Senin, 14 Maret 2011

Pelayanan Bahan Pustaka

Inisiasi 1


DASAR-DASAR LAYANAN PERPUSTAKAAN


Kegiatan perpustakaan merupakan kegiatan layanan atau jasa, yang dapat dikelompokkan ke dalam 2 (dua) kelompok layanan, yaitu layanan teknis dan layanan pemakai. Layanan teknis, adalah kegiatan back office perpustakaan, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan persiapan penyajian bahan pustaka pada pemakai, seperti kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan pustaka.



Setelah bahan pustaka selesai diolah maka bahan pustaka siap disajikan kepada pemakai, agar dapat digunakan baik untuk dibaca ditempat, dipinjam, difotokopi atau sebagai informasi rujukan. Dalam hal ini yang menanganinya adalah kegiatan layanan pemakai atau layanan front office perpustakaan.



Hakikat Layanan Perpustak:

Pemberian layanan informasi kepada pemakai perpustakaan yang berkaitan dengan:

1.penyediaan segala bentuk bahan pustaka yang dibutuhkan pemakai, baik untuk digunakan di perpustakaan atau di luar perpustakaan;

2.penyediaan berbagai sarana penelusuran informasi yang dapat merujuk pada keberadaan bahan pustaka yang dibutuhkan pemakai, baik yang dimiliki perpustakaan atau di luar perpustakaan.



Tujuan Layanan Perpustakaan:

Untuk membantu memenuhi kebutuhan informasi pemakai secara tepat dan akurat, yaitu melalui penyediaan bahan pustaka dan penyediaan sarana penelusurannya. 



Fungsi Layanan Perpustakaan:

Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi kegiatan layanan perpustakaan adalah sebagai jembatan antara bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan dengan pemakai yang membutuhkannya guna mengoptimalisasikan pemanfaatan bahan pustaka/ sumber informasi yang ada. 



Jenis-jenis Layanan Pemakai: 



a. Layanan Ruang Baca

b. Layanan Sirkulasi Bahan Pustaka

c. Layanan Referens

d. Layanan Akses Internet

e. Layanan Koleksi Audio Visual

f. Layanan Fotokopi

g. Layanan Penelusuran Literatur

h. Layanan Pendidikan Pemakai
i. Layanan Informasi Kilat (Current Awareness 
Services)
j. Layanan Penyebaran Informasi Terseleksi 
(Selected Dissemination of Information)
k. Layanan Pembuatan Paket Informasi
l. Layanan peminjaman antar perpustakaan 
(interlibrary loan services)
m. Layanan penerjemahan
n. Layanan kelompok pembaca khusus (anak, remaja, 
manula)
o. Layanan perpustakaan keliling
dan lain-lain.



Sistem Layanan Perpustakaan:

Ada 2 (dua) macam sistem layanan yang biasa digunakan di perpustakaan, yaitu sistem sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup. Pengelompokkan ini didasarkan pada kebebasan yang diberikan perpustakaan kepada pemakai dalam menemukan bahan pustaka yang ada di perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pemakai. 



Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menerapkan sistem layanan terbuka atau sistem layanan tertutup, yaitu antara lain: 

a. Pertimbangan mengenai keselamatan koleksi;

b. Pertimbangan jenis koleksi dan sifat rentan 

koleksi. Untuk koleksi audio visual, mikro dan 

koleksi khusus biasanya diterapkan sistem 

layanan tertutup;

c. Perbandingan antara jumlah staf, jumlah koleksi, 

dan jumlah pemakai;
d. Luas gedung perpustakaan;
e. Perbandingan antara jam layanan dan jumlah staf 
perpustakaan.



Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang membatasi pemakai untuk melakukan browsing ke jajaran koleksi atau rak penyimpanan bahan pustaka. Dalam sistem ini petugas selalu membantu pemakai dalam mengambil bahan pustaka yang dibutuhkan. Sedangkan dalam sistem layanan terbuka, pemakai diberi kebebasan untuk langsung melakukan browsing sendiri ke jajaran koleksi.



Kelebihan dari sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut:

a. jajaran koleksi akan lebih terjaga kerapihannya.

b. kemungkinan terjadinya kehilangan atau kerusakan bahan pustaka lebih kecil.

c. ruangan yang dibutuhkan untuk jajaran koleksi tidak terlalu luas.

d. Sangat sesuai untuk koleksi yang rentan terhadap kerusakan atau bersifat khusus.



Sedangkan kelemahan dari sistem layanan tertutup, antara lain sebagai berikut:

a. pemakai hanya dapat membayangkan fisik dan isi bahan pustaka sesuai dengan keterangan yang tercantum pada katalog;

b. pemakai agak sulit untuk mencari alternatif lain bila dokumen yang diperlukan ternyata tidak sesuai dengan yang dibutuhkan; 

c. diperlukan petugas layanan lebih banyak. 

d. bila petugas terbatas, sedangkan permintaan cukup banyak maka waktu yang diperlukan pemakai untuk menunggu jadi lebih lama. 



Kelebihan dari sistem layanan terbuka, antara lain yaitu:

a. pemakai bebas memilih bahan pustaka yang dibutuhkan langsung pada jajaran koleksi. 

b. pemakai dapat menemukan koleksi lain yang sesuai atau menarik minat langsung pada jajaran koleksi sehingga dapat meningkatkan minat baca pemakai.

c. pemakai dapat langsung mencari alternatif lain dengan subjek yang sama pada jajaran koleksi secara cepat.

e. tidak memerlukan petugas yang banyak untuk melayani pengambilan koleksi.



Sedangkan kelemahan dari sistem layanan terbuka, antara lain sebagai berikut:

a. susunan jajaran koleksi menjadi sulit teratur;

b. Kemungkinan bahan pustaka hilang lebih tinggi. 

c. Terjadi kerusakan koleksi.



Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan:



Beberapa masalah yang harus dicakup dalam peraturan dan tata tertib tersebut, antara lain:

1. Etika di perpustakaan

2. Keanggotaan perpustakaan

3. Bahan pustaka yang tersedia dan bahan pustaka yang 

dapat dipinjamkan.

4. Sistem penyelenggaraan perpustakaan, meliputi: 

peraturan peminjaman, dan peraturan penggunaan 

fasilitas.
5. Waktu pelayanan dan jam buka perpustakaan.
6. Sanksi dan hukuman bila melanggar peraturan.



Peraturan dan tata tertib yang telah dibuat harus dumumkan agar dapat diketahui oleh seluruh pemakai perpustakaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menempelkan pengumuman mengenai peraturan dan tata tertib tersebut pada papan pengumuman, membagikan lembar pengumuman kepada setiap pemakai yang mendaftar sebagai anggota perpustakaan baru.



Di bagian pelayanan, pengumuman ini dapat ditempel permanen di papan pengumuman dekat pintu masuk ruang pelayanan agar dapat segera diketahui oleh setiap pemakai yang memasuki ruang perpustakaan. Khusus untuk peraturan mengenai pemanfaatan fasilitas atau koleksi khusus maka pengumuman sebaiknya diletakkan dekat pintu masuk ruang layanan tersebut, misalnya peraturan dan atau prosedur layanan koleksi Audio Visual harus diletakkan di dekat pintu masuk Ruang Baca Audio Visual.



Adapun larangan-larangan yang dapat diterapkan antara lain:

1. Merokok, makan dan minum di ruang perpustakaan;

2. Membuat gaduh, berbicara keras, bersenda gurau sehingga mengganggu ketenangan pemakai perpustakaan lainnya.

3. Merusak dan atau mencorat-coret bahan pustaka dan fasilitas perpustakaan.

4. Meletakkan buku sembarangan langsung ke jajaran koleksi.

5. Membawa bahan pustaka ke luar perpustakaan tanpa melalui proses peminjaman.

6. membuang sampah sembarangan.

7. terlambat mengembalikan bahan pustaka yang dipinjam.



Pemakai perpustakaan yang melanggar aturan dan larangan tersebut harus diberi sanksi atau hukuman yang jelas yang bersifat mendidik, misalnya:

- anggota perpustakaan yang terlambat mengembalikan pinjaman buku dapat dikenakan denda per hari Rp. 500,-

- pemakai yang merusak bahan pustaka atau fasilitas perpustakaan harus dapat memperbaikinya atau mengganti dengan yang baru.

