Selasa, 22 Maret 2011

Bahasa Indonesia (2)

Inisiasi 2
HUBUNGAN ANTARKETERAMPILAN BERBAHASA

Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa dalam komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak dan berbicara (lisan) serta membaca dan menulis (tulis) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Satu keterampilan akan mendukung keterampilan yang lainnya.
Hubungan antarragam bahasa (ragam lisan atau ragam tulis) lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat (reseptif atau produktif). Contohnya menyimak dengan berbicara lebih erat dibandingkan hubungan menyimak dengan membaca atau menulis. Hubungan keterampilan pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak langsung. Perhatikan tabel berikut ini.

Tabel 1.
Hubungan Keterampilan Berbahasa

Keterampilan Berbahasa
Sifat
Lisan
Tulis
Menyimak
Membaca
Reseptif

Berbicara

Menulis


Produktif


Melalui tabel tersebut kita dapat mengkaji hubungan antarketerampilan berbahasa. Pada ragam lisan, yaitu menyimak dan berbicara berada pada ruang yang sama. Dalam kegiatan berbahasa lisan secara tatap muka, penyimak dan pembicara dapat bertukar atau berganti peran. Penyimak bertukar peran menjadi pembicara dan sebaliknya, pembicara menjadi penyimak. Pergantian peran ini biasanya terjadi pada kegiatan tanya jawab, saling memberi masukan atau interaktif.
Pengetahuan yang diperoleh seseorang melalui menyimak dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya berbicara. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi pembicara yang baik, orang harus memiliki keterampilan menyimak yang baik. Demikian pula pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilan menulis. Artinya, untuk dapat menjadi penulis yang baik, orang harus memiliki keterampilan membaca yang baik.


Inisiasi 3
Hakikat Menyimak

Mendengar dan menyimak memiliki arti yang berbeda. Mendengar memiliki arti dapat menangkap suara. Menyimak memiliki arti suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Strategi menyimak

1. Membedakan fonem dalam konteks
Kata dari dan tari adalah kata yang berbeda, dibedakan dengan adanya huruf /d/ dan /t/. Dalam pendengaran sekilas tampak hampir sama, namun jika disimak dengan seksama ada perbedaan. Jadi dalam menyimak harus lebih diperhatikan setiap fonem dalam konteks

2. Berlatih menangkap maksud tuturan dari sebuah kalimat
Kita kadang salah mengertikan maksud pembicaraan seseorang, misal ada yang berbicara, ” Kucing makan tikus mati di dapur.” Mungkin tafsiran orang-orang akan berbeda. Ada yang mengira yang mati adalah kucing, ada yang menyangka yang mati adalah tikus. Jika kita tidak memperhatikan intonasi kalimat (panjang-pendek, tekanan, dan nada kalimat), kemungkinan salah tafsir itu ada.

3. Menentukan kesalahan pengucapan sebuah kata
Umumnya kesalahan pengucapan terletak pada kata yang berhomofon atau homograf seperti bank dengan bang, apel buah dengan apel upacara, dll.

4. Menangkap isi sebuah percakapan
Untuk mampu menangkap isi sebuah percakapan dibutuhkan konsentrasi yang baik.

5. Menangkap isi sebuah wacana ilmiah dan nonilmiah
Menyimak wacana baik ilmiah dan nonilmiah lebih difokuskan pada ide atau gagasan yang dinilai penting bagi penyimaknya. Konsentrasi sudah pasti diperlukan.





Inisiasi 4
KARYA ILMIAH POPULER

A. Pengertian Karya Ilmiah Populer.
Jones (1960) mengatakan karya ilmiah populer ditujukan untuk masyarakat umum, sedangkan karya ilmiah ditujukan untuk profesional. Slamet Suseno (1980) memberikan batasan tulisan ilmiah populer sebagai sebuah tulisan yang bersifat ilmiah, tetapi sekaligus ditulis dengan cara penuturan yang mudah dimengerti.

