan kebaikan dan ketakwaan, juga saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. </div><div style="text-align: justify;">Terhadap warga masyarakat yang non-muslim, persaudaraan harus juga dibina. Persaudaraan dan kerja sama tersebut tentu saja bukan dalam hal aqidah, karena kalau dalam bidang aqidah sudah jelas berbeda maka tidak mungkin ada titik temu. Toleransi tersebut sebatas menyangkut hubungan antar sesama dan hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan. Maka dalam menjalin toleransi tersebut ada etika yang harus dipatuhi yaitu tidak boleh menghina keyakinan agama lain serta tidak boleh mencampur adukkan aqidah masing-masing. </div><div style="text-align: justify;"><strong></strong></div><br />
<strong></strong><strong></strong>Catatan Mata Kuliah Perpustakaanhttp://www.blogger.com/profile/01093849169472739490noreply@blogger.com1