- Anggota perpustakaan yang menghilangkan bahan pustaka yang dipinjamnya harus mengganti bahan pustaka tersebut dengan judul yang sama atau hampir sama 

- Pemakai perpustakaan yang kedapatan membawa bahan pustaka ke luar perpustakaan tanpa melalui proses administratif dapat dicabut haknya sebagai anggota atau masuk dalam daftar hitam (black list) sehingga tidak dapat menggunakan fasilitas perpustakaan lagi di kemudian hari.




Inisiasi 2



Pengertian dan Tujuan Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pemakai perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterpakaian bahan pustaka secara optimal.
Tujuan layanan kegiatan sirkulasi adalah:
a.Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.
b.Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya. Hal ini memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.
c.Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.
d.Diketahuinya tingkat keterpakaian koleksi yang dimiliki perpustakaan.
Untuk melancarkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:
1. Peraturan penggunaan bahan pustaka
2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.
3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.
4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.
5. Prosedur peminjaman.
Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:
1.Sistem buku/ kartu besar
2.Sistem sulih
3.Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)
4.Sistem BIC (Book Issue card)
5.Sistem ’token charging’
6.Sistem Browne
7.Sistem Islington (variasi Browne)
8.Sistem Newark
9.Sistem kartu tebuk
10.Sistem Terkomputerisasi


Inisiasi 3
LAYANAN REFERENS

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda atas materi pembelajaran ini maka bacalah rangkuman berikut ini:
1. Layanan referens adalah layanan yang berkaitan dengan bantuan pustakawan secara pro aktif kepada pemakai dalam mencari informasi yang dibutuhkan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Layanan referens lebih dititikberatkan pada pelayanan individu agar para pemakai perpustakaan mampu mendayagunakan sumber-sumber informasi referens secara mandiri. Tujuan kemandirian ini adalah untuk memperlancar tugas-tugas kepustakawanan, sehingga akan menghemat tenaga dan waktu bagi pustakawan.
2. Beberapa alasan perpustakaan menyelenggarakan layanan referens, yaitu
a. penyediaan fasilitas belajar
b. penyediaan sumber-sumber bacaan untuk belajar
c. penyediaan bantuan staf perpustakaan
d. penyediaan layanan informasi umum.
3. Fungsi layanan referens adalah:
a. Membantu pustakawan dalam mengorganisasikan dan memanfaatkan koleksi referens secara efektif;
b. Meningkatkan peran pustakawan referens sebagai subjek spesialis pada bidang disiplin ilmu tertentu;
c. Meningkatkan kualitas layanan yang dapat berpengaruh pada image perpustakaan dan kualitas pustakawan referens;
d. Memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada para pemakai informasi dalam melakukan penelusuran informasi
4. Tujuan pelayanan referens adalah:
a. Membimbing pemakai agar mempunyai kemandirian dalam memanfaatkan koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan
b. Membantu menyeleksi dan memilihkan sumber rujukan yang tepat dalam menjawab pertanyaan pada subjek/bidang tertentu
c. Memberi pengarahan kepada pemakai perpustakaan guna memperluas wawasan pemakai mengenai suatu topik/subjek. Hal ini dikarenakan penjelasan maupun suatu masalah yang dibahas dalam suatu sumber diuraikan dalam gaya yang berbeda.
d. Tercapainya efisiensi tenaga, biaya dan waktu dalam penyelenggaraan layanan perpustakaan yang efektif.
5. Layanan referens dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori menurut fungsinya, yaitu:
a. Layanan referens atau informasi (fungsi informasi).
Instruksi formal dan informal mengenai penggunaan perpustakaan dan sumber-sumbernya (fungsi instruksi).


Sumber Informasi Referens


1. Ciri-ciri koleksi referens adalah sebagai berikut:
a. Koleksi referens ditujukan untuk keperluan konsultasi.
Koleksi referens tidak dimaksudkan untuk dibaca seperti buku fiksi atau buku teks karena tidak berkesinmabungan.
b. Koleksi referens seringkali terdiri dari entri yang terpotong-potong, dan tidak sama panjang.
c. Koleksi referens biasanya tidak dipinjamkan karena sering digunakan sebagai bahan konsultasi.

Bentuk-bentuk sumber informasi atau koleksi referens yaitu:
a. Berisi informasi yang dibutuhkan atau jawaban langsung (direct source).
b. Berisi informasi yang mengarahkan pembaca ke sumber lain yang ditunjukkan apabila ingin mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang suatu masalah (indirect source).

. Cara penyajian informasi atau susunan dari koleksi referens, yaitu terdiri dari:
a. Susunan Alfabetis atau berdasarkan urutan abjad;
b. Susunan sistematis atau berdasarkan urutan logis;
c. Susunan kronologis atau berdasarkan urutan waktu/kronologis.
5. Jenis-jenis pertanyaan referens menurut Katz (1982) dapat dibagi ke dalam 4 (empat) tipe, yaitu:
a. Pertanyaan langsung
b. Ready Reference
c. Subjek khusus – penelusuran khusus





INISIASI 4
LAYANAN LITERATUR

1. Pengertian layanan literatur atau disebut juga layanan bibliografi terbagi dua:
a. Pengertian umum, layanan literatur adalah suatu kegiatan layanan perpustakaan dalam bentuk pemberian bantuan pustakawan kepada pengguna untuk menemukan informasi literatur mengenai suatu subjek tertentu sesuai kebutuhan informasi pengguna.
b. Pengertian khusus, layanan literatur adalah kegiatan layanan perpustakaan dengan menyediakan daftar literatur atau daftar bibliografi mengenai subjek-subjek tertentu yang kiranya akan diperlukan oleh pengguna perpustakaan

2. Tujuan diadakan layanan literatur adalah untuk memberikan kemudahan bagi pengguna perpustakaan dalam mendapatkan informasi literatur yang sesuai dengan keinginannya.

3. Bibliografi terbagi dalam 3 (tiga) kategori, yang meliputi :
a. Bibliografi sistematik atau enumeratif;
b. Bibliografi analitis atau kritis;
c. Bibliografi historis.

4. Literatur dibagi dalam tiga jenis, yaitu : literatur primer, literatur sekunder, dan literatur tersier. Pengertian literature primer, yaitu bahan orisinal oleh pengelola perorangan atau kelompok berdasarkan penelitian atau pemikiran kreatif, maupun penjelasan sebuah gagasan dalam suatu bidang. Untuk pengertian literatur sekunder ialah modifikasi dari literatur primer dengan susunan baru untuk maksud tertentu. Sedangkan pengertian literatur tertier merupakan literatur yang sudah diubah tiga kali (3x) dari literatur primer atau dengan kata lain merupakan modifikasi dari literatur sekunder.

5. Jasa penelusuran literatur yang umumnya disediakan di perpustakaan, ialah :
a) Selective Dissemination of Information (SDI) atau yang dikenal sebagai penyebaran informasi terpilih untuk perpustakaan yang sudah berkomputer atau ada akses ke data bank informasi dapat memilih judul-judul dan abstraknya, kemudian diberikan kepada pembaca yang memesannya.
b) Current Awareness Service (CAS) atau dikenal sebagai jasa kesiagaan informasi ialah layanan perpustakaan kepada individu-individu yang meminta agar kalau ada bahan yang baru dari majalah ia diberitahu.
c) Current Content yang biasanya berupa daftar isi majalah yang diterima perpustakaan dan disebarkan kepada pembaca yang berminat.





INISIASI 5


C. Pemanfaatan Internet dalam Penelusuran Informasi

Internet adalah jaringan luas komputer, yang biasa disebut dengan worldwide network. Dengan internet maka kita akan dapat mencari dan mendapatkan jutaan informasi, mulai dari informasi kota-kota dunia, pemerintahan, budaya, teknologi, pribadi, berita, majalah dan Koran dari seluruh dunia dan sebagainya. Jadi singkatnya internet adalah sumber informasi dan alat komunikasi serta hiburan.