B. Macam-macam Karya Ilmiah.
Macam-macam karya ilmiah yaitu; 1) Laporan praktikum atau laporan buku, 2) Kertas Kerja/Makalah, 3) Skripsi, 4) Tesis, 5) Disertasi, dan 6) Textbook

C. Ciri Karya Ilmiah Populer.
Ciri-ciri karya ilmiah populer adalah berisi fakta empiris yang sudah teruji dan dapat diuji kebenarannya, tidak subjektif, tidak mengandung unsur spekulatif dan bersifat sensasional, memperlihatkan kerja nalar dan bersifat analitis, mampu menjelaskan 'mengapa' dan 'bagaimana' sesuatu yang disajikan itu terjadi, serta bahasan tidak menyimpang atau melebar dari pokok/tema tulisan.

D. Bentuk Tulisan Ilmiah Populer
Bentuk tulisan ilmiah populer yaitu; 1) Deskriptif-naratif. Bersifat ringan, tidak membutuhkan rasa penasaran pembaca. Dinikmati secara rileks. Contoh: tulisan di koran, majalah wanita, majalah keterampilan. 2) Deskriptif-ekspositoris. Menyuguhkan kupasan tulisan yang lebih mendalam. Contoh: riwayat penemuan atau sejarah terjadinya sesuatu secara historis, atau proses pembentukan sesuatu. Berisi juga tentang penjelasan yang berkenaan dengan Mengapa dan Bagaimana. Banyak ditemukan pada majalah Intisari, Tempo, Trubus. 3) Deskriptif-argumentatif. Menyuguhkan masalah yang diikuti dengan cara pemecahan masalahnya. Contoh: Jurnal Penelitian.



Inisiasi 5
Berbagi Pengalaman Membaca Teks

Kemampuan membaca tiap orang tidaklah sama. Ada yang sanggup membaca tiga halaman teks dalam waktu lima menit, tetapi ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama dari itu untuk menggapai halaman ketiga teks yang dibacanya. Meskipun demikian, hal penting yang dapat kita petik adalah kemampuan orang tersebut ketika ia dituntut untuk mengungkapkan materi yang telah dibacanya, baik secara verbal maupun tertulis. Di sinilah sikap ekspresif kita diuji. Sebagai contoh mudah, biasakanlah membaca artikel tertentu di koran atau features, dan kemudian ceritakanlah kembali isi artikel atau featrues itu kepada teman Anda. Adakah bagian tertentu yang belum diceritakan atau bahkan terlupa?
Bagaimana cara mengatasi hal tersebut, agar Anda terhindar dari aspek lupa atau 'meninggalkan' informasi? Saya pribadi pernah mencobanya, dan hingga saat ini pun terus mencoba, yaitu dengan membiasakan diri membaca artikel atau features dari media cetak kapanpun saya mau. Jenuh? Ya, itu pasti. Tetapi saya membutuhkan hal itu untuk mengasah kemampuan verbal dan memori taktis saya.

Oleh karena itu, perlu teman-teman pahami bahwa paparan pengalaman pribadi saya tersebut bukanlah untuk menunjukkan apa yang telah saya perbuat. Namun semata-mata hanya untuk memacu semangat teman-teman agar lebih giat dan teliti dalam mencermati fenomena yang terjadi di sekitar kita. Bagaimana teman, apakah Anda memiliki kiat khusus untuk membangkitkan dan mendorong daya serap dan ingat memori Anda? Ayo curahkan pengalaman Anda dalam forum ini, dan kita berbagi untuk saling melengkapi.

Jangan lupa, kirimkah ke forum tutorial online ini ya, dan saya sarankan untuk tidak mengirimkannya melalui email supaya teman yang lain dapat mengomentari argumentasi Saudara. Oke?

Selamat belajar dan semoga sukses.





Inisiasi 6
Saudara mahasiswa, dalam pertemuan maya kali ini, saya akan menyampaikan ulasan mengenai hakikat berbicara. Berbicara merupakan salah satu aktivitas komunikatif yang dilakukan untuk tujuan tertentu.Ucapan yang disampaikan oleh seseorang dan (memang) bermakna, disebut sebagai aktivitas bicara. Lain halnya, apabila seseorang mengujarkan sesuatu namun tidak memiliki makna tertentu.