Beberapa fasilitas yang dapat kita manfaatkan dari internet yaitu:
1. Browser (Web Browser)
Browser adalah suatu program atau perangkat lunak yang berfungsi untuk menghubungkan komputer kita ke internet, lebih jelasnya Browser adalah suatu program yang digunakan untuk mengakses internet. Browser disebut juga dengan Web Browsing. Kita bisa memilih salah satu browser yang kita inginkan , misalnya: Internet Explorer (produk Microsoft Corporation), Netscape Communicator (produk Netscape), Mosaic atau yang lain.
2. E-Mail (Electronic Mail)
E-Mail (surat elektronik) adalah proses surat-menyurat yang dilakukan dalam internet, surat tersebut dapat berupa teks atau file. Kita dapat mengirim e-mail dengan gratis (bebas biaya) dengan menggunakan yahoo.com, hotmail.com, mailcity,com dan lain-lain.
3. Home Page
Home page adalah halaman yang ditampilkan setiap kali kita membuka Netscape Communicator atau internet Explorer.
4. Web Page
Internet terdiri dari berjuta-juta halaman, dan setiap halaman disebut dengan halaman web (web page). Sedangkan halaman yang pertama kali muncul ketika kita browser Netscape Communicator atau internet Explorer) disebut dengan home page. Web Page biasa juga disingkat dengan Web atau halaman saja. Web Page, disebut juga dengan URL (alamat internet).
5. Web Site
Web Site adalah suatu menu yang terdapat di dalam suatu halaman (biasa disingkat dengan site dan di – indonesiakan menjadi situs)
6. Chating
Chating adalah komunikasi dengan sesama pemakai internet yang sedang on-line. Komunikasi dapat berupa teks atau suara (tergantung peralatan yang terpasang pada komputer kita).



Inisiasi 6
Sistem Peminjaman Kuno

Sistem peminjaman pada awalnya menggunakan buku catatan. Pencatatan buku-buku yang dipinjam dan nama peminjam ditulis dalam sebuah buku catatan. Sistem ini dikembangkan menjadi sistem ledger. Pencatatan buku yang dipinjam ada pada halaman di mana nama seorang peminjam berada. Ini juga masih menggunakan buku. Perkembangan selanjutnya adala sistem dummy. yaitu, buku-buku yang dipinjam digantikan oleh dummy yaitu dengan cara mencatat nomor peminjam dan bilamana buku harus dikembalikan. Sistem ini dianggap kurang praktis, dan digantikan sistem slip. Sistem ini kemudian berkembang menjadi sistem kartu dan muncullah Sistem Peminjaman Browne. Walaupun penciptanya orang Amerika, tetapi disukai di Inggris.

Sistem Peminjaman Browne ditemukan oleh Nina E. Browne, pustakawan Library Bureau di Boston, Massachussette, awal abad ke-20. Sistem peminjaman ini digunakan oleh banyak perpustakaan di Inggris. Dalam sistem pelayanan hastawi (manual) sistem ini memiliki kecepatan yang tinggi dibandingkan sistem hastawi yang lain.
Sistem Peminjaman Browne terdesak oleh datangnya sistem peminjaman berkomputer, seperti VTLS (Virginia Tech Library System), daru USA, SISPUKOM (Sistem Perpustakaan Berkomputer) dari Malaysia.
Sistem Peminjaman (Nework Changing System)
Sistem Peminjaman Newark mulai dipakai pada tahun 1900 oleh Perpustakaan Umum Newark New Jersey, semasa dipimpin oleh John Cotton Dana. Sistem Peminjaman Newark memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan.

Keuntungan sistem ini adalah:
1. masing-masing peminjam bisa mengetahi buku macam apa yang
sering dipinjamnya,
2. setiap saat bisa diketahui buku ada di mana, siapa yang
meminjam, dan bilamana harus dikembalikan,
3. jika ada perbedaan waktu peminjaman, bisa dicatat dengan
mudah,
4. buku-buku yang dipesan bisa diketahui di mana adanya,
5. petugas nonprofesional bisa mengerjakan pekerjaan ini dengan
baik,
6. dalam sebuah perpustakaan besar dengan banyak cabangnya,
kartu peminjaman bisa, dipergunakan di cabang mana saja, dan
7. penyiangan bisa dikerjakan dengan baik.

Sedang kekurangan Sistem Peminjaman Newark adalah:
1. pekerjaan rutin lambat, memakan banyak waktu dan membosankan,
2. sangat mudah terjadi kesalahan dalam mencatat nomor panggil
buku ke dalam kartu anggota,
3. pada jam-jam sibuk, meja peminjaman bisa berantakan, karena
begitu banyak transaksi yang harus diselesaikan,
4. memerlukan dua jajaran pendaftaran. Satu, jajaran nama
anggota perpustakaan yang disusun menurut abjad, lengkap
dengan alamat mereka masing-masing. Kedua, jajaran nomor
pendaftaran,
5. tiap buku memerlukan tiga kartu yang menuntut waktu dalam
mengerjakannya, yaitu kartu buku, kantong kartu buku, dan
batas waktu peminjaman, dan
6. lembaran batas waktu tanggal kembali ditempelkan di bagian
belakang buku yang membuat buku menjadi kelihatan kotor.


 Inisiasi 7

PENDIDIKAN PEMAKAI PERPUSTAKAAN
Bimbingan pemakai perpustakaan atau pendidikan pemakai perpustakaan memiliki nama yang berbeda-beda (tergantung dari jenis perpustakaannya). Pada perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi, kegiatan ini dinamakan ‘pendidikan pemakai perpustakaan’; pada perpustakaan umum kegiatan semacam ini dinamakan dengan ‘library tour’, sedangkan di perpustakaan khusus dinamakan ‘orientasi perpustakaan’. Pada bab selanjutnya akan terlihat, bahwa dalam pendidikan pemakai Perpustakaan ternyata ada beberapa tingkatan dan media yang dapat digunakan, dimana istilah-istilah tersebut ternyata adalah adalah salah satu dari tingkatan ataupun media yang digunakan dalam pendidikan pemakai Perpustakaan.

1. Pendidikan pemakai adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan agar dapat mendayagunakan fasilitas, koleksi, informasi dan layanan yang tersedia di perpustakaan secara efektif.
2. Pada umumnya kegiatan pendidikan pemakai terdiri dari 2 (dua) tingkatan, yaitu:
a. Orientasi Perpustakaan. Program ini berfokus pada tujuan agar para peserta mengetahui keberadaan Perpustakaan dan layanan-layanan yang tersedia dan memungkinkan peserta belajar mengenai pemanfaatan Perpustakaan secara umum: misalnya mengenai jam buka perpustakan; cara menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan, dan cara peminjaman bahan pustaka.
b. Instruksi bibliografi. Program ini berfokus pada tujuan agar peserta dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk suatu tujuan khusus dengan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dan bahan pustaka yang ada di Perpustakaan.
3. Di samping pembagian di atas, Rice (1981) membagi pendidikan pemakai ke dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Orientasi Perpustakaan, Pengajaran Perpustakaan dan Pengajaran/ Instruksi Bibliografi.
1. Tujuan umum dari kegiatan pendidikan pemakai adalah agar pemakai perpustakaan dapat memanfaatkan semua bentuk sarana dan layanan perpustakaan dengan mudah dan efektif.
Alasan perlunya diadakan pendidikan pemakai adalah sebagai upaya untuk menghindari kebingungan pemakai dalam menggunakan layanan Perpustakaan, di samping untuk memperkenalkan situasi dan kondisi Perpustakaan.

Materi Pendidikan Pemakai

1. Secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 (dua) tingkatan pendidikan, yaitu orientasi perpustakaan dan instruksi bibliografi. Tetapi Ruce (1981) menambahkan tingkat pengajaran perpustakaan sebagai tingkat atau tahap antara orientasi perpustakaan dan instruksi bibliografi.
2. Secara umum materi yang diberikan dalam program orientasi perpustakaan hampir sama untuk setiap jenis kegiatan perpustakaan, yaitu mengenai pengenalan perpustakaan secara umum. Perbedaannya hanya terletak pada kedalaman penjelasan atau materi yang diberikan.
3. Pengajaran Perpustakaan adalah program lanjutan dari orientasi Perpustakaan. Materinya biasanya mencakup pengenalan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan mengenai subjek tertentu serta teknik penggunaan sumber informasi dan perpustakaan yang efektif dan efisien.
Sedangkan dalam Instruksi Bibliografi, materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun karya akhir. Di perguruan tinggi, level ketiga ini bisa ditawarkan melalui mata ajar formal sebagai bagian dari kurikulum.

Metode dan Strategi Penyelenggaraan Pendidikan Pemakai

. Menurut Kosterman suatu metode pengajaran yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. dapat mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang telah dibuat;
b. dapat membuat peserta tertarik untuk memperhatikan dan memotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan;
c. dapat mendorong peserta untuk ambil bagian dengan menolongnya mempersiapkan pelajaran – pelajaran;
d. dapat ditindaklanjuti;
e. dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektivitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.

1. Beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai perpustakaan, antara lain: Presentasi atau Ceramah, Tour Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual, Permainan dan Tugas Mandiri, Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet, dan pemberian latihan. Masing-masing metode dapat dikombinasikan agar penyampaian materi pendidikan dapat lebih efektif.
Penentuan metode yang akan diterapkan tergantung pada kemampuan masing-masing perpustakaan, kesiapan pustakawan dan kebutuhan dari peserta pendidikan.

. Evaluasi program pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan dan analisa informasi yang berkaitan dengan input, variabel-varabel yang mempengaruhi proses pendidikan, dan output.
2. Dalam konteks pendidikan pemakai Perpustakaan, evaluasi juga dimaksudkan untuk mengetahui dampaknya terhadap penggunaan Perpustakaan dan suatu sistem informasi.
3.. Tujuan dasar evaluasi program pendidikan adalah untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam pembuatan keputusan mengenai penyelenggaraan pendidikan yang telah dilakukan melalui proses pengumpulan dan analisa informasi.
3. Dilihat dari metode yang digunakan dalam pengumpulan dan analisa data, ada 3 (tiga) jenis evaluasi, yaitu psikometrik, sosiologis, dan iluminatif atau responsif.
4. Sedangkan bila dilihat dari waktu pelaksanaan evaluasi maka pada umumnya ada 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu formatif dan sumatif.
5. Untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan program pendidikan dan dampaknya terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku pemakai perpustakaan sebagai hasil belajar maka dapat digunakan pengukuran keberhasilan program pendidikan yaitu: ukuran objektif dan ukuran subjektif.
6. Ukuran objektif berfokus pada ragam perilaku yang ingin dicapai sebagai hasil belajar meliputi pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan ukuran subjektif dilakukan untuk mengukur sejauhmana pemakai merasa nyaman atau percaya diri (sikap) atas kemampuan mereka dalam menggunakan perpustakaan.
7. Indikator pencapaian hasil belajar atau manifestasi dari perubahan dan perkembangan perilaku setelah mengikuti program pendidikan pemakai dapat





INISIASI 8
Peningkatan Kualitas Layanan Pemakai

Keberhasilan organisasi dalam memasuki lingkungan global dipengaruhi oleh (4) empat faktor yaitu :
1) Kecepatan organisasi dalam merespon kebutuhan pemakai/konsumen;
2) Fleksibilitas personil dalam penyesuaian diri dengan perubahan lingkungan bisnis, kemampuan belajar keterampilan baru, kebersediaan memasuki lingkungan baru yang sama sekali belum pernah dikenal;
3) Keterpaduan antara organisasi dengan stockholder untuk memenuhi kebutuhan pemakai; dan
4) Kemampuan organisasi untuk menciptakan produk baru dan proses baru untuk memenuhi perubahan kebutuhan pemakai/konsumen.
2. Penyediaan jasa dan produk perpustakaan harus berangkat dari anggapan bahwa pemakai perpustakaan adalah konsumen dari segala produk yang dihasilkan (user oriented services)
3. Penilaian atau kriteria mengenai Perpustakaan yang baik dikemukakan Sutarno (2006) sebagai berikut:
a. terwujudnya kinerja dan performa perpustakaan yang optimal;
b. mampu memberikan layanan yang memuaskan kepada pemakai;
c. terjadi alih/ perpindahan informasi (transfer information) dari sumbernya di perpustakaan kepada pemakai;
d. dalam jangka panjang adanya perubahan pada pemakai perpustakaan dalam hal pengetahuan dan pengalaman, wawasan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap serta perilaku (attitudes).
4. Layanan perpustakaan yang efektif, yaitu layanan yang dapat memenuhi keinginan pemakai dalam hal:
a. penyediaan informasi yang sesuai dengan keinginan pemakai;
b. waktu yang tepat, leluasa, memadai dan tidak terlalu mengikat;
c. kebebasan, tata cara dan akses informasi, tidak kaku dengan pengawasan longgar, tetapi tertib, kondusif dan simpatik.
d. suasana yang menyenangkan, aman, tenang, dan tentram.
e. sikap dan perilaku petugas yang penuh perhatian, ramah, bersifat membimbing, dan menguasai masalah;
f. tata tertib perpustakaan yang sederhana;
g. adanya fasilitas dan kemudahan dalam menggunakan fasilitas dan sumber informasi di perpustakaan;
h. memberikan kesan yang baik, menyenangkan dan memuaskan sehingga menimbulkan keinginan pemakai untuk kembali lagi;
i. dan berorientasi pada kebutuhan pemakai.
5. Metode Pengukuran Kepuasan Pemakai
a. Rumusan kepuasan dengan membandingkan antara harapan dan kenyataan yaitu sebagai berikut:
Jika harapan < kenyataan maka sangat puas
Jika harapan = kenyataan maka puas
Jika harapan > kenyataan maka tidak puas
b. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pemakai menurut Kotler yaitu antara lain:
1) Sistem keluhan dan saran
2) Survei kepuasan pemakai
3) Ghost shopping
4) Analisis kehilangan pemakai (lost customer analysis)

1. Layanan prima perpustakaan merupakan suatu bentuk layanan personal staf Perpustakaan terhadap pemakai Perpustakaan. Seluruh staf perpustakaan atau pustakawan harus bersifat proaktif untuk dapat memberikan layanan ini.
2. Sasaran Layanan Prima:
a. Memuaskan Pemakai
b. Meningkatkan loyalitas pemakai
c. Meningkatkan jumlah pengunjung dan kualitas layanan
d. Meningkatkan nilai perpustakaan
3. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi upaya pelayanan prima suatu perpustakaan seperti disampaikan oleh Martiningsih (2007), antara lain sebagai berikut:
a. Faktor Kesadaran
b. Faktor Aturan
c. Faktor Organisasi
d. Faktor Keterampilan dan Kemampuan
e. Faktor Sarana Pelayanan


LATIHAN 3
1. Identifikasi layanan perpustakaan yang ada di lingkungan kerja Anda, lalu simpulkanlah temuan Anda, apakah layanan yang ada telah sesuai dengan keinginan pengguna?
2. Ilustrasikan mengenai bentuk perpustakaan menurut paradigma lama dan paradigma baru!
3. Jelaskan perbedaan antara sistem temu kembali dengan sistem intern dan sistem ekstern!
4. Ada berapa jenis layanan perpustakaan digital yang sekarang ini kita kenal, Jelaskan!
5. Dari sekian layanan perpustakaan digital yang tersedia, mana yang paling Anda sukai? Jelaskan jawaban Anda!
6. Jelaskan perbedaan antara Web Browsing, Home Page, Web Page dan Web Site.

Jumat, 11 Maret 2011

Pendidikan Agama Islam

MKDU4221
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Ali Nurdin
Syaiful Mikdar
Wawan Suharmawan

3 sks / modul 1-9: ill.; 21 cm / Edisi 1
ISBN : 9790113077
DDC : 297
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2009
Mata kuliah ini memberikan pengetahuan pemahaman dan penghayatan tentang: aspek yang berhubungan dengan keadaan mahluk, pelaksanaan ajaran Islam, peningkatan keimanan terhadap khaliq, kerasulan dan melaksanakan syariat Islam.
 
Tinjauan Mata Kuliah
Materi Pendidikan Agama Islam secara substansial merupakan salah satu Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) atau disebut juga sebagai mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) dengan beban studi 3 sks (Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 43 dan 44/Dikti/Kep/2006).
Pembahasan materi mata kuliah ini lebih mengarah kepada pemahaman ajaran agama islam yang menuntut untuk diterapkan dalam berkiprah sebagai warga negara yang religius dalam kondisi bangsa yang pluralistik yang bersifat universal. Mata kuliah ini membahas tentang: Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan, Manusia, Masyarakat, Hukum, Moral, Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni, Budaya, Politik dan Kerukunan antar Umat Beragama.
Secara Umum setelah mahasiswa mempelajari materi mata kuliah ini diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai dasar ajaran agama islam untuk menumbuhkan kerukunan antar umat beragama kehidupan secara individual, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Secara Khusus setelah mahasiswa mempelajari materi mata kuliah ini diharapkan mampu:
  1. menjelaskan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa;
  2. menjelaskan hakikat, martabat dan tanggung jawab manusia;
  3. menjelaskan pengertian masyarakat beradab, peran umat beragama, HAM dan demokrasi;
  4. menumbuhkan kesadaran untuk taat terhadap hukum dan fungsi agama;
  5. menjelaskan pengertian moral dan akhlak mulia;
  6. menjelaskan budaya akademik, etos kerja, sikap terbuka dan keadilan;
  7. menjelaskan peran IPTEKS dalam IMTAQ;
  8. menjelaskan peran agama dalam kehidupan berpolitik untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, nilai-nilai ajaran agama islam sebagai rahmat Tuhan YME; dan
  9. mewujudkan kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan pluralistik di Indonesia.
Materi mata kuliah ini disajikan dalam sembilan modul dengan rincian sebagai berikut:
Modul 1 : Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
Modul 2 : Manusia
Modul 3 : Masyarakat
Modul 4 : Hukum
Modul 5 : Moral
Modul 6 : Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Modul 7 : Budaya
Modul 8 : Politik
Modul 9 : Kerukunan Antar Umat Beragama Selanjutnya agar Anda berhasil dalam mempelajari materi yang tersaji pada mata kuliah ini, perhatikan beberapa saran berikut:
  1. pelajari materi setiap modul secara bertahap dan berulang-ulang sampai pada tingkat penguasaan paling sedikit 80%;
  2. kerjakan setiap latihan dengan seksama dan sungguh-sungguh;
  3. diskusikan bagian-bagian yang sulit Anda pahami dengan teman sejawat; dan
  4. tanyakan penyelesaian hal yang sulit kepada orang lain yang lebih memahami.


MODUL 1
TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN
Kegiatan Belajar 1: Keimanan dan Ketakwaan
Rangkuman

Iman merupakan asas yang menentukan ragam kepribadian manusia. Selama ini orang memahami bahwa iman artinya kepercayaan atau sikap batin, yaitu mempercayai adanya Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir (kiamat), Takdir baik dan buruk. Pengertian tersebut jika digandengkan dengan hadis Nabi yaitu aqdun bil qalbi wa ikraarun bil lisaani wa amalun bil arkani maka pengertiannya akan lebih operasional. Jika didefinisikan bahwa iman adalah kepribadian yang mencerminkan suatu keterpaduan antara kalbu, ucapan dan perilaku menurut ketentuan Allah, yang disampaikan oleh Malaikat kepada Nabi Muhammad. Ketentuan Allah tersebut dibukukan dalam bentuk Kitab yaitu kumpulan wahyu, yang dikonkretkan dalam Al-quran guna mencapai tujuan yang hakiki yaitu bahagia dalam hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Isi kitab tersebut adalah ketentuan tentang nilai-nilai kehidupan yang baik dan yang buruk berdasarkan parameter dari Allah.
Ada tiga aspek iman yaitu pengetahuan, kemauan dan kemampuan. Orang yang beriman kepada Allah adalah yang memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk hidup dengan ajaran Al-quran seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah. Oleh karena itu, prasyarat untuk mencapai iman adalah memahami kandungan Al-quran. Dengan demikian strategi untuk menumbuhkembangkan keimanan kepada Allah adalah menumbuhkembangkan kegiatan, belajar dan mengajar Al-quran secara akademik. Tujuan belajar dan mengajar adalah bukan sekedar mampu membunyikan hurufnya, melainkan sampai memahami makna yang terkandung di dalamnya.
Kuat lemahnya iman seseorang sangat tergantung pada penguasaannya terhadap Al-quran. Kekeliruan dan kedangkalan dalam memahami makna Al-quran merupakan faktor yang membuat dangkal atau keliru dalam beriman. Untuk itu belajar dan mengajar Al-quran harus dilakukan secara terjadwal dan berkelanjutan. Belajar Al-quran tidak hanya di waktu kecil, namun harus berkelanjutan sampai ajal tiba.
Kegiatan Belajar 2: Filsafat Ketuhanan
Rangkuman

Konsep tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut pemikiran manusia, berbeda dengan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa menurut ajaran Islam. Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia baik deisme, panteisme, maupun eklektisme, tidak memberikan tempat bagi ajaran Allah dalam kehidupan, dalam arti ajaran Allah tidak fungsional. Paham panteisme meyakini Tuhan berperan, namun yang berperan adalah Zat-Nya, bukan ajaran-Nya. Sedangkan konsep ketuhanan dalam Islam justru intinya adalah konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya, fokus dari konsep ketuhanan dalam Islam adalah bagaimana memerankan ajaran Allah dalam memanfaatkan ciptaan-Nya.
Segala yang ada di alam semesta ini diciptakan oleh Yang Maha Pencipta (Khalik). Manusia yang diberi akal, ketika memperhatikan gejala dan fenomena alam akan mengambil kesimpulan bahwa alam yang menakjubkan ini tentulah diciptakan oleh Yang Maha Agung. Akal yang logis juga memahami bahwa yang dicipta tidak sama dengan Pencipta.
Makhluk, kecuali ada yang nyata dapat diketahui dengan pancaindra, ada pula yang immateri dan tidak dapat dijangkau oleh indera manusia. Keyakinan akan adanya makhluk ghaib itu, akan dapat menyampaikan kepada keimanan, juga terhadap Yang Maha Ghaib, yaitu Khalik Pencipta alam semesta ini. 

MODUL 2
HAKIKAT, MARTABAT, DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA
Kegiatan Belajar 1: Hakikat Manus
Rangkuman

Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota badan, khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme biologi, yaitu seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia untuk menunjukkan keberadaannya (eksistensinya).
Susunan anggota badan manusia (fisik) sebenarnya sangat kompleks, tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja, yang masing-masing anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf yang sangat kompleks pula. Keadaan itu pun masih menggambarkan manusia yang kurang lengkap, karena kelengkapan manusia tidak hanya dari wujud fisiknya saja, akan tetapi juga dari kenyataan nonfisik yang justru tidak dimiliki oleh makhluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan adanya proses berpikir, merasa, bersikap dan berserah diri serta mengabdi yang merupakan mekanisme, kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah.
Kedua mekanisme yang terdapat pada manusia, yaitu mekanisme biologi yang berpusat pada jantung (sebagai pusat hidup) dan mekanisme kejiwaan yang berpusat pada otak (otak sebagai lembaga pikir, rasa, dan sikap sebagai pusat kehidupan).
Gambaran bahwa manusia merupakan makhluk yang sempurna, mungkin dapat dilihat dari kemampuannya untuk menentukan tujuan hidup. Tujuan hidup itu berdasarkan satu tata nilai yang memberikan corak pada seluruh kehidupan manusia yang terdiri dari proses mengetahui, mengalami, memikirkan, merasakan, dan membentuk sikap tertentu yang akhirnya tersusun pada suatu pola perilaku yang dapat menghasilkan karya manusia, baik yang bersifat fisik maupun bersifat nonfisik. Tinggi rendahnya derajat kemampuan, sempit luasnya cakupan tergantung pada kapasitas otak (Q.S. Al-Mu'min (40) : 35), melalui pusat susunan syaraf (terletak pada sumsum tulang belakang) sehingga memungkinkan seluruh anggota badan berfungsi dalam rangka pencapaian cita-cita. Cita-cita tersebut sering kali diistilahkan dengan akhlakul karimah atau perilaku yang baik.
Kegiatan Belajar 2: Martabat Manusia
Rangkuman

Manusia ialah makhluk yang utama dan terutama di antara semua makhluk yang ada. Keutamaan manusia dapat dilihat dengan adanya potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia, yang tidak terdapat pada makhluk lain. Dengan kelebihan itu manusia dijadikan sebagai khalifah Allah di bumi.
Kedudukan manusia sebagai khalifah Allah inilah, yang menjadikan mereka mempunyai sejumlah hak dan kewajiban. Hak di sini adalah suatu imbalan dari kewajiban-kewajiban yang telah ditunaikannya. Kewajiban dalam konteks dengan hukum Islam, berarti pekerjaan yang akan mendapat sanksi hukum apabila ditinggalkan.
Kegiatan Belajar 3: Tanggung Jawab Manusia
Rangkuman

Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang paling mulia. Sesuai dengan namanya manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri berperasaan, berkelompok, dan berpribadi. Selain itu manusia memiliki sifat pelupa atau cenderung memilih berbuat kesalahan. Dari sifat-sifatnya itu posisi manusia akan berbalik menjadi makhluk yang paling hina, bahkan lebih hina dari binatang.
Manusia diciptakan untuk mengelola dan memanfaatkan alam untuk mencapai kehidupan materi yang sejahtera dan bahagia di dunia, sekaligus dengan demikian ia dapat melaksanakan tugas beribadah kepada Pencipta untuk mencapai kebahagiaan immateri di akhirat kelak. Fungsi ganda manusia itu dikenal dalam istilah agama sebagai fungsi kekhalifahan dan kehambaan (untuk mengabdi dan beribadah).

MODUL 3
MASYARAKAT BERADAB, PERAN UMAT BERAGAMA, HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI
Kegiatan Belajar 1: Masyarakat Beradab dan Sejahtera
Rangkuman

Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap anggotanya sebagai suatu kesatuan. Asal usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dari fitrah ini kemudian mereka berinteraksi satu sama lain dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan hubungan sosial yang pada gilirannya menumbuhkan kesadaran akan kesatuan. Untuk menjaga ketertiban daripada hubungan sosial itu, maka dibuatlah sebuah peraturan.
Dalam perkembangan berikutnya,seiring dengan berjumlahnya individu yang menjadi anggota tersebut dan perkembangan kebudayaan, masyarakat berkembang menjadi sesuatu yang kompleks. Maka muncullah lembaga sosial, kelompok sosial, kaidah-kaidah sosial sebagai struktur masyarakat dan proses sosial dan perubahan sosial sebagai dinamika masyarakat. Atas dasar itu, para ahli sosiologi menjelaskan masyarakat dari dua sudut: struktur dan dinamika.
Masyarakat beradab dan sejahtera dapat dikonseptualisasikan sebagai civil society atau masyarakat madani. Meskipun memeliki makna dan sejarah sendiri, tetapi keduanya, civil society dan masyarakat madani merujuk pada semangat yang sama sebagai sebuah masyarakat yang adil, terbuka, demokratis, sejahtera, dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diimplementasikan dalam kehidupan sosial.
Prinsip masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani) adalah keadilan sosial, egalitarianisme, pluralisme, supremasi hukum, dan pengawasan sosial. Keadilan sosial adalah tindakan adil terhadap setiap orang dan membebaskan segala penindasan. Egalitarianisme adalah kesamaan tanpa diskriminasi baik etnis, agama, suku, dll. Pluralisme adalah sikap menghormati kemajemukan dengan menerimanya secara tulus sebagai sebuah anugerah dan kebajikan. Supremasi hukum adalah menempatkan hukum di atas segalanya dan menetapkannya tanpa memandang “atas” dan “bawah”.
Kegiatan Belajar 2: Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera
Rangkuman

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural di mana bangsa ini terdiri dari pelbagai macam suku, bahasa, etnis, agama, dll. meskipun plural, bangsa ini terikat oleh kesatuan kebangsaan akibat pengalaman yang sama: penjajahan yang pahit dan getir. Kesatuan kebangsaan itu dideklarasikan melalui Sumpah Pemuda 1928 yang menyatakan ikrar: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia. Kesatuan kebangsaan momentum historisnya ada pada Pancasila ketika ia dijadikan sebagai falsafah dan ideologi negara. Jika dibandingkan, ia sama kedudukannya dengan Piagam Madinah. Keduanya, Pancasila dan Piagam Madinah merupakan platform bersama semua kelompok yang ada untuk mewujudkan cita-cita bersama, yakni masyarakat madani.
Salah satu pluralitas bangsa Indonesia adalah agama. Karena itu peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat madani sangat penting. Peran itu dapat dilakukan, antara lain, melalui dialog untuk mengikis kecurigaan dan menumbuhkan saling pengertian, melakukan studi-studi agama, menumbuhkan kesadaran pluralisme, dan menumbuhkan kesadaran untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat madani.
Kegiatan Belajar 3: Hak Asasi Manusia dan Demokrasi
Rangkuman

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah wewenang manusia yang bersifat dasar sebagai manusia untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut sesuatu baik yang bersifat materi maupun immateri. Secara historis, pandangan terhadap kemanusiaan di Barat bermula dari para pemikir Yunani Kuno yang menggagas humanisme. Pandangan humanisme, kemudian dipertegas kembali pada zaman Renaissance. Dari situ kemudian muncul pelbagai kesepakatan nasional maupun internasional mengenai penghormatan hak-hak asasi manusia. Puncaknya adalah ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan Declaration of Human Right, disusul oleh ketentuan-ketentuan lain untuk melengkapi naskah tersebut. Secara garis besar, hak asasi manusia berisi hak-hak dasar manusia yang harus dilindungi yang meliputi hak hidup, hak kebebasan, hak persamaan, hak mendapatkan keadilan, dll.
Jauh sebelum Barat mengonseptualisasikan hak asasi manusia, terutama, sejak masa Renaissance, Islam yang dibawa oleh Rasulullah telah mendasarkan hak asasi manusia dalam kitab sucinya. Beberapa ayat suci al-Qur’an banyak mengonfirmasi mengenai hak-hak tersebut: hak kebebasan, hak mendapat keadilan, hak kebebasan, hak mendapatkan keamanan, dll. Puncak komitmen terhadap hak asasi manusia dinyatakan dalam peristiwa haji Wada di mana Rasulullah berpesan mengenai hak hidup, hak perlindungan harta, dan hak kehormatan.
Sama halnya dengan hak asasi manusia, demokrasi yang berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, secara historis telah ada sejak zaman Yunani Kuno sebagai respons terhadap pemerintahan otoriter yang tidak menutup partisipasi rakyat dalam setiap keputusan-keputusan publik. Melalui sejarah yang panjang, sekarang demokrasi dipandang sebagai sistem pemerintahan terbaik yang harus dianut oleh semua negara untuk kebaikan rakyat yang direalisasikan melalui hak asasi manusia. Hak asasi manusia hanya bisa diwujudkan dalam suatu sistem yang demokrasi di mana semua warga memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara.
Sama halnya dengan hak asasi manusia, prinsip-prinsip demokrasi seperti kebebasan, persamaan, dll. terdapat juga dalam Islam. Beberapa ayat al-Qur’an mengonfirmasi prinsip-prinsip tersebut. Selain itu juga, praktik Rasulullah dalam memimpin Madinah menunjukkan sikapnya yang demokratis. Faktanya adalah kesepakatan Piagam Madinah yang lahir dari ruang kebebasan dan persamaan serta penghormatan hak-hak asasi manusia.

MODUL 4
HUKUM
Kegiatan Belajar 1: Menumbuhkan Kesadaran untuk Taat terhadap Hukum Allah SWT
Rangkuman

Para ulama mendefinisikan hukum syari’at/hukum Islam adalah seperangkat aturan yang berasal dari pembuat syari’at (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah atau ditinggalkan suatu larangan atau yang memberikan pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan.
Secara garis besar hukum Islam terbagi menjadi lima macam: Pertama, Wajib; yaitu suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh seseorang, maka orang yang mengerjakannya akan mendapat pahala dan apabila perbuatan itu ditinggalkan maka akan mendapat siksa. Kedua, Sunnah (mandub), yaitu perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan akan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan maka orang yang meninggalkan tersebut tidak mendapat siksa.
Hukum yang ketiga adalah haram, yaitu segala perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan akan mendapat pahala sementara apabila dikerjakan maka orang tersebut akan mendapat siksa. Yang keempat adalah makruh, yaitu satu perbuatan disebut makruh apabila perbuatan tersebut ditinggalkan maka orang yang meninggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan maka orang tersebut tidak mendapat siksa. Yang kelima adalah mubah yaitu suatu perbuatan yang apabila dikerjakan orang yang mengerjakan tidak mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.
Sementara prinsip-prinsip hukum dalam Islam oleh para ulama dijelaskan sebanyak tujuh prinsip. Ketujuh prinsip tersebut adalah Prinsip Tauhid, Prinsip Keadilan, Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar, Prinsip al-Hurriyah (Kebebasan dan Kemerdekaan), Prinsip Musawah (Persamaan/Egaliter), Prinsip ta’awun (Tolong-menolong), Prinsip Tasamuh (Toleransi).
Kegiatan Belajar 2: Fungsi Profetik Agama (Kerasulan Nabi Muhammad SAW) dalam Hukum Islam
Rangkuman

Petunjuk Allah SWT dalam al-Qur’an hanya dapat dilaksanakan dengan syarat mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Inilah yang kemudian disebut dengan sunnah Nabi SAW atau hadits. Secara sederhana diartikan dengan segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi SAW.
Urgensi sunnah Nabi SAW dalam hukum Islam ditegaskan dengan beberapa argumen, di antaranya adalah:
  1. Iman. Salah satu konsekuensi beriman kepada Allah SWT adalah menerima segala sesuatu yang bersumber dari para utusan-Nya (khususnya Nabi Muhammad SAW).
  2. Al-Qur’an. Di dalam al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan kewajiban taat kepada Rasulullah SAW.
  3. Di antara argumen tentang posisi sunnah sebagai sumber hukum dalam Islam dijelaskan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW dalam beberapa haditsnya.
  4. Di antara argumen tentang posisi sunnah sebagai sumber hukum Islam adalah berdasarkan konsensus umat Islam.
  5. Al-Qur’an yang bersisi petunjuk dari Allah secara umum masih bersifat global, sehingga perlu ada penjelasan. Sekiranya tidak ada Hadits Nabi SAW maka ajaran al-Qur’an tidak dapat dilaksanakan secara baik.
Posisi sunnah Nabi SAW terhadap al-Qur’an sangat penting di antaranya adalah untuk menguatkan hukum yang terdapat dalam al-Qur’an, menjelaskan apa yang masih global dalam al-Qur’an, bahkan menetapkan hukum secara mandiri yang tidak terkait langsung dengan al-Qur’an.

 MODUL 5
AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL DAN AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN
Kegiatan Belajar 1: Agama sebagai Sumber Moral
Rangkuman

Agama dalam bahasa Indonesia, religion dalam bahasa Inggris, dan di dalam bahasa Arab merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia dengan Sang Mutlak, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lainnya yang sesuai dengan kepercayaan tersebut.
Dalam studi agama, para ahli agama mengklasifikasikan agama ke dalam pelbagai kategori. Menurut al-Maqdoosi agama diklasifikasikan menjadi 3 kategori: 1) agama wahyu dan non-wahyu, 2) agama misionaris dan non-misionaris, dan 3) agama lokal dan universal.
Berdasarkan klasifikasi manapun diyakini bahwa agama memiliki peranan yang signifikan bagi kehidupan manusia karena di dalamnya terdapat seperangkat nilai yang menjadi pedoman dan pegangan manusia. Salah satunya adalah dalam hal moral.
Moral adalah sesuatu yang berkenaan dengan baik dan buruk. Tak jauh berbeda dengan moral hanya lebih spesifik adalah budi pekerti. Akhlak adalah perilaku yang dilakukan tanpa banyak pertimbangan tentang baik dan buruk. Adapun etika atau ilmu akhlak kajian sistematis tentang baik dan buruk. Bisa juga dikatakan bahwa etika adalah ilmu tentang moral. Hanya saja perbedaan antara etika dan ilmu akhlak (etika Islam) bahwa yang pertama hanya mendasarkan pada akal, sedangkan yang disebut terakhir mendasarkan pada wahyu, akal hanya membantu terutama dalam hal perumusan.
Di tengah krisis moral manusia modern (seperti dislokasi, disorientasi) akibat menjadikan akal sebagai satu-satunya sumber moral, agama bisa berperan lebih aktif dalam menyelamatkan manusia modern dari krisis tersebut. Agama dengan seperangkat moralnya yang absolut bisa memberikan pedoman yang jelas dan tujuan yang luhur untuk membimbing manusia ke arah kehidupan yang lebih baik.
Kegiatan Belajar 2: Akhlak Mulia dalam Kehidupan
Rangkuman

Akhlak dalam praktiknya ada yang mulia disebut akhlak mahmudah dan ada akhlak yang tercela yang disebut akhlak madzmumah. Akhlak mulia adalah akhlak yang sesuai dengan ketentuan-ketentuanan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya sedangkan akhlak tercela ialah yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah dan rasul-Nya. Kemudian dari pada itu, kedua kategori akhlak tersebut ada yang bersifat batin dan ada yang bersifat lahir. Akhlak batin melahirkan akhlak lahir.
Menurut al-Ghazali sendi akhlak mulia ada empat: hikmah, amarah, nafsu, keseimbangan di antara ketiganya. Keempat sendi tersebut melahirkan akhlak-akhlak berupa: jujur, suka memberi kepada sesama, tawadlu, tabah, tinggi cita-cita, pemaaf, kasih sayang terhadap sesama, menghormati orang lain, qana’ah, sabar, malu, pemurah, berani membela kebenaran, menjaga diri dari hal-hal yang haram. Sedangkan empat sendi akhlak batin yang tercela adalah keji, bodoh, rakus, dan aniaya. Empat sendi akhlak tercela ini melahirkan sifat-sifat berupa: pemarah, boros, peminta, pesimis, statis, putus asa.
Akhlak mulia dalam kehidupan sehari diwujudkan baik dalam hubungannya dengan Allah – akhlak terhadap Allah, antara lain: tauhid, syukur, tawakal, mahabbah; hubungannya dengan diri sendiri – akhlak terhadap diri sendiri, antara lain: kreatif dan dinamis, sabar, iffah, jujur, tawadlu; dengan orang tua atau keluarga – akhlak terhadap orang tua, antara lain: berbakti, mendoakannya, dll.; hubungannya dengan sesama – akhlak terhadap sesama atau masyarakat, antara lain: ukhuwah, dermawan, pemaaf, tasamuh; dan hubungannya dengan alam – akhlak terhadap alam, antara lain: merenungkan, memanfaatkan. 

MODUL 6
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI
Kegiatan Belajar 1: Iman, Ipteks, dan Amal sebagai Kesatuan
Rangkuman

Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menurut syari’at adalah membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan.
Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh Allah dirumuskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran dan As-Sunnah. Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and science).
Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.
Kesenian islam tidak harus berbicara tentang islam. Ia tidak harus berupa nasihat langsung, atau anjuran berbuat kebajikan,bukan juga penampilan abstrak tentang akidah. Seni yang islami adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang indah serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan islam tentang alam, hidup, dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan (Manhaj Al-Tarbiyah Al-islamiyah, 119).
Ada 4 hal pandangan islam dalam etos kerja yaitu: Niat (komitmen) sebagai dasar nilai kerja, Konsep ihsan dalam bekerja, Bekerja sebagai bentuk keberadaan manusia, dan Orang mukmin yang kuat lebih disukai.
Kegiatan Belajar 2: Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu
Rangkuman

Pengertian yang kita petik dari ayat ini bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan adalah suatu perintah (amar) sehingga dapat dikatakan suatu kewajiban. Harus kita sadari bahwa agama adalah merupakan pedoman bagi kebahagiaan dunia akhirat, sehingga ilmu yang tersimpul dalam agama tidak semata ilmu yang menjurus kepada urusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang mengarah kepada duniawi.
Manusia dituntut untuk menuntut ilmu, dan hukumnya wajib. Jika tidak menuntut ilmu berdosa. Selain hukum tersebut menuntut ilmu bermanfaat untuk mencapai kecerdasan atau disebut ulama (orang yang memiliki ilmu). Namun di balik itu, orang yang memiliki ilmu (ilmuwan) akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan. Dalam Alquran terdapat 620 kata amal.
Dalam kaitannya dengan orang yang beriman harus didasarkan pada pengetahuan (al-ilm) dan direalisasikan dalam karya nyata yang bermanfaat bagi kesejahteraan dunia dan akhirat, tentunya amal yang dibenarkan oleh ajaran agama (amal saleh).
Kegiatan Belajar 3: Tanggung Jawab Ilmuwan dan Seniman
Rangkuman

Tanggung jawab adalah sebagai perbuatan (hal dan sebagainya) bertanggung jawab atau sesuatu yang dipertanggungjawabkan. Istilah tanggung jawab dalam bahasa Inggris disebut responsibility atau dikenal dengan istilah populer accountability, dalam bahasa agama disebut hisab (perhitungan).
Penjelasan Alqur-an yang berkaitan dengan tuntutan tanggung jawab yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan bahwa semua anggota badan yang meliputi indra pendengaran, penglihatan dan hati harus dipertanggungjawabkan. Seni adalah keindahan yang merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apa pun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Tanggung jawab ilmuwan dan seniman meliputi: (1) nilai ibadah, (2) berdasarkan kebenaran ilmiah, (3) ilmu amaliah, dan (4) menyebar-luaskan ilmunya.

MODUL 7
BUDAYA AKADEMIK DAN BUDAYA KERJA (ETOS) DALAM ISLAM
Kegiatan Belajar 1: Memahami Makna Budaya Akademik dalam Islam
Rangkuman

Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang berkembang dalam dunia Islam menyangkut persoalan keilmuan. Atau dalam bahasa yang lebih sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam. Di antara poin-poin pentingnya adalah pertama, tentang penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang berilmu, di antaranya adalah:
  1. Wahyu Al-quran yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
  2. Tugas Manusia sebagai khalifah Allah di Bumi akan sukses kalau memiliki ilmu pengetahuan.
  3. Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu.
  4. Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT.
Di samping memberikan apresiasi terhadap orang yang berilmu poin penting lain yang dijelaskan Al-quran adalah bahwa:
  1. Iman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak ditopang dengan ilmu, demikian juga dengan amal shalih.
  2. Tugas kekhalifahan manusia tidak akan dapat sukses kalau tidak dilandasi dengan ilmu.
  3. Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah; orang yang selalu mengingat Allah yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu menggunakan akalnya untuk memikirkan ciptaan Allah SWT. Serta selalu berusaha menambah ilmu dengan membuka diri terhadap setiap informasi yang baik dan kemudian memilih yang terbaik untuk dijadikan pegangan dan diikutinya.
Kegiatan Belajar 2: Etos Kerja, Sikap Terbuka, dan Keadilan dalam Islam
Rangkuman

Budaya akademik akan dapat terwujud dengan syarat sikap-sikap positif juga dimiliki. Di antara sikap positif yang harus dimiliki adalah etos kerja yang tinggi, sikap terbuka dan berlaku adil. Arti penting dari ketiga sikap tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Untuk dapat meningkatkan etos kerja seorang muslim harus terlebih dahulu memahami tugasnya sebagai manusia yaitu sebagai khalifah Allah SWT di muka dan juga sebagai hamba yang berkewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT. Beberapa petunjuk Al-quran agar dapat meningkatkan etos kerja antara lain;
  1. Mengatur waktu dengan sebaik-baiknya.
  2. Bekerja harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus diberi catatan bahwa etos kerja yang tinggi tidak boleh menjadikan orang tersebut lupa kepada Allah SWT.
Sikap positif selanjutnya adalah sikap terbuka atau jujur; Seseorang tidak mungkin akan dapat meraih keberhasilan dengan cara mempunyai etos kerja yang tinggi kalau tidak memiliki sikap terbuka dan jujur. Karena orang yang tidak terbuka maka akan cenderung menutup diri sehingga tidak dapat bekerja sama dengan yang lain. Apalagi kalau tidak jujur maka energinya akan tersita untuk menutupi ketidakjujuran yang dilakukan. Maka Al-quran dan Hadis memberi apresiasi yang tinggi terhadap orang yang terbuka dan jujur.
Buah dari keterbukaan seseorang maka akan melahirkan sikap adil. Makna adil yang diperkenalkan Al-quran bukan hanya dalam aspek hukum melainkan dalam spektrum yang luas. Dari segi kepada siapa sikap adil itu harus ditujukan Al-quran memberi petunjuk bahwa sikap adil di samping kepada Allah SWT dan orang lain atau sesama makhluk juga kepada diri sendiri.

MODUL 8
POLITIK
Kegiatan Belajar 1: Kontribusi Agama dalam Kehidupan Politik
Rangkuman

Kontribusi yang diberikan oleh agama khususnya Islam dalam kehidupan politik cukup banyak. Dalam modul ini khususnya pada bagian Kegiatan Belajar 1 seperti telah dijelaskan di atas mencoba memberi gambaran tentang hal tersebut hanya dari dua sisi saja, itu pun keduanya bersifat normatif. Yaitu tentang prinsip-prinsip kekuasaan politik yang diajarkan oleh Islam dan kriteria pemegang kekuasaan politik yang diajarkan oleh Islam.
Pada bagian pertama, Islam secara lebih khusus Al-quran mengajarkan bahwa kehidupan politik harus dilandasi dengan empat hal yang pokok yaitu:
  1. Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat.
  2. Sebagai bagian untuk menegakkan hukum dengan adil.
  3. Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasu-Nya, dan ulil amri.
  4. Selalu berusaha kembali kepada Al-quran dan Sunnah Nabi SAW.
Pada bagian yang kedua, Islam memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang yang akan diberi amanah untuk memegang kekuasaan politik. Yaitu orang tersebut haruslah:
  1. Seorang yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakannya serta jujur.
  2. Seorang yang dapat dipercaya.
  3. Seorang memiliki keterampilan dalam komunikasi.
  4. Seorang yang cerdas.
  5. Yang paling penting Anda seorang yang dapat menjadi teladan dalam kebaikan.
Kegiatan Belajar 2: Peranan Agama dalam mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Rangkuman

Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya, di samping tentunya sejumlah persamaan. Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu akan menimbulkan konflik dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kenyataan tersebut perlu dicari sebuah cara untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan. Pendekatan terbaik untuk melakukan tersebut adalah melalui agama. Secara normatif agama Islam lebih khusus Al-quran banyak memberi tuntunan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Beberapa prinsip yang diajarkan Al-quran untuk tujuan tersebut antara lain:
  1. Prinsip persatuan dan persaudaraan.
  2. Prinsip persamaan.
  3. Prinsip kebebasan.
  4. Prinsip tolong-menolong.
  5. Prinsip perdamaian.
  6. Prinsip musyawarah.
MODUL 9
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Kegiatan Belajar 1: Agama adalah Rahmat dari Allah SWT bagi Seluruh Hamba-Nya
Rangkuman

Allah SWT telah menganugrahkan kepada setiap manusia fitrah bertuhan. Kualitas fitrah tersebut di antara manusia tidak ada perbedaan. Yang membedakan nantinya adalah aktualisasinya dalam sikap hidup. Dari sini kita dapat memahami manusia apapun kepercayaannya pasti mempunyai pandangan yang sama tentang satu nilai yang universal misalnya tentang kasih sayang, kejujuran dan lain-lain. Itulah salah satu bukti bahwa manusia memiliki hati nurani sebagai fitrah anugerah Tuhan
Sungguh sesuatu yang logis kalau Allah kemudian memberi petunjuk kepada manusia berupa agama yang diturunkan melalui para rasul dengan perantaraan wahyu. Karena fitrah beragama tersebut masih berupa potensi maka wajar kalau ajaran agama yang diturunkan Allah tersebut berisi petunjuk bagaimana cara mengaktualkan fitrah tersebut ke dalam perbuatan nyata. Agama tersebut pastilah yang juga bersumber dari Allah SWT. Manusia tidak diberi wewenang untuk menetapkan agama apa yang baik untuk berhubungan dengan Allah SWT yang berhak menetapkan adalah Allah SWT sebagai pemberi fitrah.
Namun demikian manusia diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya. Setelah petunjuk agama disampaikan para rasul apakah manusia akan mengikuti atau menolaknya sepenuhnya manusia diberi pilihan. Pilihan yang diambil itulah yang akan dijadikan pertimbangan Allah SWT untuk memberi balasan di akhirat. Kalau pilihannya sesuai dengan petunjuk Allah maka hidupnya akan bahagia dunia akhirat, namun apabila sebaliknya hasilnya adalah kehinaan hidup di dunia dan akhirat.
Kegiatan Belajar 2: Kerukunan Antar Umat Beragama
Rangkuman

Bentuk persaudaraan yang dianjurkan oleh Al-quran tidak hanya persaudaraan satu aqidah namun juga dengan warga masyarakat lain yang berbeda aqidah. Terhadap saudara kita yang sesama aqidah, Al-quran bahkan jelas menggaris bawahi akan urgensinya. Beberapa petunjuk menyangkut persaudaraan dengan sesama muslim dijelaskan secara rinci.
Di antara perincian tentang petunjuk tersebut adalah bahwa penegasan bahwa sesama orang yang beriman mereka bersaudara. Di antara mereka tidak boleh saling mengolok, karena boleh jadi yang diolok-olok sebenarnya lebih baik. Di antara mereka juga tidak boleh saling menggunjing, karena perbuatan tersebut merupakan dosa. Dan antar sesama muslim harus saling menolong untuk melaksanakan kebaikan dan ketakwaan, juga saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Terhadap warga masyarakat yang non-muslim, persaudaraan harus juga dibina. Persaudaraan dan kerja sama tersebut tentu saja bukan dalam hal aqidah, karena kalau dalam bidang aqidah sudah jelas berbeda maka tidak mungkin ada titik temu. Toleransi tersebut sebatas menyangkut hubungan antar sesama dan hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan. Maka dalam menjalin toleransi tersebut ada etika yang harus dipatuhi yaitu tidak boleh menghina keyakinan agama lain serta tidak boleh mencampur adukkan aqidah masing-masing.