Dalam kenyataannya, aktivitas berbicara mengusung beberapa hal utama, seperti hal yang menyatakan bahwa berbicara merupakan ekspresi diri. Artinya, dengan mengujarkan sesuatu, seseorang akan dapat diketahui isi hatinya. Mungkin saat ini ia sedang marah, sedih, riang, atau bahkan tidak jujur. Ada juga pendapat yang menyatakan  bahwa berbicara merupakan aspek kemampuan mental motorik. Artinya, dalam mengujarkan sesuatu, seseorang terkadang membutuhkan kemampuan pengolahan keterampilan mental agar aktivitas berbicaranya semakin memiliki makna yang kuat.

Selain itu, berbicara juga merupakan peristiwa yang terjadi akibat adanya kesempatan dalam satu ruang dan waktu tertentu. Artinya, seseorang akan mengujarkan sesuatu apabila ada hal tertentu yang membutuhkan ujarannya. Terakhir, berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang sifatnya produktif. Artinya, dengan berbicara, seseorang akan dapat menyampaikan ide, gagasan, atau pendapatnya. Tiga hal itulah yang disebut sebagai aspek produktif aktivitas berbicara.

Dari paparan itu, dapatkah Anda memberikan argumentasi mengenai fenomena yang saya ajukan berikut ini? Apabila di sekitar Anda ada seorang anak yang berusia kurang dari satu tahun dan pada tahap tersebut ia masih belajar mengucapkan sesuatu, apakah ia sudah dapat disebut sebagai insan yang sedang mengujarkan sesuatu? Silakan Anda paparkan argumentasi Anda melalui media ini.

Selamat belajar dan semoga sukses.





INISIASI 7
Hakikat Menulis

Menulis merupakan kegiatan penuangan ide dan gagasan seseorang ke dalam media tulisan. Setiap orang memiliki tujuan yang berbeda dalam menulis, misalnya untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan atau bahkan untuk mempengaruhi pembaca. 

Seorang penulis pasti berharap agar tulisannya dapat dipahami oleh pembaca sejelas maksud yang terkandung dalam pikirannya. Oleh karena itu, penggunaan kalimat efektif menjadi bagian yang sangat penting dalam menuangkan gagasan. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi kepada pembaca sejelas dan seakurat pikiran atau gagasan penulisnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyusun kalimat efektif adalah kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan, kehematan, dan kevariasian dalam struktur kalimat.

Penulis menuangkan setiap ide dan gagasan dalam sebuah paragraf. Setiap paragraf mengandung satu gagasan utama dan satu atau lebih gagasan penjelas. Paragraf yang baik memenuhi tiga persayaratan, yaitu 1) kepaduan (kohesi), berkaitan dengan keutuhan isi gagasannya. 2) Koherensi, berkaitan dengan kepaduan jalinan kalimat-kalimatnya. 3) kelengkapan, berkaitan dengan keutuhan dan kelengkapan informasinya.





Inisiasi 8
Saudara mahasiswa, di minggu ke delapan ini saya sampaikan materi mengenai menulis ringkasan dan resensi. Ringkasan merupakan sebuah bangun wacana yang memaparkan hal-hal penting dari sebuah fenomena. Ringkasan, salah satunya, dapat disusun dalam bentuk tertulis. Melalui ringkasan, seseorang dapat mengetahui intisari sebuah fenomena. Atau dapat juga dikatakan bahwa ringkasan merupakan salah satu wujud atau bentuk penyingkatan suatu informasi dengan hanya menyajikan informasi atau butir-butir penting. (Mulyati, Yeti. 2009). Namun ada juga yang menyatakan bahwa sinopsis dan abstrak merupakan bagian atau salah satu bentuk ringkasan. Apakah Anda sependapat dengan pernyataan tersebut? Untuk itu, sampaikan argumentasi Saudara melalui forum diskusi 8.

Selamat belajar dan berdikusi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar